Coffee Break (J.E)

786 6 0
                                    

Sore hari adalah waktu yang paling tepat untuk meminum segelas kopi sambil menikmati hari. Apalagi di tengah jadwal yang padat, berhenti sejenak ke sebuah cafe, memesan satu cangkir kopi manis sambil mendengarkan lagu kesukaan menggunakan headphone sangat berhasil untuk merecharge sejenak energi dan mental. Hal ini lah yang tengah dilakukan Jesslyn Elly, atau yang biasa disebut Lyn. di tengah padatnya jadwal idol group tempat ia mengejar mimpi, ia selalu beristirahat sejenak dengan duduk di sebuah cafe dan memesan kopi serta snack. Tak hanya di cafe langganan, terkadang ia berpindah-pindah cafe sambil menyesuaikan waktu untuk bersantai tanpa membuatnya telat menuju ke theater ataupun kantor untuk latihan dan kegiatan.

Seperti hari ini juga, Lyn tengah berada di sebuah cafe di bilangan Jakarta Barat. Kali ini ia mengunjungi sebuah cafe hidden gem yang belum banyak orang tau. Tempat yang terletak di dalam sebuah komplek perumahan, dekat dengan danau yang cantik dan taman yang indah membuat cafe ini tak terlalu ramai dikunjungi pengunjung karena aksesnya yang agak sulit. Lyn sudah merencanakan untuk datang ke cafe ini sejak ia tak sengaja melihat postingan cafe tersebut di instagram miliknya.

"Caramel latte tapi less sugar ya, sama croissant"

"Baik, nanti pesanannya akan diantar ya"

Cafe ini ternyata melakukan pembayaran setelah selesai makan, gadis itu pikir harus membayar terlebih dahulu seperti di coffee shop lain. Ia baru menyadari kalau cafe ini ternyata juga menyediakan makanan berat sehingga metode pembayarannya seperti sebuah restaurant. Lyn memilih untuk duduk di dekat jendela yang mengarah ke danau, namun ia duduk tak jauh dari meja kasir agar tak menyulitkan pelayan mengantarkan pesanannya. Gadis itu mengenakan headphone, memilih lagu yang ia suka, lalu bersandar dengan santai pada sofa cafe yang empuk. Suara musik yang diputar cafe itu cukup tenang dan pelan sehingga tak terdengar di telinganya yang terhalang oleh headphone berteknologi meredam suara tersebut.

"Silahkan" ucap seorang barista pria yang mengantarkan pesanan milik Lyn, gadis itu mengangguk pada pria bernama Hendri tersebut.

"Thank you" ucap Lyn, meski ia tak tau apakah suaranya terdengar atau mungkin terlalu kencang karena headphone yang ia kenakan.

Suasana cafe yang sepi dan hanya ada dirinya seorang membuatnya dapat bersantai dengan tenang, menyandarkan tubuhnya di sofa sambil memejamkan matanya. Lyn beristirahat sejenak dari riuh ramainya ibukota dan hingar bingar pertunjukan. Gadis itu menghela nafas, mensyukuri hari yang masih bisa ia nikmati sebelum akan berkegiatan lagi setelah ini.

And when you go away

I still see you

The sunlight on your face in my rearview

This always happens to me this way

Recurring visions of such sweet days

Lagu yang ia dengarkan membawanya ke alam bawah sadar, meski tak begitu lelap namun tanpa Lyn sadari kesadarannya mulai mengabur sepanjang lagu berputar. Sampai pada akhirnya ia disadarkan dengan sebuah gerakan pada meja di depannya, matanya membuka perlahan untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata sang barista tak sengaja menyenggol meja Lyn, meski tak ada yang jatuh maupun tumpah, namun goyangan pada meja itu cukup membuat Lyn tersadar dari lamunannya.

"Maaf kak..." ucap Hendri pada Lyn, pria itu membungkuk sesaat untuk meminta maaf.

"Gapapa" ucap Lyn, ia melepas headphonenya dan menggeleng ke arah Hendri.

"Izin ngepel ya kak, mumpung cafenya lagi sepi juga... maaf ganggu kakak" ujar Hendri lagi sambil meminta izin untuk mengepel lantai.

"It's okay... panggil Lyn aja, mas Hendri" ucap Lyn pada pria itu, ia tak nyaman dipanggil kak seperti itu.

One Shoot Collection 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang