Chapter 7

116 2 1
                                    

Chapter 7



"Zoy kayaknya lo salah deh, bukan gitu cara mengambil sample yang bener," Harry merebut pisau kecil milik gue dan menyayat tipis daun yang sedang kami berdua teliti.

"Iyaa iyaaa maaf, master," ujar gue sambil memutarkan kedua bola mata gue.

"Yee dikasih tau tuh dengerin,"

"Ih iya didenger kok,"

"Coba tuh ambil sample batang bagian lo," perintah Harry.

"Iya iya, nyebelin banget sih," gumam gue.

"Emang,"

"Yee! Nyolot lagi hfftt.."

"Kalo gak mau kerja sama gue gak apa apa, mending gue cabut deh latihan sama Horan dan Malik," tiba-tiba dia menaruh semua peralatan lab dan melepas jas lab nya. Jih??

"Lah? Lo mau kemana?"

"Cabut, lo banyak omong. Dikasih tau juga, bukannya berterimakasih!"

"Idih cowok sensitif lo!"


Harry tidak menggubris seruan gue dan menghilang dibalik pintu. Tersisa lah gue dengan segala pekerjaan yang belum terselesaikan. Sendiri, sunyi, sepi dan dingin. Akhirnya gue menaikkan suhu AC nya dan kembali bekerja sambil mendengarkan lagu. Gue gak peduli sama Harry, sumpah dia nyebelin banget ya ampun! Kayak cewek aja. Sensitif.


**


Dari jam 11 pagi sesaat Harry cabut gitu aja, sampai jam 4 sore gue masih berada di lab sekolah karena banyak bahan yang harus diteliti juga waktu menunggu hasilnya yang cukup lama. Gue sampai melewati jam makan siang gue dan hanya memakan roti yang gue ambil dari bakery.


Akhirnya setelah mesin pendeteksi berbunyi, selesailah semua rangkaian penelitian gue. Setelah gue cek hasilnya dan gue catat ke dalam buku catatan gue. Sial, gue kan dateng ke sekolah sama Harry, ah ya sudahlah bodo amat. Gue tinggal naik bus aja, tapi mungkin gue akan mampir ke café atau restoran dulu kali ya? Gue laper banget.


Setelah gue membereskan barang bawaan gue dan juga alat-alat lab nya, gue akhirnya keluar ruang lab dan memasukan id serta menggesek kartu gue agar pintu lab terkunci. Menandakan bahwa gue lah yang terakhir berada di dalam ruangan dan menguncinya. Kalau tidak, bisa berabe gue diomelin sama penjaga lab.

Gedung lab berada di jauh dari pintu masuk sekolah. Karena sekolah libur, jadi lorong dan selasar sekolah sangat sepi. Agak serem juga ya, maka dari itu gue mempercepat langkah gue sampai akhirnya berada di pintu masuk. Perut gue bersenandung pertanda minta diisi. Gue harus cepat-cepat pergi cari makan nih. Segera gue mencari iPod dari dalam tas.


"Lama banget lo,"


Ketika gue melihat ke arah sumber suara, Harry sedang duduk di kap mobilnya bersama Niall dan Zayn. Dengan malas dan wajah menyebalkannya, Harry turun dari kap mobilnya dan berjalan menghampiri gue. Gue hanya memutar bola mata gue dan segera melangkahkan kaki gue keluar area sekolah.


"Hei gue ngomong sama lo!"


Ah ini dia iPod gue, segera gue pasang headset gue dan menyalakan iPod gue. Terdengar suara seksi Adam Levine di telinga gue. Hmm enaknya gue cari makan apa ya? Atau gue makan di rumah sakit aja bareng sama Ryan? Tiba-tiba tangan kiri gue di tarik oleh seseorang -Harry- sehingga kini gue menghadap ke Harry, bahkan terlalu dekat sehingga gue melangkah mundur.

Inbetweener (h.s.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang