Kepergian Arjuna

112 11 1
                                    

Kini Subhadra tengah melamun seraya menatap matahari, menunggu Arjuna datang untuk meminta maaf padanya.

Dan tak lama kemudian,pintu pun diketuk oleh seseorang,yang Subhadra tebak adalah suaminya Arjuna,pintu pun terbuka secara perlahan.

Dengan langkah yang ragu dan wajah penuh rasa bersalah,arjuna mendekat,ia hendak menyentuh pundak Subhadra,tetapi Subhadra mengangkat tangannya pertanda Arjuna tidak boleh menyentuh nya.

"Subhadra-"

"Ada apa? Kau ingin ingin memarahi ku lagi tuanku?" Tanya Subhadra yang berniat menyindir Arjuna.

Arjuna pun menghela nafas "maafkan aku Subhadra,aku...aku salah,aku tadi sedang menahan amarahku,dan...aku tadi sedang tidak ingin di ajak bicara" ucap Arjuna meminta maaf dengan tulus.

Sebenarnya Subhadra sudah tak tega melihat wajah Arjuna,namun rasa-rasanya,dia ingin sesekali jahil pada suaminya ini.

"Tapi kata maaf mu itu,tidak bisa mengembalikan hatiku yang sudah kecewa padamu, tuanku" ucap Subhadra pada Arjuna,mendengar balasan dari Subhadra itu,Arjuna semakin merasa bersalah.

Arjuna pun menghela nafas,dia melakukan sesuatu yang membuat Subhadra terkejut,dia tiba-tiba saja berlutut di hadapan Subhadra dengan kedua tangannya yang di satukan.

"Aku, Arjuna putra pandu,ingin meminta maaf kepada istrinya ini,karena sudah berani mengecewakan hatinya yang selembut sutra itu" ucap Arjuna membuat Subhadra semakin tak tega,dan menghentikan jahilnya.

Subhadra pun dengan segera membantu Arjuna untuk berdiri "tuanku...mengapa kau melakukan hal ini? Aku...aku hanya bercanda padamu,aku tidak benar-benar marah padamu tuanku" ucap Subhadra yang kini merasa bersalah.

Arjuna tersenyum "syukurlah jika kau hanya berpura-pura Subhadra,dan untuk apa yang ku lakukan tadi,itu adalah bukti cintaku padamu" katanya membuat Subhadra terharu.

Mereka berpelukan sebentar "Subhadra,apa yang ingin kau beritahu kepadaku?" Tanya Arjuna,namun Subhadra malah terdiam.

"Subhadra?" Panggil Arjuna membuat Subhadra terkejut "ah ya,aku...kakakku Khrisna akan segera datang ke sini,untuk menemui mu tuanku" jawab Subhadra dan Arjuna pun tersenyum "itu adalah berita baik" ucap Arjuna seraya tersenyum.

•••

Kini,kereta kuda milik Basudewa Khrisna sudah memasuki kerajaan,dan di sambut oleh keluarga kerajaan lainnya, terutama adik kesayangan nya itu.

Saat Khrisna sudah turun dari kereta kudanya, Subhadra langsung menyambut nya dengan pelukan rindu,dan Khrisna pun membalasnya "bagaimana kabarmu adikku? Apa kau nyaman di sini? Apa ada yang membuatmu menangis di sini?" Pertanyaan Khrisna yang terakhir membuat Arjuna terdiam,dan Drupadi menahan tawanya.

"Aku baik-baik saja ka,tidak ada yang membuatku menangis,benarkan Drupadi?" Tanya Subhadra pada Drupadi.

"Ya,itu benar sekali Basudewa,ka Subhadra sangat nyaman tinggal di sini,tidak ada yang membuatnya menangis" ucap Drupadi,namun saat di akhir kalimat nya,dia menatap Arjuna dengan menahan tawanya.

"Tunggu Kaka,apa yang akan kau lakukan di sini?" Tanya Subhadra "aku hanya menyampaikan pesan dari Bima,bahwa di sana,dia sedang kesusahan,maka dari itu,dia membutuhkan Arjuna untuk membantu mereka" jawab Khrisna membuat mereka semua terdiam.

"Apakah harus Arjuna Kaka?" Tanya Subhadra dengan raut wajah sedih, Khrisna pun mengangkat wajah Subhadra yang tertunduk "aku tau,di tahun ini,adalah bagian mu bersama Arjuna,namun ini menyangkut nyawa mereka adikku" ucap Khrisna yang membuat Subhadra terdiam.

Subhadra pun tersenyum dan mengangguk "baiklah,Dursala adalah sahabat ku,maka dari itu,Arjuna harus menolong nya" ucap Subhadra dan yang lainnya pun tersenyum.

"Arjuna, persiapkan dirimu" titah khrisna dan dengan gagahnya,arjuna mengangguk "kini tugasku sudah selesai,aku sudah harus pergi lagi ke Dwaraka, Dwaraka membutuhkan ku" ucap Khrisna dan mereka pun mengangguk mengerti.

•••

Setelah beberapa saat Khrisna pergi,kini,di gerbang kerajaan,Arjuna sudah siap.

Subhadra menghampiri suaminya itu dengan sebuah nampan,dia berniat mendoakan Arjuna agar selamat.

Setelah mendoakan nya,mereka pun berpelukan "kau harus secepatnya kembali tuanku" pinta Subhadra pada Arjuna,Arjuna pun mengelus rambut Subhadra dan berkata "aku akan secepatnya kembali Subhadra,aku berjanji" ucap Arjuna.

Setelah Subhadra,kini Yudistira pun memeluk adiknya itu "berhati-hatilah Arjuna, selamatkan Bima, Nakula, Sadewa dan Dursala" ucap Yudistira,Arjuna pun mengangguk "itu pasti ka" balas Arjuna.

Kini Drupadi melangkah kehadapan Arjuna,ia berlutut di hadapan Arjuna seraya menyatukan kedua tangannya "bawalah suamiku Nakula kembali dengan selamat tuanku" pinta Drupadi.

Arjuna pun dengan cepat membantu Drupadi berdiri "aku tau,Nakula adalah cinta pertama mu Drupadi,dan kau tenang saja,aku pasti akan membawa pulang mereka semua dengan selamat" ucap Arjuna membuat hati Drupadi menjadi lega.

Setalah itu,Arjuna pun berpamitan,dia menaiki kereta kudanya,dan berjalan menuju lokasi kejadian itu.

•••

Kini Drupadi dan Subhadra sedang berada di taman, Drupadi sedang memetik mawar merah, sementara Subhadra duduk di sebuah ayunan kayu.

"Aku dengar dengar,kedua pelayan pribadi kita,akan segera datang ke Hastinapura?" Tanya Subhadra pada Drupadi.

Drupadi pun menatap Subhadra dan mengangguk "itu benar ka,nama pelayan pribadi mu adalah Pari, sedangkan pelayan pribadi ku adalah Vrusali" jawab Drupadi yang masih memetik bunga mawar merah itu.

Setelah merasa cukup,Drupadi pun melangkahkan kakinya menghampiri ayunan kayu yang berada di samping Subhadra,dia pun duduk di sana,dan Seperti membuat sesuatu.

"Kau tau ka, hidup ku benar-benar seperti tidak ada gunanya,percuma aku menikah" ucap Drupadi dengan wajah sendu.

Subhadra menatap Drupadi dengan tatapan sedih "mengapa kau mengatakan itu Drupadi?" Tanya Subhadra.

"Kau menyaksikan sendiri bukan? Bahwa ayahku telah mengutukku tidak bisa memiliki seorang anak dari siapapun" jawab Drupadi dengan tetesan demi tetesan air mata yang mengalir.

Bukan hanya Drupadi,bahkan Subhadra pun menangis "kau tau Drupadi, meskipun hidup sepasang suami istri tak lengkap tanpa adanya seorang anak,tetapi cinta sepasang suami istri bukan hanya dari seorang anak,tetapi dari hati mereka yang paling dalam,jika para suami kita mencintai kita,maka mereka tidak akan pernah menuntut harus adanya seorang anak" ucap Subhadra membuat hati Drupadi hangat.

"Kau harus tau ini,anakku adalah anakmu juga nanti,dan kau harus percaya,jika ayahmu mengatakan bahwa kau tidak bisa melahirkan seorang anak,maka kau bisa memiliki seorang anak,kau mengerti Drupadi?" Tanya Subhadra pada Drupadi.

Drupadi pun menghapus air matanya,dia tersenyum dan mengangguk "aku mengerti, terimakasih ka" jawab Drupadi dan mereka pun berpelukan.

Setelah beberapa menit mereka di sana, akhirnya Drupadi pun menyelesaikan apa yang ia buat selama ini.

"Sudah selesai!" Riangnya seraya mengangkat dua Buha mahkota mawar merah yang ia buat sendiri.

Drupadi pun memberikan salah satunya kepada Subhadra,yang ia pegang,ia pasangkan pada kepala Subhadra, begitupun sebaliknya, Subhadra juga memasangkan mahkota mawar merah yang ia pegang,pada kepala Drupadi.

Mereka pun tertawa bersama, menghabiskan waktu di taman indah itu,hanya berdua,bagai sahabat,atau bisa jadi juga kakak dan adik.

BERSAMBUNG






PUTRI SUBHADRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang