Kegelapan yang Mengintai (Lanjutan)

13 0 0
                                    

Suara dentuman dan ledakan mengguncang tanah saat serangan bergelombang dilancarkan. Althaf, Nior, Shafira, dan Indra bersatu, setiap gerakan mereka terasa terkoordinasi, bagaikan orkestra yang mengalun harmoni menghadapi gelombang kegelapan. Landak Kegelapan, monster yang seakan tak terhentikan, mendesis marah ketika serangan demi serangan menghantamnya.

"Sekarang, Althaf! Gabungkan kekuatan kita!" teriak Shafira, wajahnya penuh tekad. Althaf mengangguk, merasakan semangat dan kekuatan dari teman-temannya menyatu dalam diri.

"Halilintar Merah!" Althaf berteriak, dan petir berwarna merah meluncur dari tangannya, kali ini jauh lebih kuat. Dia menambah kekuatan serangannya dengan memfokuskan energi dari Nior dan Indra. Nior, menggunakan kemampuannya untuk mengalihkan kekuatan, memperkuat aliran energi, sementara Indra menambahkannya dengan energi tanaman hijau yang menyehatkan.

"Gabungkan!" seru Indra, cambuk hijaunya berkilau saat dia mengarahkan energinya ke arah Althaf. Kekuatan mereka bersatu, menciptakan paduan warna merah dan hijau yang menggetarkan dunia di sekitar mereka.

Landak Kegelapan merasa terdesak. "Kalian tidak bisa menghentikanku! Aku adalah kegelapan yang terlahir dari rasa sakit!" monster itu meronta, mencoba memanggil pasukan durinya yang berjumlah banyak. Namun, dengan gerakan cepat, Shafira memutar kipasnya, menciptakan angin puting beliung yang menyapu semua duri yang berusaha maju, membuatnya tak berdaya.

"Ayo, Nior! Saatnya kita beraksi!" seru Shafira. Nior, yang kembali bangkit, mengerahkan semua kekuatannya, "Ayo, teman-teman! Kita harus bersatu dan menghancurkan monster ini sekali untuk selamanya!"

Sambil menggerakkan kipasnya, Shafira menyebarkan angin sakti yang membuat Landak Kegelapan terlempar. "Sekarang, Indra!" Dengan sigap, Indra meluncurkan cambuk hijaunya, menciptakan gelombang energi yang mengikat monster itu.

Landak Kegelapan meronta, berusaha menghindar. "Kalian tidak akan menang! Aku akan membuat kalian merasakan kegelapan yang tak terhingga!"

Tapi semangat para pejuang tidak dapat dipadamkan. "Kita adalah cahaya di tengah kegelapan!" teriak Althaf, mengarahkan tangannya yang berkilau ke arah monster itu. "Halilintar Merah, bersatu!"

Petir merah yang semakin kuat mengelilingi tubuh Althaf, menyatu dengan angin sakti dari Shafira dan energi tanaman Indra. Dalam sekejap, serangan itu membentuk satu bola energi besar yang bersinar menyilaukan, siap untuk menghancurkan Landak Kegelapan.

"Ini adalah akhir untukmu!" seru Nior, melangkah maju dengan keberanian. "Kekuatan kami akan menghentikan semua kegelapan!"

Sebuah ledakan terjadi saat bola energi itu meluncur ke arah Landak Kegelapan. Suara gemuruh mengguncang seluruh pelataran Akademi Nexus. Monster itu mengeluarkan teriakan yang penuh kebencian, tetapi tak dapat menghindar. Bola energi yang menyala menghantamnya dengan kekuatan yang tak terbayangkan, mengirimkan gelombang shockwave yang membangkitkan rasa guncangan di sekeliling.

"Tidak... tidak mungkin!" teriak Landak Kegelapan, matanya melotot penuh ketakutan saat kegelapan yang menyelimutinya mulai pudar. Dia berjuang melawan energi yang menyergapnya, tetapi semakin dia berusaha, semakin besar kekuatan yang menghancurkannya.

Kilatan petir menyala terang, membelah langit saat Landak Kegelapan terjebak dalam cahaya yang membara. "Kamu mungkin tidak bisa menghancurkanku! Kegelapan tidak pernah hilang!"

Namun, semakin berusaha, semakin pudar cahaya gelapnya, dan semakin bersinar energi dari Althaf dan yang lainnya. Dengan satu teriakan terakhir, Landak Kegelapan menyadari bahwa kegelapan yang ia wakili tak lagi bisa mengalahkan cahaya harapan yang bersatu.

"Halilintar Merah, hancurkan kegelapan ini!" Althaf berteriak sekali lagi, menambahkan kekuatannya ke puncak, dan dengan itu, bola energi meledak menjadi serpihan cahaya yang berkilauan.

Dunia yang berdarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang