2

18 6 3
                                    

LUKISAN TAKDIR

BAB 2

TITLE : HARI AKU MUNGKIN PERTAMA KALI MEMPERHATIKANMU.

...

"Kasih aku waktu ya?"

Entah itu kata penenang untuk Rinaya agar sang empu diam, atau mungkin saja benar Azura mempertimbangkan ungkapan Rinaya yang entah benar atau tidak nya, karena yang mengatakan bukan Kylan sendiri, menerima bukti yang berhubungan dengan nya saja tidak, hanya sebatas kata "Katanya" saja.

"Jika dia menulis sebuah surat, mungkin aku akan sedikit percaya," kata Azura di dalam perjalanan nya, hingga ... Ia menepuk kedua pipinya. "Plak," Suara tepukan tangan Azura di pipinya.

"Apa yang kau pikirkan Azura?" Tanya Azura pada dirinya sendiri.

Perasaan dan pemikiran Azura tak bisa di deskripsikan, ini pertama kalinya dia mendengar ada seseorang yang menyukainya, pikiran nya terganggu oleh rasa bingung dan penasaran nya sendiri.

Tapi ... Apakah jika bukan Kylan yang menyukainya dia tidak akan se bingung ini? Apa ini karena dia adalah seorang "Kylan".

Azura pikir perkataan singkat Rinaya perlahan akan menghilang begitu saja dengan sendirinya, tapi ternyata tidak. Perkataan itu terus berputar di kepalanya, otaknya meminta agar terus membahas satu kalimat yang di ucapkan oleh teman nya itu. Kenapa harus Kylan?

Satu minggu berlalu, hari ini adalah hari minggu, hari idaman semua orang, hari yang patut di syukuri karena hari ini Dimana para pekerja kantor, anak-anak sekolah, mahasiswa beristirahat sejenak dari pekerjaan mereka.

Begitupun Azura sebagai seorang siswi di hari weekend nya, dia benar-benar menikmati hari liburnya, dia bahkan sampai bangun cukup siang

Suatu hari, kediaman Wardani.

Jam 10.00

"Azura!!! Bangun gak!!!," Teriak sang ibu --- Tiana, wajar Tiana membangunkan sang anak, karena waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh, dan hari pun sudah mau siang.

"..."

Hening, tak ada gubrisan dari Azura, mungkin dia masih tenggelam di dalam lautan mimpi, maksudnya benar-benar masih larut dalam tidurnya.

"Hah,"

Tiana menghela nafas kasar, dia mengacak pinggang memasang wajah emosinya yang sudah tak terkontrol, mungkin ini tak akan berhasil dengan banyak teriakan yang keluar, itu hanya akan sia-sia.

Tiana langsung berjalan ke anak tangga, kamar Azura ada di lantai dua, suara hentakan sandal dari kaki dan kayu hanya terdegar oleh penghentak.

Azura tidak menyadari situasi dia seperti apa, dia hanya sedikit terganggu lalu kembali terlelap, bahkan saat Tiana mulai membuka pintu dengan menggebrak nya, Azura terlihat masih tertidur sambil memeluk guling kesayangan nya.

Tiana yang melihatnya benar-benar sudah kehabisan kesabaran nya, ia pun langsung melakukan apa yang harus dia lakukan, dia menjewer telinga Azura.

Azura meringis, dan kelopak matanya perlahan terbuka, "Haiys, bangun juga ini anak,"

"Bangun gak!!!" Titah Tiana agak membentak.

Azura masih belum bangun sepenuhnya, badannya masih terlihat lemas, tapi Tiana tidak menyerah, jeweran itu semakin kuat.

Membuat ringisan kecil Azura semakin terdengar.

"Bangun gak? Kalau gak mau nanti mama guyur sama air," ancam Tiana benar-benar berniat seperti itu.

Seketika bola mata Azura terbuka lebar, dan langsung beranjak tegak duduk dengan wajah kusut yang di paksakan terlihat sudah tidak mengantuk.

"Hehe pagi ma," sapa Azura tiba-tiba.

Tiana menatap dalam sang anak beberapa saat, lalu mengehela nafas Lelah, dia butuh tenaga ekstra hanya untuk membangunkan anak Perempuan satu-satunya.

Azura adalah anak sulung, dia punya satu adik laki-laki, Namanya Arkan.

"Kamu ini ...,"

Kalau sudah seperti ini Azura akan habis di omeli oleh ibunya. Dan yang bisa Azura lakukan hanya mendengarkan dengan hati yang kuat dan pandangan nya menunduk ke bawah.

"Sudah mama bilang kayak gini berulang-ulang, tapi mama harus aja terus ngingetin kamu,"

"..."

"Kamu anak pertama loh Azura, kamu harus ngasih contoh ke adek kamu, kamu juga Perempuan, masa bangun nya siang," Ujar Tiana terlihat frustasi.

Azura masih menurunkan pandangan nya, yang dia lihat hanya lantai marmer berwarna cerah.

Tapi dia tidak fokus karena masih ngantuk itu, dia akhirnya tak mendengarkan omelan sang ibu, dan Tiana menyadarinya, dan akhirnya dia menyerah.

"Tiana, sekarang mama minta tolong,"

"Apa itu mah," Tanya Azura sambil mengusap bibirnya karena mulutnya tadi mengeluarkan liur.

"Beli bunga ke toko Dewi sana,"

"Toko Dewi?"

"Iya kalau gak tahu nih Alamat nya,"

Tiana menyerahkan sebuah kertas kecil, bertuliskan Alamat.

"Cepat sana,"

"Gak harus mandi dulu nih?" Tanya Azura.

"Gak harus, cuci muka sama gosok gigi aja, mama butuh bunga nya secepatnya,"

Azura tidak bertanya bunga apa yang di pesan oleh mama nya, karena pesanan tertera di kertas.

Azura pun pergi ke kamar mandi dan melakukan apa yang di suruh mama nya itu.

Setelah itu Azura memakai pelembab, mengkuncir rambutnya, memakai jaket dan celana Panjang dan sandal biasa, setelah siap dia pun pergi ke tempat tujuan.

...

Azura pikir dia akan hanya membeli bunga lalu pergi pulang begitu saja, tidak dia baru saja melalui hal yang baru.

Hal yang tidak Azura percayai dia akan melalui hari dengan bertemu seseorang yang tak terduga.

Mata mereka bertemu, mata mereka membulat sempurna, mereka hanya bertatapan tidak tahu harus melakukan apa.

Apa yang harus ku lakukan, aku tak berpikir kalau toko Dewi adalah pemilik nya nenek Kylan, dan apa yang sedang dia lakukan di sini.

Memalukan sekali, aku bahkan belum mandi, apa aku tercium bau?

Apa yang harus ku lakukan, kita tidak dekat, dan yang lebih risih lagi, kenapa dia hanya diam sambil menatap ku begitu saja.

Arghhhh.

"Ha-hai!" Kikuk Azura menaikkan salah satu tangan nya.

"Ha-hallo a-da yang b-bisa ku bantu?" Tanya Kylan tak kalah kikuk.

Untuk pertama kalinya Azura mendengar suara Kylan, rasanya aneh padahal mereka selalu bertemu di sekolah tapi rasanya begitu asing.

Azura melihat penampilan Kylan yang seperti selayaknya pedagang, Kylan memakai kaos di tambah celemek dan celana Panjang.

Rasanya lucu melihat dia memakai celemek.

Ehk ... Apa yang baru saja kau pikirkan Azura???

"Ahk maaf,"

"Ini aku ingin mengambil pesanan mama ku," Azura memberikan kertasnya dengan kedua tangan nya.

Kylan mengambil ragu kertas itu.

"Aku akan membawa pesanan nya, tu-tunggu sebentar yah ...,"

"Oke," sahut Azura dengan menyuguhkan senyum terpaksa nya, Kylan sempat membulatkan matanya, namun dia langsung pergi ke belakang, mungkin mencari neneknya.

...

Gimana bab 2 nya? Aku gak tahu mau update bab berapa per hari, soalnya aku masih pemula dan sibuk belum bisa nentuin jadwal hehe maaf ya.

I hope your enjoy this chapter.

See you next chapter.

✒️🌹

Lukisan Takdir { Wacaku}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang