Ini engga 100% murni kisah nyata, karna ada sedikit tambahan bumbu fiksi juga pengurangan adegan yang mungkin gak perlu di-publish. Tapi ... nama, penyakit, beda agama, latar keluarga, part percakapan, murni yang sebenarnya.Aku harap, kalian bisa memahami.
SELAMAT MEMBACA ...
○●○●
13 April 2024
Nayla
Gadis ber-tudung labuh coklat senada dengan gamis yang ia pakai, nampak termenung di depan layar lumina Laptop mininya. Bingung, hendak melanjutkan kalimat apa lagi di chapter novel yang sedang ia tulis. Gelagatnya nampak tengah berfikir keras.
Lamunannya sedikit teralihkan saat seorang pelayan Cafe meletakkan secangkir coklat hangat di sebelahnya, kemudian berlalu begitu saja.
1 detik ...
2 detik ...
3 detik ...
"Kak, maaf?" Panggil gadis bernama Nayla kepada pelayan laki-laki yang baru saja mengantar pesanannya. Laki-laki bertubuh tinggi itu menghentikan langkah dan menghadap ke arah Nayla.
Pandangan keduanya bersitatap untuk beberapa saat ....
"Beng-beng nya? Mana?"
Bukan tanpa alasan Nayla menanyakan dimana keberadaan wafer coklat tersebut. Tapi memang sudah menjadi hal yang wajib jika ia memesan secangkir coklat hangat harus ada beng-beng nya. Dan ia yakin, pelayan maupun barista di Cafe ini tau.
"Beng-beng?" Tanya laki-laki itu balik.
"Iyaa, saya kalo pesen Coklat hangat harus ada Beng-beng nya"
"Baik, sebentar" pintanya kemudian kembali dengan dua bungkus Beng-beng coklat dan memberikan wafer tersebut pada Nayla.
"Makasih kak," ucap Nayla tak ketinggalan senyumannya. Laki-laki itu mengangguk dan tersenyum simpul kemudian kembali disibukkan dengan pekerjaannya.
Kedua mata almond milik Nayla terus saja menyorot ke arah laki-laki tersebut. Ada rasa ingin tau mengenai laki-laki itu. Tapi perlu kalian ingat, Nayla bukanlah tipe orang yang kepo tentang urusan orang lain. Tapi laki-laki ini ...?
"Kak Dian!" Panggil Nayla pada seorang laki-laki yang juga menjadi pekerja di sana.
"Iya? Kenapa Nayla? Mau chococrunch?" Tanya laki-laki bernama Dian seraya mendekat ke arah Nayla.
"Bukan,"
"Laki-laki itu ... siapa?" Tanya Nayla pada Dian, tapi tatapannya masih pada laki-laki tadi.
"Ooh ... Dirga? Dia karyawan baru di sini. Temen gua"
"Pantesan ga pernah liat. Eh, namanya siapa?"
"Dirga. Kenapa? Suka?"
Nayla mengernyit bingung atas pertanyaan Dian. Baginya, pertanyaan itu lucu. Bagaimana mungkin seseorang sepertinya menyukai orang lain? Sudah cukup Kim Taehyung saja yang ia suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU DAN DOA
Teen FictionBerdasarkan kisah nyata. tentang Nayla, Dirga dan, kisah singkat 7 bulannya.