"M-mencobanya?! maksudmu terjun lenting..?" tanya (Name) dengan suara ragu. Tanpa perlu menanyakan, sebenarnya dia sudah tahu jawabannya. Karena memang apa yang dimaksud Kinich sudah jelas.
Pihak yang ditanya berdehem tanda mengiyakan. "Bukankah kau akan tau rasanya setelah melakukannya sendiri?" Pertanyaan yang lebih mirip pernyataan dari Kinich buat (Name) berpikir sejenak. Tentu saja jika ingin merasakan sesuatu secara nyata, kita harus lakukan sendiri suatu hal yang buat penasaran.
Tapi rasa penasarannya itu masih dibalut dengan rasa takut akan ketinggian. (Name) memikirkan skenario terburuk jikalau ia menerima ajakan Kinich, seperti dia yang akan jatuh dari ketinggian yang tak bisa dia tolerir, tak dapat dengan erat menggenggam tali yang memang digunakan untuk terjun lenting.
"Kalau begitu aku mau coba."
Tapi sepertinya kali ini rasa takutnya kalah dari rasa penasaran yang kian merajalela. Sampai yang perempuan setujui pernyataan dari sang pemuda.
Karena jawaban yang diberikan, Kinich juga (Name) lantas melenggang pergi dari tempat makan tersebut. Meninggalkan Ajaw yang masih hanyut dalam kenikmatan duniawi.
"Ya, ya, terserah. Aku masih mau menikmati makananku di sini." Kira-kira itulah jawaban yang dilempar Ajaw ketika Kinich menyampaikan bahwa dia dan (Name) akan pergi sejenak dari sana.
Kini (Name) menghadap ke arah atas—target yang akan jadi tempat untuk dia mencoba terjun lenting untuk kali pertama. Sedangkan Kinich sibuk menyiapkan tali dan memastikan kesiapannya terlebih dulu.
Sang gadis meneguk saliva. Nampak siap tak siap dengan aksi yang akan dilakukan. Sepertinya ketetapan hatinya belum bulat. Lagipula yang membawanya ke sini untuk melakukan terjun lenting hanya sekadar rasa penasaran belaka.
"Ayo," ajak Kinich seraya ulurkan tangan yang otomatis buat sang gadis buyar dari pikirannya sendiri.
Tak langsung meraih tangan yang memang sengaja terulur, (Name) berusaha mencerna situasi yang ada. Dia masih berada di ambang pikirannya.
Apa artinya Kinich akan mendampinginya untuk melakukan terjun lenting? sang gadis memang sudah memperkirakan hal tersebut, tapi tak menyangka bahwa dia akan berpegangan tangan dan terjun lenting bersama langsung dengan pemuda pemilik surai hijau yang mengenakan bandana di kepala.
Masih dengan keraguan, (Name) ciptakan kontak fisik dengan menerima uluran tangan Kinich.
"Jangan lepaskan tanganku apapun yang terjadi," tegasnya dengan nada yang tak mengintimidasi. Disampaikan seperti itu justru buat (Name) artikan dalam maksud lain yang buat tensi di pipinya menghangat serta terlihat merah muda yang menyemburat.
Sang gadis tak bersuara, melainkan beri respon dengan anggukan kepala. Di detik itu Kinich langsung arahkan tali yang ada di tangannya ke arah tebing tinggi yang ada di hadapan mereka.
Seketika itu juga (Name) berteriak. Matanya tertutup rapat. Rambutnya terbawa angin dengan cara yang kasar. Pegangan tangan yang dia tautkan pada Kinich makin erat.
Dirasa kakinya telah menapaki tanah dan bukan udara semata, (Name) perlahan beranikan diri untuk buka indera penglihatannya.
Indah. Itulah satu kata yang terlintas di pikirannya begitu melihat tempat yang ia tinggali dari sudut yang tinggi. Semuanya jadi terlihat lebih kecil kalau dilihat dari tempat yang ia pijaki.
Tak hanya netranya yang jadi lebih lebar, namun bibirnya kini tampakkan senyum sambil keluarkan suara kagum karena pemandangan di hadapan.
Terjun lenting merupakan aktivitas yang menakutkan, sang gadis masih meyakini itu. Namun untuk pemandangan semacam ini yang akan ia dapatkan, dia rasa ini harga yang setimpal.
Begitu sibuk matanya menelisik pemadangan sana-sini sampai (Name) tak sadar bahwa genggaman tangannya dengan Kinich masih terpaut satu sama lain. Dan sang pemuda tak coba lepaskan genggaman itu walau hal yang berbahaya tadi sudah dilewatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐏𝐀𝐘 ー⌗Kinich
Romance❝what can I do as a repay?❞ ▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀ Now playing: 𝗞𝗶𝗻𝗶𝗰𝗵 𝘅 𝗙! 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿 ♪ 𝟶:𝟶𝟶 ──◍───── 𝟷:𝟹𝟶 ↻ ◁ || ▷ ↺ ♫ Sang pemuda punya prinsip jikalau semua hal yang ia...