locker room 1

1 0 0
                                    

Lama sekali,sampai malas mengira-ngiranya lagi,seakan terperangkap waktu disini.Dia bercerita,sebagian ceritanya bahkan beberapa kali di ulangnya,dan kali ini cerita sedih itu lagi,
"ini masuk penjaraku yang ketiga kali,dan yang pertama kali,yang terberat" Katanya.
Arkan,teman satu ruanganku ini,dia yang mungkin paling akrab denganku.mungkin karena kami berasal dari satu daerah yang sama.sebuah kecamatan kecil di kabupaten Sambas sana.
"Aku bermimpi,Emakku datang menyapaku,kami berbicara sebentar.dan setelah itu dia pergi,tapi rasanya sepi sekali".
"Beberapa bulan kemudian,setelah aku keluar dari penjara di Miri dan pulang kampung,Emakku telah tiada",
Aku diam saja,masih membatu mendengar ceritanya.
" Sebenarnya ketika mimpi bertemu dengannya di penjara itu,firasatku sudah tak nyaman.dan benar saja,setelah pulang,sedihku berlipat",karena mungkin sudah sering dia ceritakan,raut wajahnya tampak biasa saja.
"Tak berada di saat-saat terakhir orang tuamu meninggal,dan tak berada saat dia di makamkan,itu sungguh tak enak" Tutupnya bercerita.
"Karina,Karina yunita.secantik itu namanya,secantik itulah dirinya".
Aku mulai mengeluarkan ingatan di pikiranku,karena sejak bangun subuh tadi,dia terus melekat di ingatan,tak mau berganti.dan ini karena lagi-lagi mimpi tentangnya,tapi kali ini sepertinya tak biasa.dia datang dengan pakaian serba putih,lebih tepatnya gaun  pengantin putih.meski wajahnya cantik karena riasan,tapi tak bisa menyembunyikan kemurungannya.diam,hanya diam saja Dia.setelah beberapa saat,walau tak berkata,wajahnya se olah mengajakku untuk mengikutinya.tentu saja ku ikuti inginnya.tapi setelah sekian langkah,aku melihat ada pelaminan.bahkan dalam mimpi pun ternyata terasa firasat yang tak enak.ku lihat wajahnya,pelaminan itu memang untuknya,tapi bukan denganku.Aduhai..
" Dia,secantik-cantiknya gadis melayu di Singkawang adalah dia.menatap wajahnya-tak pernah,tak pernah aku merasa bosan".
Arkan memilh mendengarkan saja,
"Andai saja tak masuk ke sini,mungkin aku sudah menikahinya".
Putus cerita,semakin banyak berkisah dengan Arkan tentang Karina sepertinya hanya akan membuat pembeciraan tak berujung.ku sudahi saja.
Arkan,dia seperti mengerti,Dia menyimpulkan cerita,menepuk pundakku lalu berkata,
" San,jika dia memang jodohmu pastinya tak kemana.mungkin tulisannya belum sampai saja",dia berusaha tersenyum,di paksakan sekali.
Lalu Arkan berusaha mengalihkan topik pembicaraan,kali ini mengulangi cerita terkonyol menurut versi hidupnya.
sewaktu dia bekerja menjadi supir toko bahan bangunan  di kota pekanbaru,dan dia tinggal di rumah majikannya.bos nya punya seorang anak lelaki,umurnya sekitar 5 tahun ,masih TK.si anak ini lumayan jahil menurutnya,dan sering sekali anak itu masuk ke kamar Arkan,bukan untuk mencuri,hanya mengambil sedikit minyak rambut punya Arkan,lalu menoleskannya ke kepalanya mrmbentuk motif ultraman,kartun favoritnya.karena keseringan,si Arkan mulai jengkel dan bermaksud memberinya pelajaran.lalu ia mencampur minyak rambut tersebut dengan sedikit balsem.ya,minyak rambut di oplos dengan balsem,lalu seperti yang di harapkannya,Rio anak bos nya itu mengambil minyak rambut milik arkan seperti biasanya,memoleskan dengan santai di kepalanya,membentuk model idolanya.dan,beberapa menit kemudian,adegan yang di inginkannya sungguh terjadi,anak itu blingsatan.bercucuran keringat dari kepalanya,lalu sambil sedikit berteriak "aduh panas" Anak itu berlari ke kamar mandi,mencuci kepalanya.
agar tak mati,Arkan menyusulnya,memandikannya,dan setelah keluar dari kamar mandi mengipasi kepalanya dengan kipas angin.sekali itu ia merasa menang dari anak bos nya.
Di akhir ceritanya Arkan mencoba sedikit tertawa.ya,dia mungkin berusaha menghiburku,tapi ku tahu dia punya banyak pengalaman hidup yang lebih menyedihkan dariku.dan dia berusaha bahagia saja,dengan cara berceritanya.
Aku berusaha tertawa,aku akan belajar banyak darinya.karena di sini,kami seperti nya masih lama.
Sampai tak lama setelahnya,
Kami terdiam,sipir penjara seperti memukulkan tongkatnya beberapa kali di jeruji besi.
"Nur ihsan".
Suranya terdengar lantang,
" San,namamu di panggil"
Aku diam saja,karena rasanya tak percaya,suara itu samar di telingaku.
"Nur,ihsan".
Sekali lagi,kali ini jelas di telingaku.tapi kenapa,salah apa yang kulakukan hingga namaku di panggil,aku merasa gusar.
" San,itu namamu,San.baiknya kau bergegas".
Arkan mencoba menyuruhku bangkit,dan tentunya jika di panggil oleh sipir penjara Malaysia sebaiknya segeta di datangi,karena jika tidak bergegas di datangi,sungguh jadi bubur akibatnya.
Aku menghimpun segenap jiwa ragaku dalam kesiapan menujunya,setidaknya jika di pukuli karena aku melakukan kesalahan,ragaku saja yang cidera.

Bebera detik,aku selesai menyalami temanku satu ruangan.karena di ruangan ini tak hanya ada aku dan Arkan,ada beberapa teman dari indonesia dengan kasus yang berbeda,tapi rata rata tak punya izin kerja dan overstay.
untuk Arkan,aku memeluknya,dia sudah bagai saudara,kami berdua mengira.dia akan keluar lebih dulu,ini sungguh di luar kiraan.setelah memelukku ,dia berkata,
"Mungkin ini tentang,Karina",senyumnya getir.tapi sepertinya dia menyumbang bahagianya.
" Terima kasih,bang.udah baik dengan saya,jika keluar nanti,mainlah ke rumah".
karena mendadak,dan tak terduga .itu saja yang ku katakan.aku harus bergegas keluar dari sini,jika tidak.akibatnya bisa fatal,sipir penjara bisa saja berubah pikiran.
Aku harus cepat,
Ada rindu dan harap yang belum tuntas.

Yang Tak Ke ManaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang