SATU

552K 15.8K 848
                                    

sorry for typo(s)

mulmed: Rex and the baby

***

Aku diam mematung menyaksikan pria tampan itu dari tempatku duduk. Hm, aku sedang ada di salah satu cafe tempat dimana biasanya aku melakukan pekerjaanku. Menulis. Tempat ini sangat nyaman untukku, dan menjadi saksi dari beberapa buku tulisanku.

Apa yang begitu menarik dari pria itu?

Dia menggendong seorang bayi di pangkuannya. Bayi yang mungkin masih sekitar satu tahunan. Ia menyuapkan roti ke mulut kecil bayinya dengan lihai.

Hanya itu?

Tentu saja bukan itu yang menjadi fokusku. Tapi si pria tampan itu. Wajahnya dengan pahatan yang sangat sempurna, alis tebal serta bulu mata lentik menghias mata hazelnya yang indah dan tajam. Aku sangat iri untuk hal yang satu itu. Kemudian hidung mancung dan runcing sempurna, di bawahnya bibir penuh yang begitu menggoda dengan warna merah muda. Aku yakin kalau pria itu tidak merokok. Di rahangnya, terdapat bulu-bulu bekas cukuran menumbuh lagi. Sangat maskulin. Rambutnya dipotong sangat rapi. Jangan lupakan tubuhnya yang terlihat sangat atletis di balik kaos biru donker yang dia kenakan. So damn sexy.

Dan apa yang ada di pikiranku sekarang?

Apakah dia seorang ayah dengan tubuh sexy itu?

Siapa wanita beruntung itu?

Seorang wanita kemudian terburu mendatanginya. Hm, aku yakin itu bukan istrinya kalau memang dia sudah menikah. Penampilannya terlalu jauh. Dan dari seragam itu, bisa dipastikan kalau wanita itu adalah pengasuh anaknya.

Aku mendesah panjang. Masih sangat penasaran seperti apa wanita yang telah mendapatkan pria setampan dia? Apakah dia lebih cantik dariku?

Astaga! Aku pikir aku akan gila hanya karena melihatnya.

Pandangan kami bertemu sesaat dan langsung aku putus dengan berpura fokus pada laptopku yang masih menyala di meja. Karenanya, aku jadi tidak fokus pada tulisanku. Tapi sepertinya aku bisa memasukkan dia dalam ceritaku nantinya.

"Hai." Seseorang menyapaku hingga membuatku mendongak melihatnya.

Eh? Kenapa dia ada di sini? Apa aku ketahuan olehnya?

"Oh, mm, hai," balasku gugup. Jelas saja gugup. Didatangi pria setampan Nick Bateman, apalagi karena ketahuan memandanginya penuh nafsu.

Dia mengambil posisi duduk di hadapanku. Otomatis pandanganku mengarah padanya, sekalipun aku berusaha untuk fokus pada layar laptopku. "Apa kau tertarik denganku?"

What?

Oh bumi, telan aku sekarang! Kenapa dia to the point sekali sih? Kalau ada yang mendengar, harus ditaruh mana mukaku?

Aku hanya meringis, tak menjawab pertanyaannya.

"Tapi aku tak tertarik dengan gadis sepertimu. Jadi berhentilah memandangiku. Hal itu membuatku sangat risih." Dia berdiri dengan cepat dan berlalu dari hadapanku. Dari ujung mataku masih bisa kulihat dia kembali pada anak kecil di pangkuan wanita itu.

Ough!

Dadaku terasa sangat sesak. Seakan ditimpa ribuan ton batu. Kalau memang dia hanya memberitahukanku hal itu, dia tidak perlu harus menemuiku seperti itu. Lagipula belum tentu kami akan bertemu di masa yang akan datang. Dan, apa itu? Aku baru saja ditolak bahkan sebelum mengatakan apa-apa? Oh, ini sangat memalukan! Seberapa hina diriku hingga tak layak hanya untuk mengaguminya?

Oke, aku akui kalau dia memang makhluk sempurna secara fisik. Tapi sikapnya seketika membuatku sebal.

Kualihkan pandanganku ke arah lain. Tidak ingin melihat wajah itu lagi. Bahkan aku menukar tempat dudukku agar tidak lurus menatap padanya.

Sexy Dad (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang