Capitolo Due.

412 34 1
                                    

Pagi itu, sekolah terasa seperti biasanya. Suara guru yang monoton terdengar sayup-sayup dari balik pintu kelas, sementara murid-murid malai bosan dengan pelajaran yang tak ada habisnya. Di kelas 12, Jaemin dudak santai di bangkunya, mata setengah tertutup, sesekali mengetakkan pensil ke meja.

Dia tak benar-benar mendengarkan apa yang gare jelaskan. Matanya melirik jam dinding di sudut ruangan, menunggu saat yang tepat.

"Udah waktunya cabut, gumamnya dalam hati, senyum tipis terlukis di wajahnya.

Tanpa banyak bicara, Jaemin berdiri, menyampirkan tas ke satu bahunya dan berjalan keluar kelas begitu saja. Tak ada yang memperhatikannya, atau mungkin mereka terlalu terbiasa dengan tingkahnya yang seperti itu. Dia melangkah dengan tenang ke koridor, melewati beberapa murid yang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Sasaran Jaemin pagi itu sudah jelas-Park Jisung, anak kelas 11 yang sudah sering diajaknya bermain'. Mereka nggak pacaran, tapi lebih dari sekadar teman. Entah apa yang sebenarnya mereka miliki, tapi setiap pertemuan diwarnai dengan api yang terus menyala.

Begitu sampai di depan kelas 11, Jaemin melongok sebentar, lalu dengan santai masuk tanpa permisi. Mata Jisung langsung menangkap keberadaannya. Ada senyum jahil di wajah Jaemin, membuat Jisung otomatis tahu apa yang akan terjadi. Tanpa bicara, Jaemin menarik kerah seragam Jisung, membawanya keluar kelas. Beberapa teman sekelas Jisung hanya melirik sekilas, tak berani bertanya atau ikut campur. Semua tahu, kalau Jaemin dan Jisung sudah bersama, selalu ada sesuatu yang berbahaya.

"Ayo cabut," ucap Jaemin dengan nada rendah sambil terus menarik Jisung, tangannya erat menggenggam.

Jisung mengikuti tanpa protes, senyum tipis di bibirnya. "Lo selalu tau gimana cara bikin gue bosen sama sekolah," katanya setengah bercanda.

Jaemin hanya tertawa kecil, matanya berbinar penah godaan. Mereka berjalan berdua, melewati beberapa lorong sekolah yang sepi. Tujuan mereka? Sudut gang kecil di belakang gedung sekolah yang selalu jadi tempat persembunyian sempurna untuk mereka berdua. Tempat yang cukup sempit, dengan dinding tinggi di kedua sisi, membuat mereka seolah terisolasi dari dunia luar.

Begitu sampai di ujung gang, Jaemin menyandarkan tubuhnya ke dinding, menatap Jisang yang berdiri di depannya. "Rokok lo mana?" tanya Jaemin sambil mengulurkan tangannya.

Jisang dengan cekatan mengeluarkan sebatang rokok dari saku seragamnya dan menyodorkannya ke Jacmin. Mereka berdua menyalakan rokok masing-masing, asap tipis mulai membumbung ke udara. Asap itu mengelilingi wajah mereka, menciptakan suasana yang tenang tapi penuh dengan ketegangan.

Jaemin mengambil tarikan panjang dari rokoknya, matanya tak lepas menatap Jisung. "Lo beneran nggak keberatan kalo kita terus begini?"

Jisang tersenyum kecil, lalu mendekat ke Jaemin, jarak di antara mereka kini hanya beberapa inci. "Nggak ada yang perlu diubah, kan?" gumam Jisung dengan suara rendah, sebelum menarik rokoknya dan menghembuskan asap tepat di depan wajah Jaemin.

Jaemin tertawa pelan. "Ya, lo bener." Dia menjatuhkan rokoknya ke tanah, lalu tanpa aba-aba lagi, tangannya langsung menarik leher Jisung, mendorongnya lebih dekat.

Bibir mereka bertemu dengan panas, sentuhan yang sudah lama mereka kenal. Ciuman mereka bukan ciuman yang lembut atau penuh kasih. Ini ciuman yang Liar, penuh natsu dan keinginan yang tak terucap. Bibir Jaemin bergerak cepat, menekan keras ke bibir Jisung, seolah tak mau melepaskan.

Tangan Jisung langsung bergerak ke punggung Jaemin, meremas seragamnya dengan kuat, sementara tubuhnya terdorong ke dinding. Jaemin mendominasi, tapi Jisung tak pernah benar-benar melawan. Ciuman mereka semakin dalam, semakin panas, dengan napas mereka yang mulai terengah-engah di antara bibir yang saling bertaut. Lidah mereka saling menyapu, mengejar satu sama lain dengan brutal, tak ada jeda di antara mereka.

Just Friends (?) || JaemSung 🔞 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang