14

167 30 11
                                    

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, vote dan komennya guys. Terimakasih 💙🍓

*Maaf kalo ada typo*


Selamat membaca 💙


Seokjin mematung memandang langit dari balkon. Ia berusaha mencari ide untuk mengutarakan yang sesungguhnya kepada Airin sekarang juga. Memulainya dari mana, mungkin tentang foto yang diedit oleh Ken lebih dulu, atau langsung mengatakan mereka bukan suami istri.

Wanita yang sedang ia pikirkan muncul di belakangnya seraya langsung memeluk Seokjin dari belakang. Seokjin langsung menarik nafas dalam dan cepat, berusaha melepaskan tangan Airin yang ada di dadanya.

"Aku mohon, Airin, kita tidak bisa seperti ini." Ucap Seokjin dengan memejamkan mata. Antara merasakan kebahagiaan dan juga kegundahan berada dalam dekapan wanita pujaannya.

"Kenapa? Medan magnet menarikmu." Ucap Airin menggoda.

Lagi, Seokjin membuang nafas kasar dan merasakan jiwanya tersiksa. Darah seperti berlarian cepat di seluruh tubuhnya. Tangannya pun bergerak menyentuh tangan wanitanya di dadanya.

"Di semua foto yang Ken bawa kita terlihat mesra. Jadi aku yakin kita saling mencintai." Ucap Airin sambil mengecup pundak Seokjin.

Airin mulai merangsek ke depan Seokjin dan memandangnya.

Ya Tuhan, godaan macam apa ini?

Seokjin menatap mata Airin yang indah. Ia benar-benar hampir kehilangan kesadaran, melihat pesona yang sejak lama ia impikan kini sangat nyata di hadapannya.

"Pergi tidur." Perintah Seokjin berusaha melepaskan pelukan Airin.

"Aku bukan Prince. Tidak mungkin tidur secepat itu." Ucap Airin semakin menantang.

"Sudah saatnya kamu tahu semuanya." Ucap Seokjin menatap Airin yang masih memasang senyum menggemaskan.

"Kemarin aku memaksa ingin tahu, kamu menolak memberitahu. Sekarang, Aku tidak ingin tahu apapun tentang masa lalu kita. Kita perbaiki apapun yang rusak hari itu. Kita akan menjadi pasangan yang baru, aku akan menjadi istri yang baik untukmu jika aku sempat begitu buruk sebagai istrimu. Biarkan ingatan ini tak pernah tahu masa lalu kita." Celoteh Airin dengan menaruh kedua telapak tangannya di pundak Seokjin.

Seokjin terpaku, matanya terkesima menatap gerak bibir wanita yang selama ini menggodanya. Menimbulkan gairah yang membara, hingga kadang ia tak bisa mengendalikan dirinya.

Kini, Seokjin berada diantara kebimbangan. Antara menikmati momen kebersamaan dengan Airin atau menolaknya. Belum Ia mendapatkan jawaban, sentuhan di bibirnya membuat ia terkesiap dan kehilangan kendali.

Terdiam sesaat karena terkejut. Seokjin akhirnya memejamkan mata, membalas ciuman Airin.

Mereka saling menikmati ciuman itu, Airin yang berpikir akhirnya bisa menaklukkan suaminya. Sedangkan Seokjin merasa memiliki wanita didekapan nya saat ini.

Dekapan itu semakin erat. Tangan Seokjin mulai meraba tubuh Airin. Dari mengelus punggungnya secara perlahan, merambat ke pinggul. Lalu mengelus lengan Airin hingga ke pundaknya.

Masih saling berciuman, Seokjin menuntun Airin berjalan mundur ke arah sofa yang berada didekatnya.

Sedangkan Airin merasa pancingannya pada lelaki yang dianggap suaminya itu berhasil. Hingga Ia pun semakin membebaskan Seokjin menguasai dirinya Yang kini terbaring di atas sofa. Namun saat matanya terpejam, Airin melihat sosok perempuan tengah meronta dan berusaha melepaskan diri dari seorang pria.

Cinta Yang Dititipkan (Jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang