19, September 2020
Happy Reading
Di sebuah perempatan jalan, terlihat dua orang kakak beradik sedang kejar-kejaran.
Mata indah yang dihiasi manik Zamrud hijau itu terlihat marah ketika harus mengejar pemuda bermanik silver tersebut.
“Samuel! Jika kakak berhasil menangkapmu. Kakak tidak akan melepaskan jeweran telinga.”
Ezkar Solar Hareswara yang mendengar ancaman tersebut hanya terkekeh geli dan melajukan larinya. Sampai akhirnya ia tersandung dan membuat Arendra Duri Hareswara sedikit terkejut lalu menghampiri sang adik kembarannya.
“Samuel, kamu tidak apa-apa?” tanya pemuda itu. Solar mengangguk pelan, tak lama Duri menarik telinga Solar yang menjadi kesempatan untuk menghukum sang adik.
“Ampun, kak!” pekik seorang laki-laki bermanik silver yang merintih saat dijewer oleh sang kakak.
Mendengar ucapan dari sang adik, pemuda dengan manik Zamrud itu menghela nafas lalu melepaskan tangan yang menarik telinga Solar.
Solar memegangi telinga yang merah itu sambil memanyunkan bibirnya. Duri mengurai senyum tipis lalu mengusap wajah sang adik.
“Maafkan kakak. Tapi jangan lakukan kenakalan lagi, katakan. Kenapa kamu masuk kantor BK?” tanya Duri yang memudarkan senyuman dan memasang wajah tegasnya.
Solar memalingkan wajah lalu berniat membalas pertanyaan kakaknya dengan terbata-bata.
“A-anu... Tadi ada yang mem-bully diriku. Jadi aku membalasnya tapi tidak sengaja ada yang mengadu ke guru, kak.” Jelas Solar sambil menahan isakan dan malu dihadapan Duri.
Mendengar penjelasan sang adik. Duri menarik nafas dalam lalu mengajak Solar untuk pulang. “Ayo, Samuel.” Ucap Duri dengan singkat.
Solar berkeringat dingin saat melihat ekspresi wajah Duri yang seperti itu. Meski mereka berumur 17 tahun, tapi bagi Solar. Kakaknya seperti ayah yang protective ke anaknya.
Duri melihat ke arah sang adik yang tertunduk dan kembali mengurai senyuman manis diwajahnya.
“Ezkar, kakak ga marah kok. Ayo kita pulang. Kamu ga inget, ya? Sepupu kita, Lyodra Ying Nirmala dan Ryanza Ice Keandra datang ke kota ini.”
Mendengar dua nama itu, Solar mengangkat kepalanya dan menatap Duri dengan antusias. “Kapan mereka datang, kak?” tanya Solar dengan nada sedikit gembira.
“Besok lusa, Sam. Kak Ryan bilang sedang berada di Bali untuk menemani Aillie beribadah di kuil.” Jeda Duri yang menghentikan langkahnya lalu melirik Solar.
“Apa kamu mau ikut kakak ke bandara untuk jemput mereka?”
Duri melontarkan pertanyaan yang mendapat anggukan dari sang adik. Karena gemas dengan respon Solar, Duri menjentik dahi Solar dengan cukup keras diiringi tertawa kecil.
“Aww! Sakit, kak!” Rintih Solar yang mengusap-usap dahinya, ia meninggalkan sang kakak.
Tanpa keduanya sadari, mereka sudah berjalan mendekati rumah. Dengan cepat Solar melangkah masuk dan meninggalkan sang kakak diluar rumah.
Duri melihat tingkah sang adik, hanya bisa menghela nafas tak lama terdengar suara ponsel miliknya dan ia pun mengeluarkan ponsel tersebut.
Duri membaca pesan yang ia terima tersebut dengan datar lalu berdecak kesal.
“Tch, kenapa harus sekarang? Terpaksa aku harus menitipkan Samuel ke Louis lagi.” gumamnya, sambil mengusap wajahnya. Ia pun melangkah menuju ke kamar sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mafia [ ON GOING ]
Mystery / Thriller"Kak Chio? Kenapa...?" "Gue terpaksa harus merahasiakan ini dari lo, Ezkar. Karena lo adalah permata dan Cahaya harapan gue." Seorang mafia yang merahasiakan identitas pada sang adik. Suatu hari dirinya mendapat pekerjaan yang harus membuat dirinya...