Suasana dingin di pemakaman kejora semakin parah karena di beritakan kalau musim hujan dan badai akan datang. Rama selesai bekerja saat jam 8 malam dan tubuhnya sudah bau keringat dan penuh kotoran tanah. Dia masuk ke gudang tempat dia tinggal dan mulai melepas bajunya untuk dia cuci.
Deterjen habis, uangnya tinggal 25.000 dan perutnya lapar. Bajunya hanya ada 6 lembar dan semuanya kotor, dia harus mencuci atau ditegur manajemen makam bila besok bekerja dengan penampilan jorok. Tak ada pilihan lain, 25.000 itu harus cukup. Dia pakai lagi bajunya lalu keluar dari area pemakaman.
Rama berjalan kaki 10 menit ke warung Bu Eda. Berniat berhutang beli deterjen dan roti, tapi hutangnya di warung Bu Eda sudah 200.000 sejak bulan lalu. Bu Eda pasti tidak akan mengizinkannya belanja sebelum hutangnya lunas. Terpaksa Rama berjalan kaki lagi sekitar 15 menit menuju warung lain untuk berbelanja.
Perutnya keroncongan, pikirannya bingung memikirkan cara bertahan dengan sisa uangnya, belum lagi dia punya banyak hutang. Rama sampai di warung lain dan masuk untuk belanja.
"Mau beli apa mas?" tanya ibu penjaga warung yang asing bagi Rama karena daerah itu cukup jauh dari pemakaman.
"Deterjen sama roti bu, yang kecil aja deterjennya" ucap Rama.
"Ini mas, 5000"
Rama mengeluarkan selembar uang 5.000 dan 20.000-nya. Membuatnya berpikir apa besok dia bisa bertahan dengan 20.000. Dia butuh uang sarapan, makan siang, dan belum tentu besok sore dia dapat uang tambahan.
"Gak ada uang untuk besok?" tanya si Ibu penjaga warung.
Rama hanya tersenyum dan memberikan uang 5.000nya.
"Kalo mas mau tambahan kerjaan, coba ke Pak Tris di depan sana. Dia sering kasi sampingan ke anak-anak sini. Kurir gitu" ucap si Ibu yang memberikan Rama belanjaannya.
"Makasih bu sarannya"
Rama berjalan sambil memakan rotinya mendekati lokasi Pak Tris yang ditunjuk si ibu tadi. Sebuah pos ronda yang diduduki seorang pria dan 2 anak muda. Rama mendekat, beli es cekek 2000 di sebelah pos ronda itu.
Mata Rama fokus ke Pak Tris. Pria tua 50 tahunan yang duduk dengan memegang tas ransel berisi uang dan beberapa kotak paket. Dia tampak ramah dan dapat berkomunikasi dengan baik ke anak-anak sekitarnya.
Mata Rama fokus ke wajah Pak Tris, fokus sangat dalam, sangat detail, dan presisi.
Kilasan visual muncul di pandangan Rama. Lampu mobil polisi, tembakan pistol, suara ketukan di pengadilan, dan api yang membakar tas ransel Pak Tris beserta isi-isinya.
Kilasan itu lewat seperti proyektor besar yang menutupi pandangan Rama. Bagaimana dia melihat Pak Tris masuk penjara, di pukul oleh polisi, anak dan istrinya meninggal, lalu Pak Tris bunuh diri. Kilasan itu kian berubah, menjadi tampilan rumah Pak Tris yang di bakar warga. Anak-anak daerah itu yang mati dengan mulut berbusa. Dan di akhir Visi nya Rama melihat Pak Tris menatapnya yang sedang pakaian polisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURATATUMA-Air Terjun Kematian (BL)
УжасыRama adalah seorang pria sebatang kara yang bekerja sebagai pengurus makam. Suatu hari dia mendapatkan tawaran untuk membantu sekelompok pria pergi ke Air Terjun Sabit. Sedari kecil Rama memiliki kelebihan supranatural, dimana dia dapat melihat keta...