"Belum ada yang tau bahwa Veyna mereka kembali, dan Leyna mereka telah pergi kecuali adik kami Mijay. Dan hari ini kau juga telah mengetahui kebenaran itu, "
"Lalu sekarang apa rencana mu, "
"Aku akan menggunakan identitas Leyna untuk memburu pelaku tersebut, "
----------------
Malam harinya, saat sedang kumpul bersama di ruang tamu sambil menonton televisi dan bercanda. Tiba-tiba mereka di hebohkan dengan berita yang menyiarkan kematian seorang pria di ruko terbengkalai belakang pasar."Di temukan nya jasad seorang pria yang di kenal sebagai pedagang daging di sebuah ruko kosong terbengkalai tepat di belakang pasar umum Dubai. Saat ini polisi masih belum bisa memberikan informasi lengkap mengenai motif pembunuhan tersebut dan masih mencari pelaku... "
Melihat berita itu, Mijay menatap wajah korban dan sekilas menatap ke arah kakaknya. Veyna dengan senangnya tersenyum licik ke arah Mijay seperti memberi isyarat bahwa dialah yang membunuhnya. Mengetahui itu, Mijay ikut tersenyum dan merasa senang salah satu di antara mereka sudah di habisi.
----------------
Keesokan harinya, seperti biasa anak-anak Hernandes selalu lari pagi di lapangan pribadi mereka. Saat sedang lari, Kirana menghampiri Veyna."Leyna. Kamu udah dengar berita semalam tidak?"
"Apa itu?"
"Yang kasus pembunuhan di pasar, "
"Oh itu. Iya aku sudah tau, "
"Malang sekali ya. Padahal aku baru saja membeli daging di sana. Dan katanya setelah aku pulang tak berselang lama pria itu di bunuh, "
"Wow, "
"Kau ada di sana bukan? Apa kau melihat langsung mayat itu?"
"Tidak. Setelah kau pergi aku juga ikut pergi, "
"Tapi syukurlah kalian berdua tidak kenapa-kenapa, " sahut Bella. Veyna dan Kirana tersenyum kecil sambil berlari kecil. Hingga tak lama Candra datang dengan jailnya mengambil topi adiknya Kirana.
"Pada gosip apaan sih?"
"Ih kakak. Kembalikan topi ku, "
"Tangkap kalau bisa, "
Candra berlari sekencang mungkin untuk menghindari kejaran dari Kirana. Sementara dari balkon belakang rumah Varez, dia terus memperhatikan Veyna.
"Apa yang terjadi padaku akhir-akhir ini. Kenapa aku merasa bahwa putriku bukanlah Leyna yang ku kenal. Dia seperti asing bagiku ketika jauh, namun saat dekat aku merasa seperti mempunyai ikatan dengannya, " ucap Varez pelan.
----------------
Siang harinya, Veyna kembali keluar untuk kembali memburu pelaku selanjutnya. Di tengah perjalan Veyna di cegat kembali oleh Matteo."Ada apa?"
"Apa kau ingin pergi memburu pelaku itu sendiri?"
"Ck tuan Matteo. Apa kau tau resiko atas membunuh orang?"
"Ya aku tau. Tapi kau pasti membutuhkan bantuan ku nanti, "
Veyna tersenyum dam memperbolehkan Matteo untuk ikut bersamanya.
"Kemana kita akan pergi?"
"Ke SPBU, "
"Ngapain?"
"Di antara mereka ada yang bekerja di sana, "
"Veyna. Tidak mungkin kan kau pergi ke sana dan langsung membunuhnya?"
"Kau pikir aku bodoh? Kita bisa pancing dia untuk ikut dengan kita, "
Singkat cerita, mereka sudah tiba di tempat pengisian bahan bakar umum atau SPBU. Veyna masuk ke antrian mobil untuk mengisi bahan bakar. Sambil menunggu antrian dia juga mengecek-ngecek ke sekitar SPBU untuk mencari pelaku. Namun sialnya Veyna tidak menemukan keberadaannya sama sekali.
"Permisi tuan nona, mau di isi berapa?"
"Em dengar. Aku tidak ingin mengisi bahan bakar ku. Aku hanya ingin bertanya saja, "
"Oh. Mau nanya apa?"
"Apa kau mengenal pria ini?"
"Oh iya. Dia karyawan di SPBU ini, "
"Dimana dia?"
"Hari ini dia tidak masuk. Katanya sedang tidak enak badan, "
"Oh begitu. Kalau boleh tau di mana alamatnya?"
Petugas SPBU itu memberitahukan alamat si pelaku pada Veyna, dan sesegera mungkin pergi menuju rumah si pelaku. Setibanya di sana, ternyata tempat itu hanya kontrakan kecil yang tidak begitu mewah. "Matteo. Kau tunggu di sini mengawasi situasi. Kalau ada apa-apa langsung telfon aku, " ucap Veyna.
Veyna turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah untuk memberikan pelajaran pada pelaku. Untungnya pintu utama tidak di kunci dan Veyna bisa dengan mudah masuk ke dalam. Mendengar ada yang masuk, si pelaku yang sedang berbaring di kasurnya langsung berdiri dan pergi untuk mengecek.
"Siapa?" Ucap si pelaku saat melihat Veyna duduk santai di sofa ruang tamu membelakangi dirinya.
"Nona. Apa kau tersesat?"
"Tidak. Memang tempat ini tujuan ku, " jawab Veyna yang langsung berbalik badan. Melihat Veyna pelaku itu berteriak ketakutan hingga terduduk di lantai. "HA-HANTU? A... AMPUN, " ucap si pelaku sambil mengesot jalan mundur ke belakang. Kaki nya yang kemas tidak bisa di gerakkan untuk kabur, karena takut dia hanya bisa mengesot berusaha menghindar dari Veyna. "Kenapa takut sayang? Bukan kah waktu itu kau sangat bersenang-senang menikmati tubuh saudariku?" Ucap Veyna yang perlahan-lahan mendekati si pelaku. Veyna lalu mengambil sebuah tongkat bisbol untuk menghabisi si pelaku. Namun pria itu masih bisa menghindar, dan bersembunyi di bawah meja makan. Veyna lalu mendorong meja makan tersebut hingga jatuh ke lantai menimbulkan kebisingan. "TOLONG HENTIKAN, AKU AKAN IKUT DENGAN MU KE KANTOR POLISI, " ucap pria itu ketakutan. "Hukuman polisi tidak menjamin ketenangan saudari ku sayang. Kau harus ku kirim sendiri ke neraka seperti aku mengirim teman mu kemarin, " jawab Veyna lembut dengan tatapan mematikan. Pria itu kemudian berdiri dan langsung mengambil sebuah pisau untuk melakukan perlawanan. Tangan Veyna sempat tersayat pisau hingga berdarah dan menetes di lantai. Veyna semakin kesal dan langsung memukul tangan pria itu dengan tongkat bisbol dan menjatuhkan pisau tersebut.
Saat Veyna sedang mengambil pisau yang terjatuh itu, pria itu langsung melarikan diri ke kamar dan mengunci pintu untuk bersembunyi. Terlihat pria itu sangat ketakutan dan langsung menelfon temannya Jack.
"Hallo, ada apa?"
"Jack gawat, "
"Ada apa?"
"Le-Leyna belum meninggal. Dia masih hidup dan kini sedang memburu kita untuk di habisi, "
"Kau ini bicara apa? Jelas-jelas Leyna sudah tewas malam itu, "
"Tidak Jack dia masih ada. Jika tidak percaya kita lakukan panggilan video, saat ini dia sedang mengincar ku, " pria itu langsung mengalihkan panggilan tersebut dan secara bersamaan Veyna berhasil membuka pintu tersebut. Saat melihat Veyna, pria itu terkejut sampai-sampai menjatuhkan ponsel miliknya ke lantai. Dari panggilan video tersebut, terlihat jelas rupa wajah cantik Veyna yang sangat mirip dengan Leyna. Selain itu juga Jack melihat langsung bagaimana Veyna menggorok leher temannya dan juga memotong alat vitalnya. Veyna kemudian mengambil ponsel itu dan berbicara dengan Jack.
"Setelah ini adalah giliran mu. Gunakan waktu mu untuk berbahagia dengan orang tercinta mu. Karena entah malam ini atau bahkan besok, aku akan datang ke hadapan mu. Merobek mulutmu, memutuskan kedua tangan mu, dan juga memotong alat vital mu yang tidak berguna itu, " ucap Veyna yang langsung mematikan ponsel tersebut dan meninggalkannya di lantai.
Sementara itu Matteo di buat terkejut ketika ada salah satu warga yang hendak ke rumah si pelaku. "Hallo Veyna. Jangan keluar lewat pintu utama. Ada warga yang datang di depan, " mengetahui itu, Veyna cepat-cepat pergi keluar lewat pintu belakang dan berhasil lolos hingga kembali ke mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERNANDES : The Kindness Monster's
Fantastik࿙⃛࿚⃛࿙⃛࿚⃛ ୨୧ ࿙⃛࿚⃛࿙⃛࿚⃛ T𝖾𝗋𝗶𝗆𝗮 𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝘀𝗮𝗒𝗮 𝗎𝖼𝗮𝗽𝗸𝗮𝗻 𝗸𝖾𝗽𝗮𝗱𝗮 𝘁𝖾𝗆𝗮𝗻-𝘁𝖾𝗆𝗮𝗻 𝗒𝗮𝗻𝗀 𝘀𝗎𝗱𝗮𝗵 𝗆𝗮𝗎 𝗆𝖾𝗅𝗎𝗮𝗻𝗀𝗸𝗮𝗻 𝘄𝗮𝗸𝘁𝗎𝗻𝗒𝗮 𝗎𝗻𝘁𝗎𝗸 𝗆𝗮𝗆𝗽𝗶𝗋 𝗸𝖾 𝗻𖦹𝘃𝖾𝗅 Μ𝗶𝗆𝗶𝗻 𝗒𝗮𝗻𝗀 𝗯𝖾𝗋𝗷𝗎𝗱𝗎𝗅 Н...