Setelah mendapatkan jadwal yang diberikan sensei, gadis asal Surabaya ini menjadi begitu tak sabar dan sangat excited menyambut jadwal yang akan datang. Jadwal piket yang sudah lama ia tunggu-tunggu akhirnya datang, ia yang selalu penasaran dan terpukau melihat teman-teman generasinya melakukan piket akhirnya mendapatkan gilirannya juga. Bahkan, ia sedikit merasa kesal ketika ia dilewati oleh adik-adik dari generasi di bawahnya karena dipilih untuk piket lebih dulu dari dirinya.
"You look so happy right now, wae?" sahabatnya yang bernama Michie bertanya pada gadis tersebut saat ia baru sampai ke backstage theater.
"Piket Chel... akhirnya aku piket!" balas Cathy, nama gadis yang tengah duduk dengan kaki yang bergoyang-goyang karena tidak sabar.
"Oh iya ya hari ini, kamu se happy itu? Hahaha" Michie, sahabatnya, tertawa melihat Cathy yang begitu tak sabar seperti tengah menunggu ayahnya pulang membawa mainan.
"Iya Chel, aku diselak terus! Padahal aku penasaran banget!"
"Hahaha... iya ya? Tapi emang seseru itu sih piket, I've done it and it's feel amazing""Really? Makin gak sabar, latihan gak mau mulai apa yaaa"
Namun, perbincangan mereka soal piket harus segera berhenti karena Cathy malu menunjukkan ketidak sabarannya di depan teman-temannya yang lain. Para member trainee dari idol group tempat mereka tergabung mulai berkumpul di backstage karena waktu latihan yang makin dekat, ada yang mengobrol, ada yang makan bekal, ada yang mulai mengingat-ingat koreo yang akan mereka pelajari ketika latihan nanti. Perlahan-lahan backstage menjadi ramai dan hectic.
"Yuk yuk mulai" sensei wanita memasuki backstage, meminta para member untuk segera menuju ke area theater.
Berbondong-bondong para member trainee tersebut keluar dari backstage, tetapi ada satu member yang tengah deg-degan dan tak sabar. Cathy yang terlihat grogi namun juga penasaran tersebut memegang tangan Michie sambil berjalan menuju area theater.
"Cathy kamu piket kan? Malam ini piket pertama kamu sama sensei Aldi ya" ucap Sensei Ririn pada Cathy, gadis itu terkejut bukan main dan mengangguk cepat.
"Is it your first?" tanya Michie pada Cathy saat gadis itu menggenggam tangan Michie dengan erat.
"I.. iyaa" balas Cathy berbisik pada Michie.
"What? But, kenapa bukan sama kak Rei?" Michie terkejut bukan main, ia ingin bertanya pada sensei Ririn namun Cathy menahan tangan Michie.
"Gak usah, gapapa... aku mau aja kok!" bisik Cathy lagi.
"Cathy?" panggil sensei Ririn kembali, membuat Cathy menoleh padanya.
"Iya sensei, aku naik ke panggung!" ucap Cathy.
Seperti yang sudah sering Cathy lihat, member yang piket akan naik ke atas panggung sedangkan member yang latihan akan dibimbing oleh sensei Ririn di bawah. Namun kali ini sedikit berbeda karena sudah ada sebuah sofa di atas panggung, sepertinya memang sengaja disediakan oleh staff untuk piket hari ini. Cathy duduk di atas sofa tersebut sambil menunggu, gadis yang memakai kaos putih yang ia gunting sendiri sehingga menampilkan satu sisi bahunya dan tali bra hitam yang menggantung di bahunya serta celana pendek yang memperlihatkan pahanya yang kenyal dan berisi. Latihan di bawah sudah di mulai, pemanasan sudah dilakukan sedangkan Cathy masih duduk menunggu, piketnya tak kunjung mulai.
"Hai Cathy" ujar sensei Aldi keluar dari dalam backstage, sudah tanpa busana sama sekali dengan penis menjuntai keras.
"Eeeh...!" Cathy begitu terkejut melihat penampilan dari sensei Aldi yang seperti itu.
"Maaf, saya tadi ngentot dulu sama Greesel di mobil karena keliatan seksi banget, jadi saya agak telat sampai sini"
"Tapi tenang, saya belum keluar sama sekali jadi bisa bikin kamu senang"
cathy menelan ludah, melihat Aldi yang telanjang bulat kini duduk di sampingnya sambil memegang bahunya yang terbuka. Penis panjang dan besar milik Aldi membuat Cathy tak bisa memalingkan pandangannya dari sana. Apalagi dengan santainya Aldi mendekatkan tubuhnya ke arah Cathy dengan mata yang terus menjelajahi tubuh Cathy, seakan menelanjangi gadis itu dengan pandangan matanya.
"Gak usah grogi gitu, kamu ekspresif banget ya anaknya" ujar Aldi yang bisa dengan jelas melihat keraguan Cathy.
"Kamu baru pertama?" tanya Aldi, Cathy mengangguk, tubuhnya dirangkul oleh Aldi dan dibuat bersandar ke bahu Aldi.
"Iya sensei... aku harus apa?"
"Kamu gak harus apa-apa, atau kamu mau bantu aku buat buka pakaianmu?"
"Oke sensei!"
Cathy melepaskan celananya dengan cepat, meski wajahnya memerah karena rasa malu akibat pandangan mata teman-temannya yang melihat dirinya tengah berbalut celana dalam putih dengan atasan kaos putih, tetapi Cathy memberanikan diri. Ia juga melepaskan celana dalamnya dan kini tubuh bagian bawahnya tak lagi berbalut pakaian, Aldi dapat melihat vagina dan perut halusnya, membuat pria itu tergiur dan tak menyangka Cathy memiliki paha dan pinggul yang seksi. Aldi meminta Cathy naik ke atas pangkuannya, penis Aldi yang sekarang diduduki oleh Cathy menekan selangkangan Cathy tepat di garis vaginanya hingga membuat gadis itu mendesis. Aldi menyambar bibir manis Cathy, Cathy begitu terkejut namun kemudian memejamkan matanya menikmati kecupan bibir Aldi yang langsung mendominasi. Ciumannya begitu mendominasi gadis tersebut, Cathy tak bisa mengimbangi dan hanya pasrah menikmati apa yang Aldi berikan. Liurnya mengalir dari sisi bibirnya akibat lidah Aldi yang terus menyerangnya, Cathy sampai kewalahan.
"Hhhh hhh hhh sensei..." Cathy memeluk tubuh Aldi, matanya begitu sayu di atas pangkuan Aldi dan terlihat amat pasrah dengan apa yang akan Aldi lakukan padanya.
Selengkapnya di :
https://trakteer.id/Bersimfoni
satuan :
https://karyakarsa.com/KelinciBeku
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot Collection 2
Fanfictionsama aja seperti yang pertama, biar gak kebanyakan aja yang sebelah hehe