EP 09

76 6 0
                                    

Setelah menyelesaikan tugasnya di kamar Lego, Hong langsung pergi ke rumah sakit. Ia masih harus menjaga kakaknya sampai ada yang menggantikan.

Malam ini mungkin ia akan sampai malam lagi. Katanya kekasih kakaknya yang biasa menggantikan Hong hari ini tidak bisa datang. Dia ada pekerjaan di luar kota.

Kakak pertamanya juga baru bisa datang di atas jam sepuluh malam. Katanya masih harus menyelesaikan pekerjaan untuk meeting esok pagi.

Hong tak pernah mengeluh. Bagaimanapun yang ia jaga adalah saudara kandungnya. Masa iya mengeluh hanya karena pulang larut. Ia bukan tipe adik durhaka.

"Hong, uang bulananmu sudah ada?" tanya kakak Hong.

Hong mendongak menatap kakaknya. "Belum, Phi. Mungkin besok."

"Kau butuh uang sekarang?"

Hong menggeleng. "Sisa yang bulan kemarin masih cukup, Phi."

P'Cii menarik tangan adiknya untuk ia genggam. "Hong, jangan terlalu berhemat. Kalo ingin sesuatu, kau tinggal bilang sama Phi atau P'Lou."

"Hong tak ingin apa-apa, Phi." Hong menepuk tangan kakaknya dengan senyum yang mengembang.

P'Cii tahu adiknya ini bukan tipe boros atau yang suka menghamburkan uang. Ia juga tahu selama ini Hong menjalani kehidupan kampus bukan karena keinginannya.

"Hong, ingat! Bagi Phi dan P'Lou, Hong tetap adik kecil kami yang menggemaskan. Jangan selalu menyimpan semuanya sendiri! Jika butuh bantuan Hong bisa bilang sama Phi atau P'Lou."

"Iya, Phi. Hong paham. Phi tenang saja, Hong baik-baik saja."

P'Cii tidak bisa memaksa. Ia hanya bisa mengangguk meski dalam hati ia sangat ingin melihat adiknya bahagia seperti remaja lainnya.

Kedua kakak Hong memang sangat menyayangi adiknya. Mereka selalu ingin yang terbaik untuk adiknya ini. Tapi, mereka tak ingin Hong melakukannya dengan terpaksa.

Seperti kuliah yang dijalani Hong saat ini. Mereka tahu ini bukanlah keinginan Hong. Mereka juga pernah membujuk orang tuanya untuk mengubah keputusan untuk kuliah Hong, tapi mereka gagal.

Hong memang berangkat dan menjalani kuliah di kota asing ini, tapi ia tidak pernah merasa bahagia seperti mahasiswa lainnya.

Masalah lain tentang uang bulanan. Kedua kakak Hong tahu uang itu sebenarnya sangat kurang. Mereka juga pernah menambahinya, tapi Hong menolak.

Kata Hong, kedua kakaknya juga merantau di kota asing ini. Pekerjaan yang mereka jalani juga bukan pekerjaan dengan gaji tinggi. Jadi ia tak ingin terlalu membebani kedua saudaranya.

"Hong, sudah larut. Nginep di sini aja ya. Besok pagi biar diantar P'Lou ke kampus," ujar P'Cii setelah melihat jam di ponselnya.

"Tak apa, Phi. Hong pulang ke asrama aja. Lego dan Tui besok janji mau sarapan bersama."

Itu hanya alasan. P'Cii tahu itu. Sebenarnya Hong hanya tak ingin merepotkan kedua kakaknya.

Pintu terbuka. P'Lou masuk dengan wajah lelahnya. Ia langsung menghampiri kedua adiknya dan mengecup kening mereka bergantian.

"Hong nginep aja ya! Phi capek," ucap P'Lou yang sudah duduk di tepi ranjang rumah sakit tempat P'Cii berbaring.

"Tak apa, Phi. Hong bisa balik sendiri." Hong sudah berdiri hendak melangkah keluar.

P'Lou langsung menarik tangan adiknya. "Phi antar. Sudah larut, tak baik jalan sendiri."

P'Lou ganti menatap adik lainnya. "Cii, tunggu sebentar ya. Berani kan?"

Ex Playboy (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang