𝐁𝐚𝐧𝐠𝐤𝐨𝐤, 𝟎𝟗 𝐒𝐞𝐩𝐭𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟐𝟎𝟐𝟐.
Pada malam hari yang tenang, bagi jevano ini adalah malam yang sangat menegangkan karena saat ini ia berada di rumah orang tua sadipta untuk melamar sadipta."APA KAU GILA??!!" Teriak ayah sadipta pada jevano dan mencoba menampar pipi jevano.
"Ayah, jangan kasar pada kak jevano" Sadipta mencoba untuk menepis tangan sangat ayah tetapi ia malah terjatuh.
"SAYA SUDAH BILANG KAU TIDAK DI TERIMA DI RUMAH INI, INGATLAH KALAU KALIAN BERDUA ADALAH SESAMA LELAKI!" Sang ayah masih dengan amarah yang berapi-api.
"Sayang tenanglah, mengapa kau tidak memberi tahu kan dengan sedikit tenang? Cobalah untuk bersabar" kini sangat ibu mencoba menenangkan ayah yang masih setia dengan emosi nya.
"Huftttt" helaan nafas ayah terdengar sangat jelas.
"Kenapa kau berani-berani nya ingin menikahi putra ku? Apa kau tidak sadar jika kalian berdua adalah laki-laki?" Ayah akhirnya mencoba sedikit tenang walaupun masih terdengar nafas yang masih memburu.
"Maafkan saya yang lancang, saya sudah berniat untuk melamar sadipta dari bulan lalu, tapi saya memutuskan untuk melamarnya bulan ini saja karena sepertinya terlalu cepat bagi sadipta untuk menikah di usianya yang tergolong masih muda" akhirnya jevano bersuara.
"Tapi kau tau kan kalau kalian berdua laki-laki?" Ayah mencoba untuk menjelaskan norma dunia yang tidak akan bisa menerima mereka.
"Saya tau, tetapi kami sudah sangat mencintai satu sama lain, apa salahnya untuk tidak memperdulikan pandangan orang lain?" Jevano tetap kekeh dengan pilihannya.
"Huftt, saya sudah lelah mengurus kalian berdua, jika kalian menikah saya pun tidak peduli" ayah akhirnya menyerah begitu saja.
"Baiklah, biar saya saja yang mengurus segala urusan pernikahan" jevano tersenyum lebar sambil memandangi cinta nya, sadipta.
Sadipta dan ibu yang mendengar penuturan kata yang sangat lembut dan formal dari mulut jevano pun ikut tersnyum.
*di apartement jevano*
"Sayangg..." Jevano memanggil sadipta dengan mukanya yang memelas.
"Kenapa?? Capek yaa??" Sadipta bertanya pada jevano yang terlihat sangat lelah.
Jevano tak menjawab, melainkan memeluk pinggang calon istrinya dan mencium bibir merah muda milik sadipta dengan penuh cinta.
"Kamu ini yaaa, nakal" sadipta tersenyum melihat kelakuan calon suaminya.
"Jadi apa yang akan kau siapkan untuk pernikahan kita? Dan akan di adakan tanggal berapa?" Sadipta yang penasaran akhirnya bertanya pada jevano."Bagaimana jika besok?" Terdengar sedikit suara tawa dari jevano.
"Sepertinya benar kata ayah ku, kau memang gila" jawab sadipta dengan kesal.
"Aku bercanda sayanggg, kita akan menikah pada 8 Oktober" jawab jevano.
"Lalu apa yang akan aku lakukan untuk membantu?" Tanya sadipta.
"Kau hanya perlu ikut mencoba gaun untuk pernikahan, untuk sisanya kau hanya perlu duduk manis" jawab jevano sambil mencubit pipi gembul milik sadipta.
"Hmm, baiklah" jawab sadipta dengan santai.
𝐁𝐚𝐧𝐠𝐤𝐨𝐤, 𝟏𝟎 𝐒𝐞𝐩𝐭𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟐𝟎𝟐𝟐.
"Hari ini kita akan pergi mencari gaun yang cocok untuk mu di mall" jevano menarik tangan sadipta ke mobil hitam yang terparkir didepan apartement jevano pada pagi hari.
"Santai saja, kau tidak perlu menarik ku"
Sadipta bersuara disertai kekehan kecil."Baiklah, maafkan aku" jevano merasa bersalah pada sadipta.
*sesampainya di mall*
"Dimana kita akan membeli gaunnya?" Tanya sadipta yang sudah lelah memutari mall sedari tadi.
"Dilantai lima" jawab jevano tanpa beban.
"MENGAPA KAU TIDAK MEMBERI TAHUKAN KU DARI TADI!!??" teriak sadipta yang membuat sekitarnya terkejut.
"Maafkan ku" sadipta meminta maaf pada sekelilingnya karena telah membuat keributan.
"Maafkan aku.. " jevano meminta maaf sambil menunduk karena takut melihat muka marah sadipta.
"Akh, baiklah" sadipta akhirnya mengalah.
*𝐒𝐊𝐈𝐏
*setelah sampai pada apartement jevano*
"Sayang.. " suara jevano yang ia buat seperti manggoda sadipta.
Sadipta adalah orang yang tidak gampang terpancing seperti itu, sebaliknya dengan javeno. Ia sangat suka hal-hal berbau sex dan juga mabuk-mabukan, tapi setelah bertemu dengan sadipta di sekolah menengah atas ia sudah menurunkan nafsunya terhadap dunia nya dan fokus untuk menghalalkan sadipta.
"Apa??" Tanya sadipta sambil menyiapkan makanan untuk dimakan bersama jevano.
"Aku lapar.. " jevano yang masih mencoba menggoda sadipta.
"Sebentar, makanan nya akan segera matang" sadipta yang tau maksud dari kata lapar yang jevano maksud akhirnya mencoba untuk mengalihkan nafsu jevano yang tiba-tiba saja menginginkan 𝐢𝐭𝐮.
Jevano yang tidak tahan akhirnya menggendong tubuh sadipta untuk dibawa ke kamar jevano untuk di 𝐮𝐧𝐛𝐨𝐱𝐢𝐧𝐠.
Tentu saja sadipta memberontak, ia tidak akan membiarkan keperawanannya hilang sebelum menikah.
Jevano membuka seluruh kancing yang menutup aurat sadipta dengan rapat.
Sadipta yang menyadari itu akhirnya mencoba untuk menepis tangan jevano walaupun ia tau tenaga jevano jauh lebih besar dari dirinya sendiri.
Karena tak berhasil menyadarkan jevano dari nafsunya, akhirnya Sadipta menangis yang membuat jevano sadar.
"Maafkan aku.. " jevano.
KAMU SEDANG MEMBACA
bunga matahari.
RomanceJimmy sebagai Jevano Elfiano Sea sebagai Sadipta Kyle Archilles