03. Huang Renjun

13 2 0
                                    

"Renjun..."

Lamunan Renjun buyar saat sang papa memanggil nya.

"N-nee?" Tanyanya.

Sang papa tersenyum ke arah nya, dia lantas menyilangkan kedua tangan di depan dada.

"Papa denger, Haechan sama Jaemin akan ikut kelas malam"

Renjun menghela nafas lesu dan merotasi kan matanya malas.

Sudah tau dia, pasti papanya akan menyuruh nya untuk ikut kelas malam juga. Dia itu cape tau!

"Kau dengar papa kan?"

"Dengar, pa" jawab Renjun pelan.

"Jadi, papa berniat akan mendaftar kan mu di kelas malam juga"

"Wahh, bagus, Daddy setuju" Tuan Huang menimpali.

"Bagaimana, Renjun?" Tanya papanya meminta jawaban yang positif.

Tidak! Aku tidak mau! Aku malas! Tapi jika aku menolak, akan sia sia karena papa pasti akan memaksa ku. Batin Renjun.

"Emm... Bisakah beri Renjun waktu untuk berfikir? Bukankah, manusia perlu waktu yang pas untuk memilih?"

Tuan Huang mengangguk, dia lantas merangkul Renjun sambil tertawa bapak bapak.

"Aigoo... Tentu saja!" Katanya.

Nyonya Huang yang awalnya ingin protes jadi urung. Mereka pun lanjut menonton televisi.

Pukul 20.00 KST.

Renjun kini sudah berada di kamar nya, makan malam telah selesai jadi dia memilih untuk di kamar saja daripada bergabung di ruang tamu. Nanti dia mungkin akan di tawarkan banyak hal, seperti mendatangkan guru privat lah atau hal lainnya yang masih berhubungan dengan pendidikan.

Dia maklum mengapa kedua orang tuanya seperti itu. Karena dia anak pertama sekaligus terakhir bagi mereka. Dia adalah harapan bagi Tuan dan Nyonya Huang.

Ting!

Ponsel nya menyala, menampilkan pesan disana.

Walau dia tau bahwa pesan nya tidak penting, dia tetap membuka nya karena gabut.

Haee_tut!

|Cepat gabung di grup!
| Aku dan Jaemin menunggu mu dear!!

Renjun menghela nafas sejenak. Dia beranjak dari rebahan nya lalu duduk di kursi meja belajar nya dengan satu laptop di atas meja.

Membuka laptop dan menekan grup chat. Disana ternyata Haechan dan Jaemin; temannya. Sudah melakukan video call. Renjun menekan tombol gabung dan dalam hitungan detik dia dapat melihat wajah konyol kedua teman nya.

"Yoo!! Selamat malam Huang!" Sambut Haechan.

"Eyyoww! Mau minum?" Jaemin bersuara sambil mengangkat satu tangan kosong; seakan akan memegang gelas. Dengan wajah konyol yang dikiranya seperti menggoda.

"Kalian menyebalkan sekali"

"Apa karena malam ini wajah ku terlihat..." Haechan menjeda ucapan nya. "Tampan?..."

"Eww, tampan dari segi mananya?" Jaemin berpose jijik.

Renjun memutar bola matanya malas. Pikiran nya lantas mengingat kakak kelasnya itu. Daripada bahas hal yang gak penting, lebih baik Renjun menanyakan Doyoung pada mereka kan?

'✓ My Little Man [DoyRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang