Bab 45 | gejala awal DBD •••

3K 173 12
                                    

Haii, it's vayyaa3. Book 1 ini aku Ré upload dari fizzo dgn beberapa bab akan aku pdf kan, sama seperti di fizzo. Terimakasii, selamat membaca <3
———

"Berbeda dengan rony yang dengan lugas bisa mengungkapkannya. Walau tak terucap di lisan, semua orang tau betapa salma sangat menyayangi rony."
•••

Setelah dua hari lalu membuat kehebohan karena kondisi tubuhnya yang tiba- tiba demam tinggi dan menggigil, kini bayik kicik kesayangan semua orang itu tengah asik bermain lego seraya menatap layar tv yang menampilkan kartun kesayangannya, upin ipin. Rony duduk dengan nyaman di ranjang rumah sakit seraya bersandar pada salma. Sesekali salma mengusap kepala rony dan membenarkan tali infus yang terpasang pada tangan kanan bocah itu.

"Ca, telpn bapak, mau lego lagi." Suara serak rony terdengar lirih.

Salma hanya mengangguk, "nanti dibeliin lagi."

Iyap, Koleksi lego baru tersebut, Lego Creator 31112 Wild Lion, memang rony dapatkan dari papa aron. Kata papa, sebagai hadiah karena sudah berani di infus. Padahal mah sebenarnya tidak begitu. Biar salma beru tahu. Bayik kiciknya itu menangis sesenggukan saat sadar dan melihat punggung tangan kanannya tertancap infus.

Rony merengek memaksa ingin melepas infusnya yang tentu saja langsung dilarang salma dan mamak yati. Entah bagaimana papa aron tiba- tiba datang dan membawakan lego untuk rony. Hal itu tentu saja dengan cepat bisa mengalihkan perhatian bayik kiciknya, rony langsung menerima lego barunya dengan mata berbinar.

Salma meraih botol minum di meja sebelah ranjang, menyodorkan pada rony. "Minum bayik."

"Da mau, ga haus."

"Jangan gitu, dokter kan suruh minum yang banyak."

"Nanti."

"Sekarang, bayik. Katanya mau cepet pulang, minum yang banyak."

Rony akhirnya menurut, mulutnya menerima sedotan yang diarahkan salma.

"Dah."

"Lagi, minum sampe setengah." Paksa salma.

"Ish, penuh perutnya." Rengek rony. Suaranya kian serak. Kalo tidak menangis ya merengek.

"Pipis nanti, cepet."

Rony meminum lagi airnya, kali ini hingga setengah. Salma langsung mengusap pinggir bibir rony yang basah. "Pinter, bayik kicik gue emang anak baik."

Jadi kemarin dokter memberi tahu hasil pemeriksaan yang menunjukkan kalo rony mengalami gejala awal Demam Berdarah Dengue (DBD). Dokter menyarankan agar rony langsung dirawat inap saja untuk dapat mengawasi kondisinya dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mempercepat pemulihan rony.

Salma tentu saja terkejut, nyamuk mana yang tega nyosor bayik kiciknya. Ya memang sih DBD sedang marak, banyak yang kena. Hanya saja Salma sedih, dia sudah sebisa mungkin menjaga rony, namun masih saja suaminya itu sakit. Salma sampai menangis sesenggukan setelah menerima penjelasan dokter, dia merasa bersalah. Salma merasa tak becus menjaga rony hingga suaminya itu sampai sakit begini.

Mamak yati tentu saja langsung memberi salma pengertian setelah melihat menantunya menangis sesenggukan menyalahkan dirinya atas rony yang sakit. Mamak yati menjelaskan faktor kelelahan lah yang membuat rony jadi gampang terserang penyakit. Belum lagi anaknya itu tak bisa diam. Ada saja kelakuannya, kesana kesini. Membuat salma tak bisa memastikan 100 persen lingkungan rony aman.

Mamak yati melarang salma menyalahkan diri, salma harus menyiapkan diri karena setelah sadar nanti rony akan sangat rewel karena anak itu kurang menyukai suasana rumah sakit. Dan benar saja, rony lengket dengan salma, tak membiarkan salma menjauh sebentar saja.

MARRIAGE LIFE : Teman tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang