53. Bertambah Luka Hati

5 1 0
                                    

Sesaat setelah jiwa Chandra memanggil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesaat setelah jiwa Chandra memanggil. Detik itu juga, dengan kekuatan sucinya, Kirana langsung menemui Chandra yang menanti di Niskala Jiwaraga. Tatkala ia menembus batas dimensi, sosok Chandra muncul di hadapannya.

Saat tatapan mereka bertemu, Kirana langsung merasakan ada sesuatu yang berbeda. Chandra yang biasanya menunjukkan ketenangan, kini dipenuhi dengan kemarahan dan kekecewaan yang terasa pekat. Ada luka yang terpendam dari balik tatapan matanya, dan Kirana segera menyadari bahwa ini bukan sekadar panggilan biasa. Pasti ada sesuatu yang ingin dilakukan oleh gadis itu.

"Ada apa, Chandra? Kau memanggilku di saat yang tidak tepat," tanya Kirana, menuntut jawaban. Dia berharap, panggilan Chandra yang sedikit berisiko ini punya alasan yang masuk akal.

Chandra tidak langsung menjawab. Matanya memandang jauh, seolah sedang mengingat sesuatu yang terlupakan.

"Aku mengingatnya, Kirana."

Kirana mengerutkan alis, menunggu penjelasan Chandra lebih lanjut.

"Aku ingat masa laluku, meski tidak semuanya. Namun aku sudah cukup tahu apa yang terjadi padaku sebelum aku menjadi ... seperti ini." Suara Chandra bergetar pelan. "Sekarang aku ingat siapa yang mengkhianatiku."

Kirana merasa hatinya ikut berdenyut mendengar kata-kata itu. "Jadi, kau sudah mengingatnya? Itu bukan ingatan yang menyenangkan, Chandra."

Chandra menatap Kirana dengan senyum pahit di bibirnya, getir dan penuh luka. Sebelumnya, Kirana telah menceritakan ingatan yang ia lihat tanpa sengaja ketika pertama kali tiba di istana-ingatan yang menampilkan detik-detik terakhir sebelum Chandra terkena sihir tidur. Saat itu, meskipun terkejut mendengar cerita Kirana, Chandra tidak merasakan apa-apa. Namun kini, setelah ingatan itu benar-benar kembali, rasa sakitnya begitu nyata dan menyesakkan, seolah kejadian itu baru terjadi kemarin.

"Lala. Orang yang paling kupercayai. Sahabat terdekatku. Bagaimana mungkin dia bisa mengkhianatiku seperti ini?" Suara Chandra bergetar. Matanya mulai berkaca-kaca, menunjukkan betapa dalam luka yang ia terima akibat penghianatan itu.

Kirana hanya bisa terdiam. Dalam situasi seperti ini, dia tahu kata-kata penghibur atau motivasi tak akan banyak membantu. Rasa sakit yang Chandra rasakan terlalu besar. Dia hanya bisa mendengarkan, sambil berharap Chandra segera menemukan ketenangan dalam dirinya.

Chandra menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya sebelum berbicara lagi. "Aku sengaja memanggilmu mendadak seperti ini karena aku ingin bicara dengannya. Aku harus menemui Lala, dan mendengar langsung dari mulutnya, alasan mengapa dia menghianatiku. Biarkan aku bertukar tempat denganmu saat ini, hanya sebentar saja."

Kirana tersentak.

"Apa? Chandra, kau serius? Ini terlalu berisiko. Jika Dara menyadari siapa kita sebenarnya, kita bisa berada dalam bahaya besar! Bagaimana jika dia mengira kita adalah satu orang yang sama?"

SELENOPHILE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang