03

559 71 23
                                    

"Mengakui dan terbuka bukan hal yang mudah untuk dilakukan, ini bukan didasari ketidakpercayaan, tapi karena ingin selalu terlihat kuat"

✧─── ・ 。゚★: *.✦ .* :★. ───✧


Kamu masuk ke dalam mobil dan duduk tepat di sebelah Hae In.

Dia menoleh dengan kening dikerutkan yang tetap dapat teelihat di celah kacamata hitamnya "Apa-apaan pakaian itu?"

"Apa? Apa yang salah?" Tanyamu menatap pakaian yang dirimu kenakan.

"Itu-" Dia memutar-mutar telunjuknya sambil menunjuk ke arah pakaianku, tangannya masih terlipat "-tidak matching"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu-" Dia memutar-mutar telunjuknya sambil menunjuk ke arah pakaianku, tangannya masih terlipat "-tidak matching"

"Ini sedang tren" Ucapmu singkat.

"Ah, selera fashion baru remaja?" Dia memerhati "Menarik.."

Tambahmu "Ini spring outfit"

"Sepertinya, aku harus menyuruh sekretaris Na mencaritahu brand-brand target pasar incaran remaja" Dia berkata dengan ekspresi andalannya.

Kamu memerhati sekilas kini dia sudah fokus dengan layar tab di tangannya, kamu pun mangut-mangut saja dan menoleh ke luar jendela.

"Kita mau ke mana sebenarnya?" Tanyamu agak nervous.

"Tempat kenalanku, seorang teman"

".. Ibu punya teman?" Tolehmu agak kaget, seorang Hong Hae In mana tertarik memperbanyak teman.

Jari Hae In berhenti mengetuk layar gadget lalu berkata singkat "Ralat, kenalanku, tapi temannya ayahmu"

Kamu mengangguk "Baru masuk akal"

Hae In tak merasa tersinggung, dia juga merasa jawaban koreksiannya lebih masuk akal di telinga dibandingkan ucapan yang awal.

Mobil pun terhenti tepat di depan sebuah bangunan "Nyonya, kita sudah sampai"

Kamu keluar mobil lebih dulu dibandingkan supir membukakan pintu di sebelahmu karena sang tengah membukakan pintu untuk ibumu, sang nyonya didahulukan.

Kami menuju ke gedung nuansa krem yang terkesan elegan dan minimalis itu, desain bangunannya polos dengan banyak jendela tapi ada yang membuat arsitektur ini terlihat menarik, sekelas bangunan eropa. Setiap pohon, jendela, kursi taman, seolah diukur sesimetris mungkin dan sangat sejajar.

Terdiam lantas mendongak "Ibu, Kenapa.. Kita kemari?"

"Ayo masuk" Ucapnya jalan mendahului.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Queen of Tears : BaekHong FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang