Setelah kejadian mengerikan di desanya, Althaf merasa hatinya bergejolak dengan banyak emosi—kesedihan, kemarahan, dan harapan baru yang mulai tumbuh. Sosok prajurit misterius dengan kekuatan petir yang dahsyat masih terngiang di benaknya, dan kata-katanya berulang kali terputar di dalam kepala Althaf.
"Datanglah ke Akademi Nexus. Di sana, kamu akan menemukan kekuatanmu. Dan mungkin, kamu bisa mengubah takdirmu."
Dengan langkah berat namun mantap, Althaf meninggalkan puing-puing desanya yang hancur. Jalan setapak yang membawanya ke Akademi Nexus dikelilingi pemandangan yang mencengangkan. Sepanjang perjalanan, ia menyaksikan berbagai kejadian luar biasa yang tampaknya melampaui nalar. Sekelompok pejuang berseragam dengan sigap berlatih, menciptakan serangan memukau: bola api berputar, gelombang air mengalir, dan angin berputar dengan kekuatan magis yang tak terbayangkan.
Namun, di balik keindahan itu, bayang-bayang kejahatan juga mengintai. Makhluk kegelapan bersembunyi di balik pepohonan, mata merah mereka bersinar dengan keganasan. Ketegangan merayap dalam diri Althaf, tetapi semangatnya tidak pudar. Ia melanjutkan perjalanan, bertekad untuk menemukan kekuatan yang terpendam dalam dirinya.
Setelah berjam-jam melangkah, Althaf tiba di jembatan megah yang menghubungkan dua tebing curam. Di ujung jembatan, menara tinggi Akademi Nexus menjulang ke langit, seakan menjadi pelindung dari kegelapan yang mengancam. Saat ia melangkah di tengah jembatan, merasakan getaran kuat di bawah kakinya, muncul seorang anak laki-laki berusia sekitar sepuluh tahun.
Anak itu mengenakan seragam Akademi Nexus bercorak abu-abu, dengan lambang berbentuk lingkaran yang bersinar di dadanya. Nior, si pemilik kekuatan refleksi, berlari mendekat dengan semangat yang menggebu. "Kamu pasti Althaf, kan? Aku Nior!" serunya, wajahnya bersinar penuh kepercayaan diri.
Althaf mengangguk, merasakan ketenangan perlahan menyelimuti dirinya. "Ya, aku Althaf. Aku baru saja... dari desaku."
"Dengar, di Akademi Nexus, setiap orang memiliki kekuatan unik. Seragamku ini melambangkan kemampuanku—memperbalikkan kekuatan dan emosi. Misalnya, jika seseorang menyerangku dengan api, aku bisa memantulkannya kembali ke mereka. Atau jika ada yang marah, aku bisa membuat mereka merasa tenang. Menarik, kan?" kata Nior, dengan antusiasme yang menggebu.
"Luar biasa!" Althaf terpesona, membayangkan semua potensi yang ada. "Bagaimana kamu bisa menguasai itu?"
"Semua berkat latihan keras dan semangat yang tak pernah padam," jawab Nior dengan bangga. "Di Akademi, kita akan belajar banyak tentang kekuatan kita. Di sana, ada tiga tingkat pejuang. Tingkat pertama, yang paling lemah, adalah Force. Mereka yang masih belajar mengendalikan kekuatan mereka. Selanjutnya, ada Pooca, yang lebih mahir dan bisa menggunakan kekuatan mereka dengan lebih efektif. Dan yang paling tinggi adalah Knight, seperti aku," Nior menjelaskan, sambil menunjukkan lambang di seragamnya yang bersinar dengan warna cerah.
Althaf memperhatikan dengan kagum, mendengarkan penjelasan Nior.
"Tapi," lanjut Nior, kali ini dengan nada yang lebih rendah, "ada satu tingkatan lagi yang lebih istimewa dari Knight—Semi-Special."
Althaf mengernyit. "Semi-Special?"
Nior tersenyum tipis, seolah membahas sesuatu yang sangat rahasia. "Karena tingkatan ini memang tidak diketahui oleh banyak orang. Semi-Special adalah tingkatan rahasia yang hanya diisi oleh tigaborang terpilih. Hanya sedikit yang tahu tentang keberadaan mereka. Para Semi-Special ini adalah pejuang yang memiliki kekuatan di atas Knight, tetapi belum mencapai tingkatan Special yang legendaris. Mereka adalah penghubung antara kekuatan Knight dan Special."
Althaf memandang Nior dengan mata terbelalak. "Tigaorang saja? Bagaimana kau bisa tahu tentang ini?"
Nior melirik sekeliling, memastikan tidak ada yang mendengar. "Sahabat dekat pembimbingku adalah salah satu dari mereka. Ia pernah menceritakan padaku tentang kekuatan luar biasa yang mereka miliki, tetapi mereka tetap harus merahasiakan keberadaan mereka. Tidak seperti tingkatan lainnya, Semi-Special bergerak dalam bayangan, membantu menjaga keseimbangan tanpa sorotan publik. Karena itu, mereka jarang disebut."
Suara Nior semakin serius. "Dan meskipun mereka tidak sepopuler para Special, kekuatan mereka cukup besar untuk mengubah jalannya pertarungan besar. Semi-Special adalah penjaga tersembunyi, dan setiap langkah mereka memiliki dampak besar."
Althaf mengangguk perlahan, mencerna informasi baru itu. "Jadi, hanya ada tiga orang di tingkatan ini? Kedengarannya... sangat rahasia."
Nior tersenyum samar, tatapannya penuh makna. "Memang, dan hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan tahu. Termasuk aku... dan sekarang kau."
Althaf merasa seolah telah diberi bagian dari misteri yang lebih besar. Tetapi sebelum ia bisa bertanya lebih jauh, Nior melanjutkan, "Dan yang terakhir, ada tingkat Special, tingkatan tertinggi. Hanya dua belas anak terpilih yang pernah mencapai tingkatan ini. Mereka adalah pejuang terkuat, yang mampu menggunakan kekuatan luar biasa yang melebihi batasan biasa. Tidak ada yang bisa menandingi mereka."
Althaf menatap Nior, kagum sekaligus terinspirasi. Tingkatan-tingkatan ini lebih dari sekadar pencapaian; mereka adalah cerminan dari dedikasi dan kemampuan seseorang dalam menguasai kekuatan yang luar biasa.
"Wow, itu sangat mengesankan!" Althaf terpesona, membayangkan bagaimana hidup di antara para pejuang hebat.
Namun, ketenangan itu tiba-tiba terganggu. Suara keras memecah keheningan ketika seorang pejuang melesat dari arah hutan dengan wajah ketakutan. "Ada makhluk bayangan! Mereka datang!" teriaknya, terengah-engah.
Sebelum Althaf sempat bereaksi, sekelompok makhluk kecil berwarna hitam melompat dari balik semak-semak, bergerak cepat seperti bayangan. Nior tak membuang waktu. "Althaf, hati-hati! Ini adalah makhluk bayangan, dan mereka sangat berbahaya!"
Nior segera mengangkat tangannya, dan kekuatan abu-abunya berkumpul di sekelilingnya, membentuk perisai. Dalam sekejap, dia memantulkan serangan bayangan itu kembali, membuat makhluk-makhluk itu terhuyung mundur. "Kita harus bertarung bersama!" teriak Nior, memanggil kekuatannya dengan semangat yang tak terbendung.
Dengan keberanian yang tak terduga, Althaf merasakan sesuatu dalam dirinya mulai bangkit. Meskipun ia tidak memiliki kekuatan, ia berlari maju, berusaha membantu Nior. "Aku... aku bisa melindungimu!" teriaknya, meski jantungnya berdegup kencang.
Nior melontarkan bola refleksi energi ke arah makhluk bayangan, memantulkannya dengan tepat dan membuat makhluk-makhluk itu menghilang dalam ledakan cahaya. "Kau harus percaya pada dirimu sendiri, Althaf! Kekuatanmu mungkin belum muncul, tapi semangatmu sangat berharga!"
Mereka bertarung berdampingan, memantulkan serangan demi serangan, hingga akhirnya makhluk-makhluk itu mundur, terpaksa melarikan diri ke kegelapan. Althaf terengah-engah, tetapi ada sesuatu yang baru terbangun dalam dirinya—sebuah keberanian yang tak terduga, memantulkan harapan dan tekad yang membara.
Setelah makhluk-makhluk itu pergi, Althaf menegakkan punggungnya dan menatap Nior dengan rasa kagum yang mendalam. "Kamu benar-benar hebat! Aku ingin belajar semua itu!"
"Di Akademi Nexus, kamu bisa," jawab Nior. "Mari kita segera pergi. Banyak yang menunggumu di sana, dan kita masih punya banyak waktu untuk mempersiapkan diri."
Dengan semangat baru yang menyala di dalam hati, Althaf melangkah bersama Nior menuju Akademi Nexus. Dalam perjalanan, ia menyaksikan keajaiban-keajaiban yang luar biasa—pejuang yang mengendalikan angin, penyihir yang memanggil hujan, dan penyerang yang menguasai bumi. Semua itu memperkuat tekadnya untuk menemukan kekuatan yang tersembunyi dalam dirinya.
Saat mereka mendekati gerbang Akademi, Althaf merasakan sesuatu yang lebih besar menantinya di dalam—sebuah perjalanan yang tidak hanya akan mengubah nasibnya, tetapi juga mungkin seluruh dunia yang dilanda kegelapan. Harapan baru mulai menyala dalam dirinya, memberi semangat untuk mengubah takdirnya dan melawan semua ancaman yang mungkin datang.
Kisahnya baru saja dimulai, dan di depan, Akademi Nexus menanti dengan segala tantangan dan keajaiban yang akan mengubah hidupnya selamanya. Dalam perjalanan ini, Althaf tidak hanya akan menemukan kekuatan, tetapi juga persahabatan, pelajaran berharga, dan petualangan yang tidak akan pernah dilupakannya. Dia akan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar, bertarung untuk melindungi dunia yang dicintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia yang berdarah
FantasíaSeorang anak yang hidup dalam bayang-bayang kehancuran mendapati dirinya tersiksa oleh kenyataan yang tidak pernah bisa ia lupakan. Ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri ketika desanya dihancurkan oleh monster raksasa, menyapu bersih seluruh...