"Ini sakit.. aku tidak ingin begini, aku ingin bisa hidup dengan tenang."
Hari-hari selalu terasa suram bagi Lan Wangji yang memiliki penyakit yang tidak dapat di sembuhkan. Tabib-tabib yang ayahnya panggil bahkan tidak dapat menyembuhkan penyakit Lan Wangji yang sangat langka ini.
Hari ini langit mulai ditutupi oleh awan-awan yang berwarna abu-abu dan hujan mulai turun perlahan diluar jingshi milik Lan Wangji.
Lan Wangji terus saja berbaring di kasur miliknya, kakaknya yang seharusnya menjaga adiknnya kini tidak bisa karena memiliki urusan penting. Terkadang Lan Wangji termenung dan memikirkan bahwa ia hanya beban di keluarga ini, ia hanya menumpang nama keluarga dan merepotkan semuanya.
Sampai detik ini Lan Wangji masih memikirkan hal itu lagi. Ia ingin berdiri untuk melihat keluar tetapi tidak bisa, karena kepalanya akan terasa sakit dan pandangannya mulai kabur dan juga berbayang-bayang jika ia berdiri.
Tiba-tiba saja ada cahaya putih yang menyilaukan bagi kedua matanya, Lan Wangji terkejut dan menatap kearah cahaya tersebut. Cahaya itu mulai memudar dan menampakan seorang lelaki gagah dengan megenakan ikat dahinya, tidak lain dan tidak salah lagi sosok itu merupakan Lan Wangji di masa depan.
"Halo, saya menduga bahwa kamu merupakan Lan Wangji bukan?"
"Ya. Siapa kamu? Mengapa ada di jingshi ku?"
"Saya adalah dirimu di masa depan, saya tau dirimu merasa tidak bebas dengan tubuh yang memiliki penyakit itu kan? Saya merasakan itu juga dulu, apa kau ingin bertukar tubuh denganku?"
"Apa dengan bertukar tubuh, aku dapat berjalan dengan bebas?"
"Bukan hanya bebas, hidupmu juga menjadi lebih berwarna."
Lan Wangji berpikir dua kali tentang tawaran dari dirinya di masa depan itu. Akhirnya Lan Wangji menyetujui tawaran itu. Dirinya di masa depan kini duduk di pinggiran kasur milik Lan Wangji, ia memegang dahi Lan Wangji sembari membaca beberapa mantra.
"Lan Wangji, jangan terkejut bila ada seorang lelaki yang selalu menempel kepada dirimu nanti saat kita bertukar tubuh. Perlakukan lelaki itu layaknya pasanganmu, karena lelaki itu memang pasanganmu di masa depanmu."
"Baiklah?"
Lan Wangji merasa aneh dengan kata 'pasangan' 'lelaki', namun ia akan melakukan hal yang disampaikan dirinya di masa depan untuk merasakan bebasnya memiliki tubuh yang sehat.
Tiba-tiba pandangan Lan Wangji menjadi kabur, ia melihat dirinya yang di masa depan itu tersenyum kecil dan memegang tangannya yang lemas itu.
Saat Lan Wangji membuka mata, benar saja ada seorang lelaki yang dimaksud oleh dirinya dimasa depan tadi. Lan Wangji mencoba beranjak dari kasur tersebut untuk melihat wajah lelaki itu, alangkah terkejutnya Lan Wangji melihat wajah yang cantik itu.'Apa ini?! Apa benar dia laki-laki? Aku baru sekali ini melihat laki-laki secantik ini, bibirnya cantik, bulu mata milik lelaki ini lentik. Dimana diriku dimasa depan menemukan lelaki ini?!'
Tiba-tiba lelaki itu terbangun karena Lan Wangji menatap wajahnya terus menerus, lelaki itu tersenyum manis dan mengucapkan selamat pagi kepada Lan Wangji.
"Selamat pagi er ge~ apa kau tidur nyenyak?"
"Ya.. Bagaimana denganmu?"
Lelaki itu merasa ada keanehan terhadap kekasihnya ini, ia beranjak dari kasur dan langsung mencium bibir Lan Wangji secara tiba-tiba. Hal itu membuat Lan Wangji terkejut, Lan Wangji kecil tidak pernah mencium siapapun apalagi dicium oleh seseorang.
"Aku rasa kau bukan Lan Zhan yang kemarin tidur denganku ya? Lan Zhan biasanya langsung menerkamku jika aku menciumnya di pagi hari."
Lan Wangji terkejut, ia bingung apa yang harus ia lakukan. Apa dia harus berpura-pura menjadi Lan Wangji di masa depan, atau harus jujur dengan kondisinya sekarang kepada orang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
【Came to Future】
FanfictionLan Wangji seorang lelaki berusia 12 tahun mengidap penyakit yang sangat sulit untuk diobati oleh tabib-tabib yang pernah datang ke Gusu. Ia hanya menjalani hari-harinya yang suram dengan berbaring di jingshi-nya yang berada jauh dari pemukiman warg...