Ϲһα⍴tᥱr 59

1 1 0
                                    

Zyan yang kesal dengan cara berpikir Candra yang tak pernah berubah dari dulu menghampirinya dan langsung menarik ikat pinggang Candra. "Berlutut, " perintah Zyan. Candra pun menurut dan langsung berlutut di hadapan Zyan. Satu pukulan melayang di tubuh Candra sebagai hukuman atas perlakuannya. "JIKA KAU TIDAK SUKA SEHARUSNYA KAU JANGAN MEMARAHI ADIKMU DI TEMPAT UMUM, " teriak Zyan hingga membuat Kirana mendengar nya dan keluar kamar untuk melihatnya. "APA SUSAHNYA MENEGUR KIRANA DENGAN PELAN?" Melihat ayahnya sedang menghukum Candra, ia panik dan langsung turun untuk menghentikan ayahnya.

"Ayah, hentikan, " ucap Kirana yang langsung merampas ikat pinggang itu dari Zyan. Kirana lalu menghampiri Candra untuk mengecek keadaannya.

"AYAH HENTIKAN. Kirana yan salah di sini bukan kak Candra. Seharusnya Kirana lah yang ayah hukum bukan kakak, "

"Tidak dik. Ini memang kesalahan kakak, "

"Lihat. Inilah kalian nak. Inilah 2ADY yang ayah kenal. Kalian adalah saudara yang saling melindungi satu sama lain, "

"Maafkan kakak dik. Kakak sudah salah dalam mengawasi mu. Kakak hanya takut suatu saat ada pria lain yang menyakiti mu. Itu saja, "

"Aku juga minta maaf kak. Mulai sekarang aku akan menurut padamu, "

Candra memeluk Kirana dengan sangat serat sambil mengelus pelan rambut adiknya. Mereka sekilas melirik ke arah Zyan dan berdiri lalu memeluk ayahnya.

"Ayah tidak bisa melihat putra putri ayah bertengkar seperti ini nak, " ucap Zyan.

----------------


Malam sudah menunjukkan jam setengah 12 malam, dan pesta pun kini sudah selesai. Mengetahui acara telah berakhir, Veyna keluar dari kamarnya begitu juga Mijay yang belum juga tidur.

"Jay, kamu belum tidur?"

"Bagaimana dia bisa tidur kalau suara musik kalian keras sekali?" Leyna dan Mijay tertawa kecil.

"Vey. Sepertinya aku harus pulang. Ayah dari tadi menelfon. Katanya ibu tidak tenang tidur jika jauh dari Jay, "

"Yahh padahal Jay pengen tidur di sini dengan kakak Veyna, "

"Lain waktu ya dik, "

Leyna dan Mijay pun akhirnya pulang ke rumah karena Velyn tidak bisa tidur jika berjauhan dengan Mijay. Di tengah perjalanan Leyna melihat pria yang tadi berdansa dengannya sedang kebingungan seperti membutuhkan bantuan. Leyna menghampiri pria tersebut untuk menanyakan apa yang terjadi padanya.

"Hai. Ada apa dengan mobil mu?"

"Ban mobil ku bocor. Aku tidak bisa menelfon siapa-siapa di sini untuk menjemput ku, "

"Dimana kau tinggal? Biar aku antarkan, "

"Kau yakin ingin mengantarkan ku?"

"Menurutmu untuk apa aku berhenti di sini jika tidak membantu mu?"

"Baiklah. Tapi aku tidak enak jika wanita yang menyetirnya. Biar aku saja yang menyetirnya, "

"Em baiklah. Tapi bagaimana dengan mobilmu?"

"Besok aku akan kesini bersama montir, " Leyna pun turun dari kursinya dan pindah ke kursi satunya. Sementara pria tadi duduk di kursi tempat mengemudi mobil.

"Oh iya aku lupa menanyakan siapa nama mu?"

"Leyna Hernandes, "

"Ow jadi kamu yang menggelar new fire party, "

"Hum, "

"Aku orang baru di sini. Aku hanya tau bahwa pria dari umur 20-30 tahun boleh datang ke party tersebut. Kebetulan aku sangat jenuh sekali dengan pekerjaan ku. Jadi aku memutuskan untuk hadir di acara party mu, "

HERNANDES : The Kindness Monster'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang