11.

75 17 1
                                    

Kaki anak kecil itu gemetar begitu menyaksikan sebuah pemandangan mengerikan di depannya, darah segar itu mengalir dari luka tusukan pedang di perut anak kecil yang kini terduduk lemas tak bernyawa di depannya, di sebelah nya berdiri seorang remaja laki-laki yang memegang pedang panjang belumur darah hingga cipratan itu mengenai pakaian serta wajahnya.

Anak kecil itu kini melihat tatapan sayu milik remaja laki-laki yang menampakkan rasa penyesalan yang amat dalam , ia menatap jasad adiknya dengan ekspresi kosong, lalu terduduk dan menangis sejadi-jadinya.

" Lee jihoon maaf kan Hyung Lee jihoon maafkan Hyung ," lirihnya berkali-kali.

" Lee jihoon ? "

Kwon Soonyoung terbangun, nafasnya memburu dengan keringat yang membasahi tubuh dah pelipisnya, jantungnya berdegup sangat kencang yang membuat Soonyoung dengan segera memegangi dadanya.

" Apa yang baru saja aku mimpikan ? Lee jihoon ? Anak kecil itu Lee jihoon ? " Ucap Soonyoung kebingungan, " tapi untuk apa aku memimpikan Lee jihoon kecil yang terbunuh ? "

Soonyoung merasa itu terlalu nyata untuk ukuran sebuah mimpi bahkan bau anyir darah dan kelembaban udara ia masih bisa merasakannya, dan hal aneh lainnya adalah anak kecil yang gemetar itu adalah dirinya sedangkan Soonyoung tidak pernah mengingat apalagi bermimpi tentang masa kecilnya.

Soonyoung tidak dapat melanjutkan istirahat nya, padahal ia begitu lelah, alhasil sang pangeran pun berjalan keluar untuk sekedar menenangkan pikiran atau mungkin berusaha untuk melupakan mimpi tentang Lee jihoon kecil.
...

Jihoon duduk termangu di tepian kolam istana, lutut mungilnya ia tekuk dengan kedua lengan yang memeluk erat kedua kakinya, les kerajaan begitu membosankan bagi jihoon, dan itu cukup membuat jihoon semakin muak untuk mengikuti ajang pencarian calon istri sang putra mahkota dan tak pernah terpikirkan sedikitpun bagi jihoon akan terlibat pada ajang tidak berguna ini.

Namun ada hal lain yang membuat jihoon semakin penasaran, yaitu sang penyihir atau rembrary atau mungkin juga bisa di sebut sebagai utusan dewa konyol yang menukar dirinya pada tubuh kerdil ini yang katanya ini adalah tubuh asli milik jihoon, kedengaran nya memang konyol namun buktinya jihoon sudah berada di sini, di tubuh kerdil ini.

Jihoon menghela nafasnya sebelum seseorang datang dan berdiri tepat di belakangnya dan pria mungil itu tidak menyadari keberadaan pria tersebut.

" apa menyenangkan keluar dan bolos latihan ? " Tanya seseorang.

" Kau tidak lihat bagaimana keadaan ku sekarang ? Apa aku terlihat senang," jawab jihoon tanpa menoleh kebelakang untuk sekedar melihat siapa yang berbicara.

Pria itu berdecih.

" Lebih baik kau pergi atau aku akan..."

Kata-kata jihoon terputus tatkala melihat siapa pria yang baru saja berbicara kepadanya sontak saja pria mungil itu meloncat dan hampir jatuh ke kolam, beruntung pria itu Dengan sigap menarik pinggang jihoon dan berakhir pemuda mungil itu jatuh kedekapan sang putra mahkota.

" Kau tidak apa-apa ? "

Jihoon terdiam, tubuhnya kini berubah kaku, matanya tak lepas menatap wajah tampan sang putra mahkota, seperti ada yang mengunci pandangannya tiba-tiba,padahal sebelum itu jihoon bahkan tidak tertarik sama sekali pada ketampanan putra mahkota yang di sanjung-sanjung oleh para kandidat lainnya, namun entah kenapa hari ini jantung jihoon berdegup tak karuan ketika mata nya tak sengaja bertemu dengan lensa kecoklatan milik pria didepannya.

Begitu juga Kwon Soonyoung, kenapa ia malah menangkap pria menyebalkan ini, kenapa pula jari-jari nya yang besar begitu erat satu sama lain memegangi punggung jihoon seakan-akan tidak ingin pria mungil itu terluka sedikitpun, apa rasa kemanusiaan Kwon kali ini begitu besar ketimbang rasa bencinya ? Dan degup jantung Soonyoung kenapa begitu beradu dengan deruan nafasnya apa yang terjadi..

Beberapa detik kemudian keduanya sadar dan masing-masing menjauh, jihoon yang tadinya lancang berbicara seenaknya kini hanya bisa menunduk tanpa sepatah kata pun.

" Kau bolos latihan Lee jihoon ? " Tanya Kwon Soonyoung.

Jihoon masih betah pada posisinya namun kepalanya mengangguk pelan.

Soonyoung melipat kedua tangannya ke depan, " kau tahu Lee jihoon, ini bukan pelatihan biasa, ini pelatihan calon pendamping ku, calon ratu istana ini dan ratu bagi rakyat nya, kau tidak seharusnya bolos dari latihan, bagiamana kau akan menjadi ratu dan memimpin istana sedangkan tata caranya kau lewat kan begitu saja," ujar Soonyoung.

" Kenapa dia berbicara seolah-olah aku yang akan mendampinginya mengurus kerajaan ? " Pikir jihoon.

" Maafkan saya yang mulia, tapi yang mulia tidak perlu khawatir tentang saya dan yang mulia tidak perlu memilih saya untuk menjadi pendamping yang mulia, anggap saja saya kandidat yang tidak terlihat, dan yang mulia akan bebas memilih kandidat lainnya yang sudah mengikuti peraturan dan mengikuti pelatihan dengan tertib," jelas jihoon.

Soonyoung terdiam.

Sungguh dia tidak menduga jika jihoon benar-benar tidak tertarik lagi dengan nya, apa dia membenci Soonyoung karena cintanya bertepuk sebelah tangan selama 3 tahun lamanya atau karena jihoon sudah bosan mendekati Soonyoung ?

Seharusnya Soonyoung bahagia bukan ? Keinginan nya selama bertahun-tahun akhirnya terkabul, namun kenapa Soonyoung malah merasa sakit dan kecewa secara bersamaan ada apa dengan nya kali ini ?

" Kau ingin aku tidak memilih mu ?? Tapi kenapa ? " Tanya Soonyoung bingung.

Jihoon mendelik heran," bukankah sudah jelas yang mulia, anda tidak menyukai saya, dan anda sangat membenci saya, apakah salah jika saya mundur secara sukarela ? " Tanya jihoon.

" Kau marah jihoon karena aku selalu mengabaikan mu selama bertahun-tahun ?"

Jihoon terdiam, kali ini ia berfikir bahwa putra mahkota konyol ini sudah gila.

" Tidak yang mulia, sama sekali tidak," jawab jihoon tegas.

" Lantas mengapa kau mengundurkan diri secara sukarela Lee jihoon ? " Tanya Soonyoung kali ini nada bicaranya nya terdengar tidak bersahabat.

Jihoon gugup setengah mati terlebih lagi dengan tatapan tajam sang putra mahkota.

" Karena saya tidak tertarik dengan posisi itu yang mulia,"

Kali ini soonyoung terkekeh, entah apa yang lucu baginya namun pemuda mungil itu sudah bersiap dengan kepalan tangannya kalau-kalau pria di depannya ini berbicara atau mengejek dirinya.

" Bohong jika seseorang tidak menginginkan posisi itu," ucap Soonyoung

Jihoon berdecih pelan.

Siapa juga yang menginginkan menjadi calon istri putra mahkota terlebih lagi dia adalah seorang ksatria gagah walau dengan tubuh mungil nya ini, pangeran gila ini terlalu merendahkan nya.

" Lalu posisi apa yang kau inginkan ? " Tanya Soonyoung.

Jihoon terdiam namun ada perasaan senang yang membuncah dalam hatinya, apa ini artinya jihoon memiliki sisi terang untuk mimpinya.

" Apa boleh saya mengatakan nya yang mulia ? "

" Tentu saja, "

" Ksatria, saya ingin menjadi ksatria..."

.

.

.

.

.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Queen is a Knight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang