EP 02

62 4 1
                                    

"Hong, weekend kita ke puncak ya!"

Seorang wanita bergelayut manja di lengan seorang pemuda yang memiliki paras tampan cantik. Mereka memang sepasang kekasih, tapi sang wanita bukanlah satu-satunya yang berstatus kekasih pemuda itu.

"Tak bisa, Beb. Weekend ini aku udah janji sama Milk."

Wanita itu langsung melepaskan tangannya dari lengan si pemuda. Ia menatap pemuda yang berstatus kekasihnya dengan wajah penuh amarah.

"Kau masih saja bermain dengan banyak wanita! Kau jahat, Hong!"

Plakk...

Satu tamparan mendarat di pipi pemuda itu. Ia tak mengaduh. Hal seperti ini sudah sangat sering ia alami.

"Sejak awal aku sudah mengatakannya padamu, Fah. Kekasihku tidak hanya satu orang. Kenapa kau sekarang menyalahkan aku? Kau sendiri yang ingin masuk daftarku!"

Amarah wanita itu semakin memuncak. Ucapan dari pemuda ini sungguh di luar dugaannya. Bisa-bisanya dia sangat santai saat perbuatannya justru melukai hati banyak wanita.

"Aku pikir setelah denganku, kau bisa berubah, Hong. Aku sudah memberikan segalanya untukmu! Bahkan virginku pun kau yang merenggutnya!"

"Hei! Aku tak pernah memintanya. Ingat kan, saat itu kau yang membuatku mabuk hingga aku tak sadar saat minumanku kau campur dengan obat!"

"Brengsek kau, Hong!"

Wanita itu pergi setelah puas menangis di depan si pemuda.

Hong menghela napas setelah wanita yang entah ke berapa akhirnya pergi. Ia mulai bosan dengan kehidupan yang dijalaninya.

Memiliki paras tampan yang selalu membuat wanita terjebak bukanlah salahnya. Hanya sifat yang selalu tak tega melihat wajah para wanita memohonlah yang menjadi salahnya.

Itu benar. Hong tak pernah berniat menjadi seorang playboy yang mempermainkan hati seorang wanita. Bagaimanapun ia terlahir dari seorang wanita. Jadi ia sangat menghormati seorang wanita.

Hanya saja, hatinya yang selalu tak tega saat para wanita memohon untuk menjadi kekasihnya ternyata justru menyeretnya menjadi seorang playboy dengan kesan buruk di lingkungan kampusnya.

"Sebenarnya kau cukup lembut untuk takaran seorang playboy yang sering menyakiti perempuan."

Hong menoleh saat seseorang berbicara sambil duduk di sampingnya. Dia adalah salah satu sahabat Hong yang cukup mengenalnya.

"Berapa orang lagi yang harus kusakiti seperti itu?" tanya Hong dengan kepala mendongak menatap ke langit yang tampak cerah.

"Sepertinya masih beberapa lagi. Aku tak tahu. Kan yang pegang daftarnya Tui."

Yang menjawab pertanyaan Hong adalah Lego. Sosok sahabat yang Hong temui sejak masuk universitas yang sebenarnya bukan tujuannya.

Hong bukan berasal dari kota itu. Ia hanya 'beruntung' bisa terpilih untuk melanjutkan pendidikan di universitas yang cukup ternama itu.

Dia mendapat beasiswa untuk menempuh pendidikan lanjutan di universitas itu. Dulu tujuannya hanya universitas biasa yang ada di kota kelahirannya. Ternyata takdir membawanya menjauh dari sana.

Kedua kakaknya yang membantu untuk mendapatkan beasiswa keinginan orang tuanya. Itu benar, beasiswa itu keinginan orang tua Hong. Ia sendiri hanya menjalaninya.

Meski tidak melakukannya dengan terpaksa, tapi bukan berarti ia senang juga.

Saat baru sampai di kota asing ini, Hong bertemu dengan Lego. Pemuda yang seusianya, tapi dengan fisik lebih mungil.

Ex Playboy (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang