Chapter 49 - EXTRA CHAPTER

29.9K 691 48
                                    

CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!

Jangan lupa untuk selalu tekan vote dan ramaikan komentarnya ya🫶🏻

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Tentang si pemilik rambut ikal, yang selalu kuingat bersama gemuruh suara Ferrari merahnya yang membelah jalanan. Sudah berlalu cukup lama sejak aku terakhir melihatnya, tapi rasa penasaran ini tak pernah benar-benar pergi.

Masihkah wangi aroma yang selalu membuat jantungku berdegup sedikit lebih cepat itu sama? Masihkah tatapan hangat itu hadir saat matanya menemukan diriku di antara keramaian? Dan senyumnya, senyum yang dulu bisa meluruhkan segalanya, apakah masih semanis dan setulus seperti saat itu?

Aku ingin bertemu lagi, bahkan hanya untuk bertanya: apakah dia baik-baik saja? Apakah mimpi-mimpi yang dulu ia kejar sudah berada dalam genggamannya sekarang? Ada begitu banyak pertanyaan yang menggantung di hatiku, tapi yang paling membara hanyalah satu: aku merindukanmu.

Aku ingin menyayangimu lagi, sekali lagi. Kali ini, mungkin kamu akan mengerti bahwa aku, dengan segala ketidakpastianku, adalah satu-satunya yang akan terus menginginkanmu, berulang kali.

Mungkin dengan mencintaimu lagi, kamu akan menyadari bahwa di setiap waktumu, aku selalu ada di sana, menunggu.

Melbourne, Australia. 
Tiga tahun kemudian.

Ainsley berdiri di depan kelas, dikelilingi oleh wajah-wajah antusias murid-muridnya. Sejak dua tahun yang lalu, ia telah menemukan kembali arah hidupnya. Kini, ia menjadi seorang guru musik di salah satu sekolah menengah atas seni paling bergengsi di kota ini.

Di name tag-nya, tertulis jelas: Ainsley Lysander B. Hanya itu. Tidak ada yang tahu makna dari huruf terakhir di namanya, kecuali dirinya sendiri dan mungkin seseorang dari masa lalu yang sudah ia kubur dalam-dalam.

Ainsley merasa bahagia dengan kehidupannya saat ini. Damai dan penuh cinta dari murid-muridnya yang begitu menghargai dirinya. Beberapa bulan lalu, bahkan, ia dianugerahi penghargaan sebagai guru terfavorit. Seolah semua luka masa lalu kini hanya bayangan samar yang tak lagi menghantui.

Bel sekolah berbunyi, menandakan akhir pelajaran. Suara sorakan kegembiraan langsung memenuhi kelas, para murid cepat-cepat membereskan barang-barang mereka. Ainsley tersenyum, menutup pelajarannya dengan nada penuh semangat.

"Oke, karena besok akhir pekan, selamat berlibur! Sampai jumpa hari Senin," ucapnya dengan suara hangat yang membuat para murid semakin bersemangat.

"Thank you, Miss!" mereka berseru serempak sebelum berhamburan keluar dari kelas.

Satu persatu murid meninggalkan ruangan, sementara Ainsley merapikan buku-bukunya. Di tengah kesibukannya, seorang pria tiba-tiba masuk ke dalam kelas.

Ainsley menoleh, tersenyum kecil sembari menggantungkan tas di bahunya.

"Oh, hai Mr. Corner," sapanya.

Wild Corner, salah satu petinggi sekolah itu, membalas senyum Ainsley dengan anggukan sopan. "Selamat sore, Miss Lysander. Bagaimana hari ini?" tanyanya dengan nada akrab.

Ainsley tersenyum canggung, sudah terbiasa dengan basa-basi pria duda berusia 35 tahun itu. Ia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, sikap perhatian yang terlalu sering diberikan pria itu membuat Ainsley sudah hafal pola interaksinya. Meskipun Wild selalu sopan, Ainsley tahu ada sesuatu di balik tatapan matanya.

"Seperti biasa, hari yang menyenangkan," jawab Ainsley dengan senyum sopan yang biasa ia tunjukkan.

Wild tersenyum lebar, lalu berdehem pelan sebelum berbicara dengan nada rendah yang sudah menjadi ciri khasnya. "Kau sibuk malam ini? Bagaimana kalau makan malam di tempatku?"

FADED DESIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang