Selamat membaca...
.
.
.
.
Menahan untuk bertahan..
.
.
.
"Lucu aja dengernya. Denger nasehat dari orang yang sama sama juga melakukan aksi bundir. Cuma beda caranya aja." ucap Kenzo sambil tersenyum
"Oke, aku akan menggantikan kamu. Lalu, bagaimana denganmu? Apa kamu yang akan menggantikanku?"
"Zi gak tau, mungkin Zi akan tetap disini. Sambil menemani Ken."
"Baiklah, terserahmu. Dan karna pembawaan kita yang sedikit mirip. Jadi aku tidak perlu berpura pura, kan?"
"Iya, Ken hanya perlu menjadi diri sendiri. Tapi, Zi biasanya tidak berani berhadapan langsung dengan mereka. Jadi, Zi lebih sering berada di kamar. Apa Ken tidak masalah dengan itu."
"Yah aku juga lebih suka berada di kamar. Aku lebih suka menyendiri, sama sepertimu. Mungkin, jika aku yang dulu. Saat masih ada oma. Aku tidak akan suka berdiam diri. Tapi sekarang berbeda, aku suka ketenangan. Tapi, sekitarku tidak pernah memberikan itu."
"Dan sepertinya, saat menjadimu juga sama saja. Bahkan, bukan hanya dirumah. Tapi disekolah juga kamu menjadi korban bully. Apa tak masalah jika untuk yang satu ini aku melawan?"
Dengan tatapan berbinarnya, Kenzi mengangguk antusias.
"Boleh, boleh banget. Apalagi, Ken jago berkelahi. Ken keren sekali, saat berkelahi. Kapan kapan ajarin Zi ya?"
"Yakin kamu mau aku ajari. Nanti kamu nangis lagi. Gak mau ah."
"Yahhh, ayolah Ken. Ajarin Zi ya."
"Iya iya, akan ku ajari. Setiap kita bertemu seperti ini. Pastikan, kamu harus siap. Karna, kesempatan kita untuk bertemu itu jarang. Jadi saat bertemu, jangan disia siakan. Kamu mengerti?"
"Iya Ken, Zi mengerti. Zi sayang sama Ken."
"Tapi aku tidak tuh."
Balas Ken dengan wajah tengilnya.
"Ish, Ken kok gitu sih. Kan kita dekat. Dan panggil Zi abang. Kan Zi lebih tua dari Ken. Kok panggil Zi kamu-kamu terus."
Ucap Kenzi merajuk.
"Kamu gak cocok jadi abang. Bahkan, aku terlihat lebih dewasa dari pada kamu."
"Masa sih, padahal Ken juga cengeng tu kayak Zi. Eh enggak-enggak, bahkan lebih cengeng dari Zi."
"Kamu melihat ingatanku lagi?"
"Gak tau, Zi cuma dikasih lihat kehidupan Ken. Sama seperti Ken, yang dikasih lihat kehidupan Zi. Jadi Zi tau."
"Hm, baiklah."
"Jadi, Ken akan ajarin Zi bela diri kan?"
"Iya."
"Dan panggil Zi dengan panggilan abang kan?"
"Kapan aku bilang begitu?"
"Is, tapikan Zi lebih tua dari Ken. Jadi, Ken harus panggil Zi abang dong. Kata nenek, kita harus sopan sama yang lebih tua. Jadi, karna Ken lebih muda dari Zi. Ken harus panggil Zi abang lo."
"Baiklah, abang Zi. Mulai sekarang Ken akan manggil abang Zi. Gimana, abang Zi puas sekarang?"
"Hem~ Puas! Zi- eh, bukan abang Zi puas sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzo Emilian Fredric Or Kenzi Emilio Ferguson
Teen Fiction. . . "A-ku Kenzo Emilian Fredric, menyerah hari ini." Setelah mengatakan itu dengan tersenyum pedih. Kenzo menjatuhkan tubuhnya ke bawah balkon kamarnya, yang berada di lantai dua. Tepat dibawah balkon kamarnya, ada sebuah kolam renang yang tidak t...