Jam 10 malam, Uchiha Sasuke baru mendarat di huniannya ketika bel apartemen berdenting.
Malam-malam begini, yang benar saja, erangnya. Ingin rasanya diabaikan, mengingat sangat tak sopan bertamu di jam-jam istirahat. Tapi tetap saja kakinya berderap malas ke pintu utama.
Dibukalah pintu itu dengan sebal, tapi tak ditemukan siapa pun di sana. Sasuke tak ingin ambil pusing detik itu, pintu pun kembali ditutup.
Malam ini ia sudah lelah luar biasa, tak mau menggubris hal-hal tak penting seperti itu. Ingin segera mandi kemudian tidur setelah seharian penuh otaknya diperas habis-habisan.
Kaki baru saja diayun ke kamar mandi, sampai di mana bel itu kembali berdenting memecah kesenyapan yang selalu mengisi unitnya.
Mencoba diabaikan seperkian detik, dentingan bel itu tak berniat terhenti. Yang ada bukannya ketenangan yang didapat namun semakin terusik. Laki-laki itu mendesah tajam, seiring tumbuhnya rasa penasaran.
Tak mungkin 'kan ini tindakan iseng yang dilakukan 'orang itu'. Seseorang yang sengaja ditugaskan pamannya untuk membuntutinya.
Sasuke tak bodoh. Tingkat kepekaannya berada di level yang cukup tinggi. Bukan pembawaan spesial semenjak lahir dari rahim Mikoto Uchiha, melainkan diasah secara terus-menerus hingga menajam atas tuntutan kondisi dan profesi.
Siapa yang tak tahu jika sehari-harinya apa yang dia lakukan bakal disampaikan ke kedua pamannya yang kini tinggal di sudut lain Tokyo—kediaman keluarga Uchiha.
Sasuke membiarkan, asalkan tak mengganggu aktivitasnya atau uhuk 'mencampuri urusan pribadinya', dan itu bukan masalah besar baginya. Biarpun itu artinya harus selalu menjaga sikap di manapun, memikirkan baik-baik yang keluar dari mulutnya.
Tangannya membuka pintu menggunakan sentakan cepat, terlampau geram terhadap pelaku di balik sana. Sialnya, tak ada seorang pun.
Sungguh, mulutnya tak tahan untuk mengumpat. Untuk apa dia membayar mahal biaya keamanan apartemen jika masih terjadi hal-hal yang cukup mengganggu yang berdomisili di dalamnya.
Pintu nyaris saaja ditutup rapat, sebelum mata itu menangakap sebuah bungkusan berwarna coklat yang nampak seperti berlembar-lembar dokumen di dalamnya.
Sasuke tak ragu untuk memungut biarpun di bungkusan terluar tak tertera namanya. Mendapati benda itu diletakkan asal tepat di pintu apartemen, jelas itu ditujukan untuknya, bukan?
Ia buru-buru kembali ke dalam, di antara rasa tak sabaran untuk membongkar bungkusannya, meski harus menunda acara mandinya.
Di dalamnya tak ada apa pun selain berlembar-lembar kertas. Nyatanya memang sakadar kertas dilengkapi barisan-barisan huruf yang terbentuk menggunakan mesin pencetak, dilengkapi sebuah foto, lantas dua hal itu sudah cukup meyulut kobaran api dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER || SasuSaku
FanfictionJadi dia yang mengagumi orang lain atau justru yang dikagumi? Dia stalking mangsanya, atau justru dia yang akan dijadikan mangsa? *** START : 27 SEP 2024 NARUTO Fanfiction Disclaimer : Masashi Kishimoto-Sensei Pair : Sasuke - Sakura Rate : 18+ Genre...