SOMEONE YOU LOVED
Saat matahari terbit, Silvi keluar dari rumah sakit dengan perasaan lelah setelah percakapan yang intens dengan Dylan. Udara pagi di Inggris terasa segar, membantu meredakan sedikit beban emosional yang ia rasakan. Namun, pikirannya masih berputar-putar, mencoba menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa hubungan masa lalunya dengan Dylan sudah berakhir.Di tengah keheningan itu, suara mobil mendekat, dan Dr. Schmidt Armitage yang baru menyelesaikan shift-nya muncul dengan mobilnya, membuka kaca jendela dan menatap Silvi dengan senyuman halus.
"Fancy a cuppa? Can I offer you one?" tanyanya dengan aksen Inggris yang memikat.
Silvi, yang masih merasa lelah, tersenyum kecil. "England tea? Of course!" jawabnya, mencoba menunjukkan antusiasme meski tubuhnya terasa berat.
Dr. Armitage, seorang pria berusia lebih dari 35 tahun dengan wajah tegas dan pesona yang tak bisa disangkal, adalah tipe orang yang membuat semua wanita menoleh. Meski ia tahu hubungan profesional harus dipertahankan, Schmidt selalu merasa ada sesuatu yang lebih dalam interaksi mereka, sesuatu yang tak bisa ia abaikan. Dia membawa Silvi ke rumahnya, sebuah tempat yang hangat dan tenang, cocok untuk merenung di pagi hari.
***
Di ruang tamu yang tenang, mereka duduk bersama menikmati teh Inggris yang aromanya begitu khas. Silvi mencoba memecah keheningan dengan topik-topik biasa, tetapi Schmidt tak bisa menahan diri untuk membawa percakapan ke arah yang lebih pribadi.
"Silvi, kau tahu aku selalu tertarik padamu, kan?" tanyanya dengan suara rendah, tetapi jelas.
Silvi, yang mencoba menahan emosinya, mengangkat alis. "Oh? Kau selalu tampak begitu... tenang, seperti gak ada yang bisa menggoyahkanmu," jawabnya dengan nada bercanda.
Schmidt tersenyum, tetapi kali ini tatapannya lebih serius. "Well, maybe I'm not as composed as you think. And, you don't seem so indifferent yourself."
"What do you mean I don't seem so indifferent myself?" tanya Silvi.
Schmidt menghela napas pelan. "Well, kamu tidak mau atau tidak siap?"
Silvi terdiam mendengarnya. Setelah itu, hening sejenak melingkupi mereka. Tanpa peringatan, Schmidt bergerak maju dan mengecup bibir Silvi dengan lembut cukup lama, membuatnya terkejut. Silvi sempat terdiam, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi.
Schmidt, dengan ekspresi yang lebih serius, memandangnya. "So, you let me," ujarnya yakin setelah Silvi tak memberontak sedikit pun.
Silvi, sedikit terguncang, menjawab cepat. "I did not."
Schmidt tersenyum miring, semakin merasa percaya diri. "You enjoyed it."
"I did not," jawab Silvi cepat, tapi matanya beralih ke sudut ruangan, canggung. "I don't know... maybe. No, it's just... just physical," lanjutnya, mencoba menutup kebingungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEONE YOU LOVED : DYLAN WANG [THE SHORT FANFICTION]
FanfictionSERI 2 of [Short Fanfiction from Dylan Wang] ° ° ° Berlatar empat tahun setelah pertemuan di Las Vegas (Januari, 2020). Di bulan Juli tahun 2023 ini Silvi tengah bersiap memasuki semester lima di universitasnya. "Kamu memang belum bisa move on ya?"...