21 : Rollercoaster Emosi

10.8K 683 73
                                    

Your Vote and Comment is My Fire🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Your Vote and Comment is My Fire🔥

Komen ga? Aku mogok nih kalau ga komen /plak/

Tandain kalau ada Typo
.

.

.

Enjoy

.

.

.

"Kamu tidak pantas jadi Ibu."

"Kamu akan gagal, Atiya."

"Kamu... Cuma kegagalan."

"Haa!"

Atiya melotot seraya terpekik kaget. Napasnya memburu. Ia menatap sekelilingnya. Hanya ada lampu temaram yang menjadi sumber cahaya kamar tempatnya tidur. Diusapnya peluh di keningnya yang mengucur.

"Tiya... Kenapa?" Liam mengucek matanya sebelum ikut duduk di atas tempat tidur; mengikuti istrinya. Suaranya terdengar berat khas bangun tidur.

Atiya menoleh dengan ketakutan. Tangannya meraih lengan Liam. "M-Mas..." Suara yang bergetar itu cukup membuatnya terjaga seratus persen.

Dengan sigap ia membawa Atiya ke pelukannya. "Mimpi buruk, ya?"

Atiya hanya mengangguk.

"Itu cuma mimpi, sayang." Ditepuk pelan kepala istrinya itu.

"Tidur lagi ya, ini masih tengah malam."

Liam kembali merebahkan diri dengan Atiya dipelukannya.

"... Ya."

.

.

.

Entah sejak kapan tepatnya. Akhir-akhir ini ia jadi sering bermimpi buruk. Perasaannya juga mudah sekali berubah—kadang ia bisa sangat manja pada suaminya, kadang bisa juga ia menjauhi Liam karena penciumannya kembali menajam.

Belum ada yang tau kalau ia hamil. Rasa takut dan khawatir masih sangat menguasainya ketika berpikir untuk memberitahu pada keluarganya sendiri maupun keluarga Liam. terutama Neo, anak itu masih dalam jadwal menginap di rumah ibu kandungnya.

Bagaimana reaksi anak itu?

Apa dia bisa menerima seorang adik?

Apa... Atiya bisa berlaku adil pada keduanya nanti?

Innocent Wife (Segera Terbit) Part Masih LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang