Ji-heon menjawab seolah itu sudah jelas.
"Bukankah hadiah itu adalah Lee Jeong-oh?"
"Apa?"
Tentu saja, Jeong Ji-heon, dasar idiot. Memang dia tidak pernah terlihat begitu, dan kamu selalu terlihat pintar saat bekerja, namun disaat kita hanya berdua, wajah pintarmu itu hanya menunjukkan ekspresi sederhana.
"Kenapa aku diberikan sebagai hadiah? Aku adalah manusia."
Matanya menjadi kosong setelah menghadapi kenyataan yang sulit. Tidak, Lee Jeong-oh adalah orang paling berharga di dunia bagiku dan itu seperti hadiah... Namun, Ji-heon tidak bisa menebak apa yang akan dia berikan padanya. Aku juga memiliki keinginan untuk menjadikan dia sebagai hadiah sesuai dengan keinginanku.
"Tapi kamu bilang itu adalah hadiah yang sangat bagus."
Selain Lee Jeong-oh, apa lagi yang bagus? Jika bukan kamu, tidak ada yang aku perlukan saat ini.
"Ini benar-benar bagus."
"Apa itu?"
Hadiah ini, bukan Lee Jeong-oh. Ji-heon bertanya dengan cemberut, tidak terlalu penasaran. Aku menundukkan kepalaku dalam-dalam dan mengobrak-abrik tas seolah-olah Jeong-oh akan masuk ke dalamnya. Tanganku berhenti di dalam tas. Aku telah menemukan hadiahnya. Melihat ekspresi cerahnya, seperti seseorang yang malah menerima hadiah sambil memberikan hadiah, Ji-heon tiba-tiba menjadi penasaran tentang sesuatu yang belum dia ketahui. Apa-apaan ini?
"Taraaa!!"
Dia mengangkat sudut mulutnya menjadi tersenyum dan mengangkat sebuah di depan mataku. Ji-heon diberikan foto itu. Foto ini. 7 tahun yang lalu. Foto diambil di restoran Australia 'The Crown'.
"Aku sudah lama menghapus semua foto kita. Aku mendapatkannya berkat restoran itu."
"Haa.. Gara-gara foto ini..."
Aku menghela nafas, tapi aku tidak bisa marah. Kedua orang di foto itu begitu dekat hingga terlihat seperti kakak beradik, bahkan sekilas mereka terlihat mirip. Setelah turun dari lift, aku membolak-balik fotonya sebentar, lalu Jeong-oh bertanya.
"Ada apa? Apakah kamu tidak menyukainya?"
"Bukan itu."
"..............."
"Ini karena aku terlihat bahagia di foto itu."
Ternyata aku bisa tertawa seperti ini, ternyata orang ini adalah orang yang bisa tertawa seperti ini. Senyum cerah ini sangat terlihat hidup bahkan di masa laluku yang tersembunyi, yang menurutku bukan apa-apa dan tidak ada yang perlu diingat.
"Saat itu, Oppa sedang jalan-jalan ke Australia, tapi kamu membatalkan semua rencanamu, menyewa apartemen, dan tinggal di Melbourne. Sampai saatnya kamu kembali ke rumah."
Ji-heon mengangguk pelan. Suatu hari, aku sedang melihat catatan perjalananku ke Australia saat 7 tahun lalu. Aku kira Melbourne adalah tujuan wisata terakhirku, namun aku penasaran karena aku hanya menginap di hotel di Melbourne hanya 3 hari. Aku tidak tahu selanjutnya dimana tempat yang aku tinggali selama tiga minggu ke depan karena tidak ada jejak rekam untuk hal itu, jadi aku penasaran, tapi hanya itu, aku tidak punya niat mencari tahu lebih lanjut. Aku sudah tidak ingat, tapi aku rasa aku bisa menebak alasan dibalik itu sekarang. Kurasa itu karena aku tidak ingin berpisah denganmu. Aku juga mungkin membatalkan rencana perjalananku selanjutnya karena aku ingin bersamamu lebih lama lagi. Mungkin aku juga jatuh cinta padamu pada pandangan pertama saat itu. Kepada Ji-heon yang begitu emosional hingga tidak bisa berkata apa-apa, Jeong-oh memberikan hadiah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Child Who Looks Like Me / Anak yang Mirip DenganKu
RomanceSeorang Pria bernama Jeong Ji-Heon yang kehilangan ingatannya sebelum melamar pasangannya. Wanita yang percaya bahwa hatinya telah disakiti oleh pasangannya, Lee Jeong-Oh. Keduanya bertemu kembali setelah 7 tahun. Ji-Heon tidak mengingat Jeong-Oh, t...