Ϲһα⍴tᥱr 66

2 1 0
                                    

"Ayah kemana ibu?"

"Ayah mu sedang bertugas di pusat utama kota Dubai malam ini bersama paman Zyan dan paman Dicto, " ucap Velyn. Mengetahui ayahnya sedang bertugas, Veyna yang berniat untuk menghabisi Jack malam itu memutuskan untuk tidak melakukannya. Dia juga mengirim pesan singkat pada Matteo bahwa dia tidak bisa melakukan aksi pemburuan nya malam ini di karenakan ayah dan kedua pamannya bertugas menjaga kota malam ini. Malam itu Varez dan beberapa polisi menghampiri Jack di rumahnya. Jack seharian penuh ini mengurung diri karena takut sewaktu-waktu Veyna datang untuk menghabisi nyawanya. Dia juga menutup semua pintu maupun jendela dengan sangat kuat agar Veyna tidak masuk. Jack kemudian di buat panik ketika mendengar seseorang datang mengetuk pintunya. Dari balik celah jendela dia mengintip untuk melihat siapa yang datang, dan rupanya itu adalah ayah Leyna bersama beberapa inspektur kepolisian.

"Oh tidak. Polisi sudah datang bersama ayahnya Leyna. Itu artinya arwah Leyna sudah melaporkan segala perbuatan ku. Aku harus apa sekarang?"

Setelah lama berpikir Jack teringat akan perkataan temannya terakhir kali dalam panggilan telfon waktu itu.

"Kita harus menyerahkan diri Jack. Jika kau tidak mau mati di tangan arwah gentayangan Leyna, "

Mengingat itu Jack berpikir untuk menyerahkan diri ke polisi, dia tidak takut hukuman polisi ataupun penjara seumur hidup. Dia hanya takut kalau Veyna yang dia pikir arwah gentayangannya Leyna datang dan menghabisinya. Sementara Varez dan polisi menghampiri Jack di karenakan dia orang terakhir yang di hubungi oleh korban pembunuhan kedua. Tiba-tiba dari dalam mereka mendengar kegaduhan yang berasal dari Jack sedang memindahkan beberapa meja maupun lemari yang menghalangi pintu. Saat pintu terbuka mereka terkejut melihat Jack berlutut sambil mengucap maaf pada Varez atas apa yang sudah terjadi.

"Tu-tuan. Aku minta maaf. Aku benar-benar menyesali perbuatan ku pada putrimu. Aku minta maaf, " ucap Jack. Mendengar perkataan Jack, Varez kebingungan kenapa dia sampai menyebut putrinya. Omar lalu meminta polisi membawa Jack ke kantor polisi untuk di mintai keterangan. Setibanya di kantor polisi, kini Varez dan kedua adiknya beserta seluruh kepolisian Dubai berkumpul untuk mendengarkan kesaksian Jack.

"Apa kau mengenal mereka?" Tanya Omar sambil memberikan foto kedua korban.

"Iya pak, dia sahabat saya. Kami bersama terbang ke Dubai untuk mencari pekerjaan di sini, "

"Mengapa teman mu menelfon mu untuk terakhir kali?"

"Dia ketakutan pak. Hantu Leyna telah meneror kami dan menghabisi rekan ku. Mungkin saat ini dia sedang mengincar ku pak, jadi aku kemari untuk menyerahkan diri, "

"Apa maksud mu?" Tanya Varez kebingungan.

"Tuan. Aku mewakili kedua teman ku meminta maaf karena sudah menghabisi putri mu malam itu, "

"Hei apa kau mabuk?" Ujar Omar yang langsung menampar Jack.

"Aku berkata jujur pak. Malam itu kami mencegat Leyna di jalan. Leyna adalah mantan kekasihku waktu di Amerika. Entah kenapa dia tiba-tiba menjauh dariku dan menginginkan untuk mengakhiri hubungan kami. Dia berkata bahwa ayahnya tidak setuju jika aku berpacaran, dan meminta Leyna untuk fokus dengan masa depannya. Aku kesal padanya dan berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan bisa mendapatkan Leyna, "

"Itulah mengapa aku datang ke Dubai berpura-pura mencari pekerjaan di sini. Hingga akhirnya aku berhasil menemukan Leyna. Dan aku tidak menyangka bahwa malam itu akan menjadi malam terkahir bagi Leyna, "

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA PUTRIKU?" Teriak Varez yang langsung berdiri. Beberapa polisi berusaha menahan Varez dan memintanya untuk tenang.

"Kami mencekiknya, memukulnya hingga terluka, dan kami memperkosanya secara bergantian malam itu. Agar menutupi bukti-bukti, kami memasukkan benda berkarat kedalam vital Leyna. Dan kami mengakhirinya malam itu juga, " ungkap Jack.

Mendengar pengakuan dari Jack, mata Varez memerah, tangannya mengepal begitu kuat sampai-sampai kukunya menusuk telapak tangannya hingga berdarah. Bukan cuma Varez, Zyan dan Dicto begitu marah mendengar pengakuan dari Jack. Dan tanpa ampun Varez menendang dada Jack hingga terhempas ke dinding kantor. Kali ini polisi tidak menghentikan Varez saat ia dengan sadisnya memukul bahkan mencongkel satu bola mata Jack. "Jika Leyna sudah mati, lalu siapa yang tinggal di rumah tuan Varez, " batin Omar kebingungan. Hingga pada saat Varez  kehilangan kendali dan ingin melenyapkan Jack, Omar menghentikannya. "Tuan aku tau kau sangat emosi. Tapi kita harus mencari tau tentang kematian putrimu, " ucap Omar. Beberapa polisi langsung memborgol tangan Jack dalam keadaan setengah sadar tersebut. Dan kini Varez bersama yang lainnya berbondong-bondong datang ke rumah Varez untuk menemui Veyna.

Matteo yang mendapatkan kabar dari anggota polisi yang bekerja sama dengannya dengan cepat memberitahukan Veyna bahwa Varez berhasil menangkap Jack dan kini mereka juga sudah tau tentang kematian Leyna. Veyna dengan cepat pergi dari rumah menggunakan sepedanya menuju rumah baru milik Leyna dan juga meminta Matteo datang kesana.

Setibanya di rumah, Varez dengan air mata yang mengucur berteriak-teriak memanggil Veyna dengan nama Leyna. Velyn dan Mijay yang mendengarnya langsung keluar kamar dan menghampiri Varez.

"Varez. Ada apa?"

"Dimana Leyna? DIMANA DIA?"

"Dia di kamarnya. Ada apa dengan mu?" Tanpa menjawab pertanyaan istrinya Varez langsung berlari naik ke atas dan masuk ke kamar Leyna. Namun di sana dia tidak menemukan apa-apa kecuali foto di atas meja. Foto itu merupakan foto ketiga pelaku yang sudah di coret-coret oleh Veyna. Dan dari foto itu terungkap juga bahwa kematian kedua teman Jack di sebabkan oleh putrinya sendiri. Varez buru-buru lari dan turun kembali ke bawah sambil menelfon ponsel milik Veyna.

Mijay yang menyadari ketika melihat Jack pelaku pembunuh kakaknya di bawa oleh polisi langsung turun. Dengan tatapan kosong dia menatap dalam ke arah si pelaku  sambil berjalan turun.

"Ayah. Aku tau kakak di mana, " ucap Mijay.

"Jay sayang. Dimana kakakmu sekarang? Katakan pada ayah nak, "

"Kakak saat ini pasti berada di rumah barunya, " ujar Mijay. Varez mengecup kening Mijay dan sesegera mungkin pergi ke rumah baru Leyna. "Ayah tunggu. Aku ingin ikut, " ucap Mijay.

"Nak. Ini urusan orang dewasa, "

"Aku harus ikut ayah, kakak pasti membutuhkan ku, " ucap Mijay.

"Jika aku tidak ikut kau tidak akan tau kebenaran yang sesungguhnya ayah, "

Mendengar itu, Varez menurut lalu menggendong Mijay dan membawanya pergi bersama yang lain menuju rumah baru Leyna. Sepanjang perjalan tangan Varez gemetar memikirkan putrinya. Air matanya tak berhenti keluar sebelum sampai ke rumah Leyna.

HERNANDES : The Kindness Monster'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang