Haruno Sakura menjatuhkan diri di ranjang bersamaan embusan napas yang kelewat panjang. Lega, berhasil melewatkan jam-jam yang menyulitkan.
Padahal hanya hatinya saja yang bermasalah, memang segala hal yang menyangkut urusan hati seringnya membuat mood naik turun secara fluktuatif.
Ingat itu bukan dirinya sama sekali, lemas hanya karena diabaikan. Anggap saja ada yang salah pada otak si Uchiha itu sehingga amnesia tak segan menyerangnya secara dadakan.
Tapi bodoh sekali jika sekelumit hal tak menyenangkan itu mempengaruhi seluruh harinya. Semestinya Sakura juga mengapresiasi hal -hal yang berjalan mulus hari ini. Seperti dia yang berhasil presentasi dengan cukup mengesankan, lalu menemukan apartemen yang cocok dari segi tempat, harga yang pas di kantong, dan lokasi.
Atas bantuan Gaara ia bisa menemukan tempat itu Chiyoda. Nilai plusnya, Sakura hanya perlu jalan kaki supaya bisa sampai di tempatnya bekerja. Sudah pasti menghemat waktu, dan ongkos transportasi.
Tiba-tiba kepalanya kembali diingatkan oleh keberadaan benda milik laki-laki itu. Kontan matanya bergeser ke jas yang dan dasi yang tergantung rapi di stand hanger.
Hanya dua buah benda tak bersalah, tapi sukses membangkitkan rasa sebal sekaligus bayangan tampang penuh arogansinya.
Jika dipikir-pikir ia yang terlalu bodoh, memasang harapan terlalu tinggi. Diperhatikan sedikit saja sudah GR luar biasa. Salah sendiri menyukai laki-laki sampai rela bertindak layaknya stalker demi mengetahui seluk-beluknya.
Sekarang Sakura bakal tobat, berhenti mencari segala hal tentangnya. Mungkin ini karma instan.
Benda itu sebaiknya segera dikembalikan ke si pemilik, anggap saja demi tak mengganggu pandangan, dan kesehatan mentalnya.
Sebuah ketukan di pintu yang sudah pasti Naruto penyebabnya membuat gadis itu bangkit dan membuka pintu.
"Ada apa, Onii-san?"
Tumben sekali dia tak lembur sampai larut.
"Ayo makan malam, aku sudah membeli dua porsi katsudon."
"Ya, Onii-san." Sakura yang masih mengenakan kemeja kerja dan rok pensil mengekori Naruto ke kursi makan.
"Omong-omong, project yang kau buat cukup keren," pujinya tanpa dusta. "Direktur menyukainya."
Baiklah mari empaskan segala efek buruk dikecewakan laki-laki. Dan kini sebaiknya tersenyum lebar atas apresiasi kinerjanya.
Sakura baru saja berniat membahas mengenai project-project hasil kerja kandidat lainnya, namun matanya menatap tanpa sengaja ke kemeja putih polos Naruto, noda bibir berwarna marun itu nyaris membuat Sakura tersedak, atau kiss mark samar di lehernya.
Sakura tersenyum geli. "Onii-san, kau baru saja berkencan?" Demi Tuhan, dia hanya berniat bertanya, tapi mengapa nada menggoda yang terlempar.
"Eh?" Naruto agak tergagap, tak jadi menyuapkan sesendok nasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER || SasuSaku
ФанфикJadi dia yang mengagumi orang lain atau justru yang dikagumi? Dia stalking mangsanya, atau justru dia yang akan dijadikan mangsa? *** START : 27 SEP 2024 NARUTO Fanfiction Disclaimer : Masashi Kishimoto-Sensei Pair : Sasuke - Sakura Rate : 18+ Genre...