Vote men cintaku
50 vote & 20 komen
Happy reading bebiiii
🧊🧊🧊
Mendengar suara yang ia kenali itu, Anila tersenyum, hatinya lega bukan main. "Om kemana aja sih belom pulang-pulang?!" lain di hati lain juga di bibir, tapi memang nada ucapan nya itu tersirat penuh kehawatiran.
Terdengar kekehan di seberang sana, "Nanti saya pulang, Anila." balas Alfagio.
"Iya, tapi itu Om dimana? Di kantor?"
"Dimana yah? Di hati kamu boleh?" Alfagio, bukan nya menjawab malah ngalor ngidul dengan nada jahil nya.
"Ihhhh, serius Om! Gue nungguin sampe jam segini, Om malah jawab gak jelas kek gitu!"
"Ini saya lagi di-" di seberang sana Alfagio berfikir sejenak.
"Dimana Om!" kesal Anila dengan nada panjang geram di akhirnya.
"Di- RS Cellovia."
"Hah?!" Anila masih loading saat ini.
"Iya, saya di RS." ulang Alfagio.
"Rumah Sakit?" beo Anila memastikan.
"Iya Anila, saya di Rumah Sakit."
"Ngapain disana sih Om?! Udah pulang sini!"
"Sebenarnya tadi itu-"
"Tadi itu apa? Jangan setengah-setengah ngapa Om!" rasa khawatir mulai kembali menggerogori Anila.
"Tadi itu-" terdengar helaan nafas Alfagio.
"Saya kecelakaan."
Tanpa di minta, cairan bening dari netra Anila mengalir begitu saja, "Om? Serius?" ucapan Anila melemah, tangan dan kaki nya bahkan gemetar hebat dengan air mata yang belum berhenti juga.
Anila berlari ke dalam rumah, air mata nya semakin tidak bisa di kondisikan, ia semakin menangis bahkan sampai sesenggukan, "Kenapa gak angkat telepon sih?! Kenapa baru sekarang?!" pekik Anila sebari berlari menuju kamar untuk mengambil kunci motornya.
"Iya, maaf." balas Alfagio.
"Mih!" di ruang tv ternyata ada Vincent dan Victor disana.
Anila tak menghiraukan panggilan itu, tujuannya kali ini lebih penting, ia harus segera mengambil kunci motor di kamar lalu pergi melihat kondisi Alfagio di Rumah Sakit.
"Mih! Ada apa?!" teriak Vincent yang terdengar sedikit kecil karena Anila semakin jauh, berlari menaiki tangga ke lantai dua.
Padahal ada lift? Entahlah disaat kondisi seperti ini memang kadang tidak bisa di kontrol yah? Apapun jalan yang ada di depan mata ya di terobos aja itu.
Brak
Membuka pintu kamar dengan kencang, Anila segera menyambar kunci motor dan berlari lagi menuruni tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAGIO
AksiPernah terpikir oleh kalian jika tiba-tiba menjadi ibu tiga anak? Ini bukan transmigrasi apalagi reinkarnasi. Dan kejadian itu tiba-tiba di alami oleh Anila, gadis yang baru menginjak 20 tahun itu harus menggantikan ibu nya menikah dengan duda muda...