Takumu melangkah perlahan mendekati altar yang penuh dengan aura misterius. Di depannya, sebuah pedang besar dengan bilah yang bersinar redup tertancap di atas altar batu, seakan menantang siapa pun yang berani menyentuhnya. Mata Takumu terpaku pada pedang itu, dan tanpa sadar, ia merasakan getaran energi yang kuat menyelinap melalui tubuhnya. Aura yang begitu tua dan kuat seakan memanggil, mengundang rasa ingin tahunya semakin dalam.
Pedang itu tampak berbeda dari senjata lain yang pernah dilihatnya. Bilahnya mengeluarkan kilauan samar, seolah-olah tertutupi oleh lapisan energi yang sangat kuat—energi yang terasa hidup. Gagang pedangnya dihiasi dengan ukiran-ukiran kuno, membuatnya terlihat seperti peninggalan zaman dahulu yang penuh dengan rahasia.
Takumu perlahan meraih gagang pedang itu dengan hati-hati, merasakan dinginnya logam yang berlawanan dengan kehangatan energi yang menyelimuti tangannya. Takumu merasakan getaran energi dari pedang itu saat jarinya menyentuh gagang yang dingin. Namun, sebelum dia bisa mencabutnya, sebuah tangan menariknya dengan kuat dari belakang.
"He- hei! Apa yang akan kau lakukan?" Ayumu memelototinya dengan penuh kekhawatiran, menggenggam lengan Takumu dan menariknya menjauh dari altar.
"Mencabutnya? Apa itu salah?" Takumu mengerutkan kening, bingung dengan reaksi mendadak Ayumu.
"Huh! Pedang ini tidak bisa dicabut oleh sembarang orang. Hanya World Order yang dapat melakukannya. Itu adalah tatanannya!" Ayumu menjelaskan dengan nada tegas, sambil tetap memegang lengan Takumu erat-erat. "Ini bukan main-main, Takumu!"
"Ya ampun, gadis pahlawan... aku cuma ingin memastikan sebentar. Siapa tahu, mungkin saja..." Takumu mencoba berkelakar, tetapi Ayumu menariknya lebih jauh, memotong perkataannya.
"Cukup!" tegas Ayumu, matanya berkilat penuh peringatan. "Kau bukan World Order, kau bukan keturunan dewa, dan... kau bukan siapa-siapa dalam konteks pedang ini. Jangan sembarangan menyentuhnya, atau kau akan binasa." Suaranya bergetar, campuran antara ketakutan dan perlindungan.
Takumu menelan ludah, tertegun oleh ketegasan Ayumu. Meskipun dia penasaran, melihat wajah serius Ayumu mengingatkannya bahwa ini lebih dari sekadar rasa ingin tahu. Ini soal hidup dan mati.
"Kau benar-benar serius soal ini, huh?" gumam Takumu, sambil melangkah mundur. "Oke... baiklah, aku tidak akan menyentuhnya lagi."
Ayumu menghela napas, melepaskan genggamannya dari lengan Takumu, tetapi masih memandang pedang itu dengan waspada, seolah-olah pedang itu bisa bangkit kapan saja.
"Kau tidak paham betapa berbahayanya ini..." ucap Ayumu dengan nada lebih lembut, "Pedang itu... tidak boleh disentuh sembarangan. Kita bukanlah mereka yang ditakdirkan untuk menyentuh kekuatan sebesar itu." Takumu menatapnya sejenak, mencoba memahami lebih dalam kekhawatiran Ayumu. Mungkin, ini bukan hanya soal pedang—ini juga tentang dia yang tak ingin kehilangan Takumu.
Takumu pun nampaknya di tarik oleh energi asing ke arah pedang itu lagi. Ayumu yang mengetahuinya langsung membantu Takumu, dan begitu pula dengan yang lain. Takumu merasakan getaran hebat di tubuhnya ketika energi tak dikenal itu menariknya semakin dekat ke pedang. Ia berusaha menahan langkahnya, tapi kekuatan yang menguasainya terlalu kuat. "Apa yang terjadi...!?" serunya dengan putus asa, tangannya meraih ke arah udara untuk mencari pegangan.
Ayumu dan yang lainnya berlari secepat mungkin, mencoba menariknya kembali. "Takumu, tetaplah sadar! Jangan sampai menyentuh pedang itu!" Ayumu berteriak panik, wajahnya pucat. Mereka semua berusaha keras menarik Takumu, tapi kekuatan misterius itu terlalu besar.
"Kita harus mengeluarkannya dari sini sebelum terlambat!" seru Ayumu, matanya penuh dengan ketakutan yang nyata.
Namun, usaha mereka sia-sia. Energi yang tidak terlihat itu tiba-tiba melontarkan mereka semua, membuat mereka terpental jauh dari Takumu, seolah-olah kuil itu menolak campur tangan mereka. Tubuh mereka jatuh ke lantai dengan suara gedebuk keras, sementara Takumu tak terhindarkan tertarik lebih dekat ke pedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead or Alive in Second Life : RE
FantasyBercerita tentang anak SMA biasa bernama Takumu Hiyoshi yang di reinkarnasikan sebagai World Order yang baru. Demi menjaga tatanan di sana, Takumu menyembunyikan identitasnya dengan Bereinkarnasi kembali menjadi anak dari kepala desa di wilayah Nord...