Happy reading
Jangan lupa vote sebelum baca*
*
*Seperti biasa pada Minggu pagi, keempat papa muda akan melakukan evaluasi pada kemampuan mengaji anak-anaknya. Kali ini, Lingga yang bertugas mengevaluasi anak-anak, sekaligus pengujian terhadap program baru yang mereka mulai Minggu lalu.
"Seminggu ini, siapa yang tabelnya full?" tanya Lingga pada keempat bocah yang duduk di depannya.
Yuar, Gindra, Nio, dan Lio serempak mengangkat buku mereka, sambil berseru menyebut nama masing-masing. Lingga tersenyum geli, kemudian memeriksa buku tipis dengan garis tabel yang ditempeli stiker bintang.
"Kak Yuar full shalat lima waktu, Bang Gindra juga. Adek Nio sama Adek Lio kenapa shalat Dzuhurnya banyak yang kosong?" Lingga mengalihkan pandangannya pada kedua bungsu yang tengah memamerkan gigi kecil mereka.
"Hehe, Adek sama Lio suka ketidulan, Baba. Telus lupa belum shalat sampe sole," jawab Nio malu-malu. Lio mengangguk, membenarkan ucapan Nio.
"Oke, nggak papa. Yang penting, kalian sudah mulai bisa tertib menjalankan shalat. Karena shalat merupakan ..." Lingga menjeda ucapannya, mengisyaratkan anak-anak agar melanjutkan.
"Kewajiban bagi seluruh umat Islam!" Keempat bocah itu berucap bersamaan, membuat Lingga tersenyum bangga.
"Karena hampir semua waktu shalat kalian full, mau hadiah apa minggu ini?" tanya Lingga, yang langsung mendapat respon antusias dari anak-anak.
Inilah yang selalu ditunggu anak-anak di akhir pekan, mendapat sebuah hadiah sebagai apresiasi dari perbuatan baik yang telah mereka lakukan selama satu minggu.
Target minggu ini adalah shalat lima waktu. Sebelumnya, mereka telah membuat kesepakatan bersama untuk pembuatan target ini. Jadi, tidak ada paksaan sama sekali, karena target dilakukan berdasarkan kesadaran anak-anak sendiri juga.Yuar dan ketiga adiknya dibekali sebuah buku. Lalu tepat setelah melakukan shalat, mereka akan meminta stiker bintang pada para ayah atau kedua pengasuhnya. Hal ini cukup efektif untuk menumbuhkan sikap disiplin dalam menjalankan sebuah kewajiban.
"Baba." Nio mendusal pada sang ayah dengan manja. Tangan kecilnya melingkar di perut Lingga dengan senyum manis di wajahnya.
"Adek mau hewan pelihalaan, boleh?"
Lingga menaikkan satu alisnya, menatap penasaran pada sang anak. "Kenapa tiba-tiba pengen hewan peliharaan?"
"Kemarin kita main ke rumah Kak Riku, Baba. Kak Riku punya hewan banyak di rumah, jadi kami juga pengen punya peliharaan kaya Kak Riku," jelas Yuar.
Lingga mengangguk mengerti kemudian meminta anak-anak menunggu. Karena dia harus berdiskusi terlebih dahulu dengan yang lain untuk mengabulkan permintaan anak-anak kali ini.
~~~~~V●ᴥ●V~~~~~
Setelah perundingan bersama, Lingga dan ketiga sahabatnya mengajak anak-anak membeli hewan peliharaan. Mereka rasa hal ini juga bisa digunakan untuk melatih tanggung jawab serta kecintaan pada sesama makhluk hidup.
Sebelumnya, Yuar, Gindra, Nio, dan Lio ditanyai tentang kesanggupan mereka merawat hewan peliharaannya kelak. Keempatnya menjawab dengan penuh keyakinan, hingga para ayahnya setuju untuk menuruti permintaan mereka.
Memasuki sebuah toko hewan, keempat bocah—yang hari ini memakai baju couple—itu terlihat berbinar melihat berbagai macam hewan yang ada. Bersama ayah masing-masing, mereka berkeliling mencari hewan yang sesuai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become A Papa||00Line
Teen Fictionpulang camping ketempelan setan ❌ pulang camping ketempelan bocil-bocil gemoy✅ Serba-serbi empat papa muda mengurus anak-anak mereka!! Not BXB Story only in wattpad Dilarang plagiat! Hargai pemilik ide!