setelah kepergian Kevin dan orang tuanya arka kembali masuk ke kamar membuka ponsel dan bermain pada gamenya.
waktu sudah menunjukan pukul 12 malam dan besok dia harus sekolah karena besok adalah hari Sabtu, arka tampak bodo amat dengan itu. toh pacarnya sudah lulus jadi dia tidak akan takut di marahin oleh Kevin.
dia masih fokus pada game sampai telinganya mendengar langkah kaki mendekat ke arah kamarnya, dia mempause game dan mendengarkan suara langkah itu.
"jangan jangan hantu lagi, anjing!" umpatnya kasar, dia langsung menutup ponselnya dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
ceklek!
pintu terbuka terdengar deru napas seseorang dari sana, arka merinding takut kalau itu beneran hantu.
orang itu mendekat ke arah ranjang membuat tubuh arka menegang seketika.
orang itu perlahan menarik selimut yang menutupi tubuh arka.
"AHH JANGAN.. MAMAH ADA HANTU"
plakk!
"berisik anjing!"
arka membuka matanya lalu mendengus, "ngapain sih bang?! bikin takut aja!"
"gue mau tidur disini!"
"ga! ngapain coba?"
"ya tidur, udahlah geser dikit gue ngantuk" ucap alden, arka menggeser sedikit tubuhnya lalu alden merebahkan tubuhnya dan mulai tertidur.
"bang" ucap arka sambil menoel pipi milik alden.
"beneran udah tidur? gila cepet banget"
arka menggelengkan kepalanya lalu merebahkan dirinya dan menutup matanya.
-
-
-
-arka terbangun jam 5 pagi, tumben. dia melirik alden yang masih terlelap dalam tidurnya. arka berdecak malas ketika melihat posisi tidur abangnya yang abnormal.
tanpa perasaan arka menampar pipi alden dengan keras sampai si empu terbangun dengan wajah linglungnya.
alden masih diam mengumpulkan nyawanya sedangkan arka tertawa pelan melihat wajah abangnya. sumpah wajahnya mirip beruk yang lagi diem melongo.
"haha muka lo bang haha"
"bangsat! sakit anjing"
alden menoyor kepala arka keras sampai membuat arka oleng, sekilas dirinya menatap alden sinis. di pikir ga sakit apa ya.
"sakit!"
"dipikir gue ga sakit?! sini Lo gue tampar wajah lo!" ucap alden mengambil ancang ancang menampar, arka langsung berlari ke kantin mandi lalu menutup pintu dengan kasar.
"SINI LAH KALAU BERANI"
"OH NANTANGIN LO YA ANJING! SINI LO"
Alden langsung berlari ke arah pintu dan menggedor pintu itu dengan keras membuat arka di dalam panik.
kalau di dobrak kan ga elit.
BRAKK... BRAKK..
"BUKA ANJING!"
"GA MAU, MAMAH ABANG INI MAH GANGGU ADEK MANDI!"
"ck. selalu ngadu bangsat!" umpat alden.
"buka atau gue dobrak!"
"ga mau dibilangin ga mau!"
BRAKK!!
"ngapain hm? pagi pagi udah ribut ya kalian" ucap mamah Claudia dengan membawa teflon di tangannya.
alden menatap mata tajam mamahnya dengan takut, sial dia harus kabur kemana.
sedangkan di dalam arka tertawa jahat, pasti abangnya lagi ketakutan di luar.
"m-mah i-itu tadi adek...."
"CEPAT MANDI GA USAH SALAH SALAHAN KAMU JUGA SALAH, ARKA CEPAT KELUAR GA KAMU!!"
"adek masih mandi mamah" ucap arka di dalam.
"mamah tau ya kamu lagi duduk di closest, cepat keluar atau mamah dobrak ini pintu"
ceklek!
arka keluar dengan wajah piasnya melihat wajah mamahnya yang tampak menyeramkan.
sekarang giliran alden yang tertawa jahat di dalam hati.
"alden mandi dan kamu arka cepat turun!"
"punya anak hobinya ribut mulu capek mamah lama lama"
arka melewati alden dan menabrakkan bahunya dengan kasar walau hanya mengenai siku alden.
"awas Lo!" ucap arka tajam, "iya gue awasin" ucap alden dengan seringai di wajahnya.
arka mendengus lalu keluar dengan membanting pintu kasar.
arka di bawah sedang membantu mamahnya masak, sialan malas sekali. mamahnya apa tidak pegal marah marah terus? arka yang dengar saja sudah pegal.
"mamah marah mulu adek ga suka" ucap arka memelas berharap mamah ya kasihan.
"nangis? ga peduli emang kamu doang yang bisa nangis? mamah juga bisa!"
arka melengkungkan bibirnya ke bawah dengan mata yang berkaca kaca, "ga adek ga nangis!" ucapnya.
"malas menanggapi" gumam mamah Claudia.
alden turun lalu duduk di meja makan bermain ponselnya, dia melirik sekilas ke arah dapur. dia tertawa pelan melihat adeknya yang terus menggerutu kesal.
selesai masak mamah Claudia membawa masakannya di meja makan, lalu mereka semua mulai sarapan dengan tenang.
alden berangkat dengan menggunakan motornya sama dengan arka, mereka berdua berangkat berengan.
sampai di sekolah arka memarkirkan motornya lalu berjalan menuju ke kelasnya mendahului alden.
sampai di dalam kelas arka mendudukkan dirinya lalu menatap wajah erik yang sedang senyum senyum menatap layar ponsel.
"gila lo?"
erik menatap arka sinis, "ngomong apa Lo?!"
"ga!"
"gama kerja aja masih sempet kirim pap ke gue, ekhem.. mungkin cuma gue doang kali ya apa ad–– aduh sakit bangsat!"
erik memegang kepalanya yang habis di lempar dengan buku paket yang tebelnya sama seperti dosa kalian.
"Lo kenapa sih bangsat! iri?!"
"iri iri gue udah pernah nganu emang Lo udah" ucap arka untung di kelas masih sepi, tumben mereka sudah berangkat sepagi ini.
erik menggelakkan matanya tidak percaya, "Lo udah?! gila sih, gimana ka rasanya? enak sakit atau apa?"
"yang pasti enak.. hehe" ucap arka dengan wajah bersemu mengingat kejadian itu.
wajah erik berganti menjadi julit menatap arka, "kalau alden tau gimana ya" ucapnya.
"gausah kompor bisa ga?!"
"harus ada sogokannya" ucap arka.
"nanti gue suruh gama buat sodok Lo biar Lo ngerasain"
"bangsat!" ucap erik.
alden masuk ke dalam lalu mendudukkan dirinya di samping arka, dia langsung membuka ponselnya dan mulai fokus dengan benda itu.
arka jadi bingung kenapa akhir akhir ini abangnya selalu fokus dengan ponsel.
next ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐢 𝐊𝐞𝐭𝐨𝐬|| {𝐁𝐱𝐁}
Romance❗dilarang keras mengcopy.❗ "sial.. saya pastikan kamu berada di kungkungan saya babe" penasaran sama ceritanya? baca aja prend. //⚠️warning⚠️/// mengandung unsur❗❗ -bxb⚠️❗ -homo⚠️❗ -lgbt⚠️❗ -🔞 dikit ya dikit