Whispers of Sakura (5/5)

1 0 0
                                    

Cinta yang Abadi di Bawah Bunga Sakura

Hari itu, Shinjuku Gyoen dipenuhi dengan warna-warni cerah dari bunga sakura yang bermekaran. Para pengunjung berduyun-duyun datang, menikmati keindahan alam yang menakjubkan. Suara tawa anak-anak, percakapan hangat, dan aroma makanan khas festival mengisi udara. Kaoru berdiri di tepi danau, memandangi pemandangan yang menakjubkan, tetapi hatinya dipenuhi dengan perasaan yang lebih dalam.

Hiroko, gadis yang telah mencuri hatinya, berdiri di sampingnya, matanya berkilau melihat keindahan sakura yang mekar. Hari ini adalah hari spesial, bukan hanya untuk merayakan keindahan musim semi, tetapi juga untuk merayakan cinta yang mereka bangun bersama.

“Lihat, Kaoru-san!” Hiroko menunjuk ke arah pohon sakura yang lebat. “Itu adalah pohon sakura terbesar di sini! Rasanya seperti berada di dunia lain.”

Kaoru tersenyum, melihat antusiasme di wajah Hiroko. “Ya, pemandangannya luar biasa. Tapi tidak ada yang lebih indah bagiku daripada kamu saat ini.”

Hiroko tersipu, wajahnya bersemu merah. “Kaoru-san, kamu selalu tahu bagaimana membuatku merasa istimewa.”

Mereka melanjutkan berjalan di sepanjang jalan setapak, dikelilingi oleh lautan bunga sakura. Kaoru meraih tangan Hiroko, menggenggamnya dengan lembut. Dia tahu sudah saatnya untuk mengambil langkah selanjutnya dalam hubungan mereka.

Di tengah keramaian festival, Kaoru merasa hatinya berdebar-debar. Dia mengisyaratkan kepada Hiroko untuk berhenti sejenak di bawah salah satu pohon sakura yang paling indah. Saat mereka berdiri di sana, kelopak bunga jatuh seperti salju, menambah keindahan momen itu.

“Hiroko,” Kaoru mulai, suaranya lembut namun penuh ketegangan. “Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu.”

Hiroko menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. “Apa itu, Kaoru-san?”

“Setelah semua yang kita lewati bersama, semua momen indah yang kita bagi, aku merasa semakin yakin bahwa kamu adalah orang yang ingin kuhabiskan sisa hidupku bersamamu.” Dia menekankan kata-kata itu dengan ketulusan yang mendalam.

Hiroko merasakan detak jantungnya semakin cepat. “Kaoru-san…”

Dengan satu gerakan lembut, Kaoru mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku jasnya. Ia membuka kotak itu, memperlihatkan cincin yang berkilau di bawah sinar matahari. “Hiroko Tanaka, maukah kamu menikah denganku?”

Hiroko tertegun, air mata bahagia menggenang di matanya. “Kaoru-san… ini… ini terlalu indah!”

“Apakah itu berarti ya?” tanya Kaoru, cemas namun penuh harapan.

“Iya!” Hiroko akhirnya menjawab dengan penuh semangat. “Ya, aku mau!”

Kaoru merasa lega dan bahagia. Dia dengan lembut memasangkan cincin itu di jari manis Hiroko, merasakan kehangatan yang menyelimuti mereka. Dalam sekejap, mereka berpelukan erat, merasakan cinta yang mendalam antara mereka.

“Terima kasih telah menjadi bagian terpenting dalam hidupku,” Kaoru berbisik, menghirup aroma sakura yang segar. “Aku mencintaimu lebih dari yang bisa kuungkapkan.”

“Iya, aku juga mencintaimu, Kaoru-san,” jawab Hiroko, menatap dalam mata Kaoru. “Kita akan menjalani hidup ini bersama.”

Di bawah kelopak sakura yang terus berjatuhan, mereka berbagi ciuman yang dalam dan penuh cinta. Sekitar mereka, dunia seolah berhenti sejenak, hanya untuk memberi ruang bagi momen berharga ini.

Setelah beberapa bulan, pernikahan mereka berlangsung meriah di lokasi yang sama, Shinjuku Gyoen, dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman terdekat. Keduanya mengenakan kimono tradisional yang indah, dan bunga sakura menjadi latar belakang sempurna untuk hari bahagia mereka.

Selang waktu setelah pernikahan, hidup mereka diisi dengan kebahagiaan yang melimpah. Mereka menetap di apartemen yang penuh cahaya, di sebuah gedung tinggi yang menawarkan pemandangan menakjubkan kota Tokyo. Dinding-dindingnya dihiasi dengan karya seni Hiroko yang mencerminkan kepribadian dan semangatnya.

Satu tahun kemudian, mereka diberkahi dengan seorang anak laki-laki bernama Kouki. Kelahirannya membawa kebahagiaan yang tak terhingga bagi Kaoru dan Hiroko. Mereka menghabiskan waktu berharga bersama Kouki, tertawa dan bermain di apartemen yang dipenuhi dengan warna-warna cerah dan tawa.

“Lihat, Kaoru, Kouki benar-benar mirip denganmu!” Hiroko berseru, melihat anak mereka yang sedang bermain dengan mainan di lantai.

Kaoru tertawa, menunduk dan mengelus kepala Kouki yang berbulu halus. “Iya, dia memiliki semangat yang sama dengan ayahnya.”

“Dan tentu saja, bakat seninya sudah mulai terlihat!” Hiroko menambahkan, memperhatikan Kouki yang berusaha menggambar dengan krayon. “Dia pasti akan menjadi seniman hebat seperti ibunya.”

Kaoru memandang Hiroko dengan penuh cinta. “Terima kasih telah memberiku keluarga yang luar biasa, Hiroko. Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpa kamu dan Kouki.”

“Dan aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpa kamu, Kaoru. Kita adalah sebuah tim yang sempurna,” jawab Hiroko, tersenyum bahagia.

Hari-hari berlalu, dan cinta mereka semakin kuat seiring waktu. Di bawah bunga sakura yang abadi, mereka merayakan setiap momen, menciptakan kenangan indah dalam hidup mereka. Shinjuku Gyoen menjadi saksi bisu cinta mereka yang tumbuh dan berkembang, sebuah tempat di mana mereka merasakan keajaiban cinta yang tak terduga.

Mereka tahu, apa pun yang terjadi di masa depan, selama mereka bersama, cinta mereka akan terus bersemi, seperti bunga sakura yang abadi.

---

Cerita 8 Selesai

Because Of You (Short Story) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang