Pt. 2 of Bumi Sedang berotasi
-----
"Tidak lama lagi..."
Ban bergumam pelan. Namun Ali mendengarnya, dahinya terlipat.
Dia belum tau maksud kalimatnya.
"Apakah kamu tau cerita tentang Putri
Aldebaran yang pertama?" Ujar Ban.
Ali mengangguk---cerita itu diceritakan
oleh Miss Selena dari Kosong, penduduk klan Nebula."Coba ceritakan apa yang kau dengar,
Ali."
Ali menatap bingung---bukankah Ban
sudah dan lebih tau sejarah lengkapnya tentang ekspedisi klan Aldebaran dahulu? Kenapa dia menyuruh Ali untuk mengulangnya?
Baiklah, Ali mulai menceritakan apa
yang Kosong ceritakan ke Miss Selena.Ban menghela napas, tersenyum getir.
"Sejarah yang ditulis memang tidak
selalu benar, bukan?"Ali kembali menatap bingung.
Ban menoleh. "Kau sudah mencoba
menghubungi mereka bukan?"
Ali mengangguk. Berusaha menebak
arah pembicaraan mereka."Kau memang teman yang setia.
Berani membuka kode enkripsi terkecil klan ini hanya demi menghubungi kedua sahabatmu, Ali. Mungkin minusnya kau perlu mengurangi gengsi kau saat memberi jepit rambut itu ke Nona Raib."Ali memelotot. Awas saja Kakek Ban
hendak mengoloknya soal Raib.Ban menoleh kedepan. Matanya
tersirat sedang mengenang sesuatu.
"Melihat kalian, Kakek kembali teringat
masa muda Kakek," Ban terhenti sejenak. "Walau seharusnya Kakek tak perlu mengingatnya lagi."
Ali terdiam. Dia tidak terlalu tau masa
lalu Ban, apalagi Eli, mamanya. Ban memang tertutup jika itu tentang masa lalunya."Apakah kamu ingin mendengar
sebuah cerita dari Kakek ini Ali?"
Ali mengangguk. Mungkin saja Kakek
Ban hendak membicarakan masa lalunya."Ribuan tahun lalu, ada sebuah tiga
persahabatan kecil---sama persis dengan kalian. Mereka bagaikan bulan, matahari, dan bumi. Saling melengkapi, saling menyayangi. Dahulu mereka ikut dalam ekspedisi klan Aldebaran. Mereka dulu masih remaja. Di usia semuda itu mereka telah menunjukkan betapa tangguhnya mereka---terlihat kelak mereka akan menjadi petualang dan petarung terkemuka di dunia paralel disaat seluruh dunia itu sudah terbentuk."
Kakek Ban tersenyum, melanjutkan
ceritanya."Mereka sama persis seperti kalian.
Sering bertengkar, keras kepala, membuat onar apalagi laki - laki dari salah satu mereka. Tetapi mereka adalah teman yang setia, berjanji suatu saat nanti mereka akan berkeliling ke seluruh penjuru dunia, bersama."Ali mengusap rambutnya, merasa deja
vu.
"Apalagi...Kakek ini pernah mendengar
sebuah kalimat dari klan bumi, kalau laki - laki dan perempuan jarang sekali atau tidak bisa menjadi teman atau sahabat." Ban terkekeh. "Itulah yang terjadi diantara mereka---kedua orang dari tiga sejoli itu. Lelaki ini sering sekali bertengkar dengan salah satu teman perempuannya. Temannya itu memang sangat cerewet, entah kenapa dia sering cerewet dengan teman lelakinya. Sedangkan yang satunya, sering mengolok mereka berdua---tau kalau diantaranya memiliki perasaan antarsama."Ali kembali mengusap rambut
berantakannya. Benar - benar merasa deja vu."Tetapi sayang sekali, seolah jika
ditulis dalam sebuah novel, mereka berdua tidak akan bisa bersama."Ali menoleh, eh? Apa yang terjadi?
Seketika mata Ban tersirat kesedihan."Kau mungkin tidak akan memercayai
perkataan Kakek ini, tetapi suatu saat nanti kau akan melihatnya langsung Ali. Kakek ini tau kalau kau tidak akan lama tinggal disini."
Ali terdiam.
YOU ARE READING
Aldebaran AU
Фанфикuhhhh gk bakal diseriusin amat cuman sekedar shitwrite hehehe (ada beberapa yang tolak belakang dari cerita asli, trus ada yg gaje aneh dll) btw jangan expect ak buatnya sampai tamat ya :D