HAPPY READING ALL
...."Apakah ini akhir?"
....
“Argh lepaskan Bu” ucap ku meminta di lepaskan dari cekikan yang di berikan oleh ibunya itu.
“Kau baru pulang hah?.” Ucap ibunya semakin mempererat cekikan itu.
Nafas ku semakin kesulitan, wajah ku mulai membiru,.
“Akh” aku mulai kesulitan bernafas, ku pegangin tangan ibuku untuk dengan sangat kuat agar cekikan di leherku terlepas .
“Kau berani beraninya baru pulang sekarang hah”ucap marah ibunya kembali.
“huhh hahh” aku menarik nafas dalam dalam menghirup dengan rakus udara di sekitar.
Ibunya telah melepaskan cekikan di lehernya itu, tapi itu tidak sampai di sana saja.
“Avana ku sayang seharusnya kamu tau apa yang ibumu tidak sukai ini bukan?,”tanya ibunya menatap avana dengan tatapan mata setajam pisau itu.
Iya itu adalah Avana yang di ketahui baru saja pulang tadi setelah tidak ada kabar dari dua hari yang lalu.
Apakah ada yang mencoba mencari keberadaan Avana waktu Avana hilang?
Oh sudah jelas itu tidak ada mereka mana ada peduli terhadap Avana, Avana hanya punya Avana seorang.
Tak ....
Tak ....
Suara langkah kaki yang mulai menjauh dari tempat Avana berada
Ibunya melangkah mendekat ke arah sebuah lemari yang terpampang begitu jelas di hadapan, di dalam nya terdapat beberapa benda benda yang sangat tajam tajam berbagai pula beberapa koleksi cambuk cambuk yang di setiap talinya di penuhi oleh serpihan serpihan kaca yang telah di modifikasi.
Ibunya mengambil sebuah pisau bergagang merah bertuliskan sebuah Aksara China kuno yang sangat indah.
“Kau tau bukan apa hukumanmu” bisik ibunya dengan seringainya itu.
Syatt ....
Suara sayatan yang terdengar sangat tamparan itu berhasil menggoreskan dan menciptakan sebuah goresan abstrak.
“Shitt”umpat Avana tertahan.
Syatt ...
Pisau itu kembali di goreskan, tangannya dengan lihai bermain kesana kemari menciptakan sebuah ukiran yang sangat abstrak tetapi sangat indah itu.
Cairan merah mulai mengalir sedikit demi sedikit di sela sela goresan yang telah di ciptakan itu, goresan yang dalam tetapi menyakitkan itu terlihat sangat lah mengerikan jika orang lain mungkin melihatnya, dan luka goresan yang ibunya ciptakan itu Untung hanya di bagian tubuhnya saja, tetapi percayalah itu benar benar menyiksa.
“Argh, berhenti ibu” ucap Avana menatap ibunya dengan pandangan yang mulai memburam, cairan bening sedikit sedikit mulai mengalir membasahi pipinya.
Syatt ....
Kembali pisau itu di arahkan kembali kepada target selanjutnya.
“Hahaha, bagaimana sangat enak bukan anakku sayang?,” tanya ibunya yang masih dengan kegiatannya itu.
“Bu cukup Avana – avana badan avana sakit Bu” batin Avana sangat menyayat hati, matanya terpejam menahan sakit yang sedang di buat oleh ibunya itu.
Syat ...
“Arghh hiks”
“Sa-kit”
“Lepaskan”
“Arghh i-ibu lepaskan lepaskan aku”
“Hey kau bilang apa? Lepaskan? Jangan mimpi kau bodoh” ucap orang yang di panggil dengan sebutan ibu itu, dengan wajah yang merah padam yang akan siap menyemburkan lava panas kapan saja.
Kembali pisau yang berada dalam genggamannya itu kembali di layangkan dan ....
Jleb
“Arghh”
Pisau tersebut telah menancap tepat sasaran, darah bercucuran bau amis menyeruak di ruang tersebut, seakan menambah kesan mistis, wajah yang seakan tidak pernah merasa bersalah dengan apa yang telah ia perbuat.
“ Hahaha” tawa ibunya.
Yang begitu keras memenuhi ruang itu, menatap dengan penuh benci pada orang di depannya ah yang sayangnya dia adalah anaknya sendiri, ia terlihat begitu bahagia seakan mendapatkan sebuah hadiah yang sangat istimewa.
“Ibu, tolong lepaskan aku,” ucap sang anak lirih menatap penuh permohonan pada sang ibu, kaki dia sakit, darah bercucuran, badan dia seakan mati rasa, apakah ini yang akan terus ia dapatkan setiap harinya?
“Pah kita harus apakan anak ini,” ucap ibunya bertanya kepada seseorang yang sedari tadi menyaksikan perbuatan istrinya terhadap anaknya.
“Terserah papah tidak ikut campur urusan kalian,” acuh papah.
Melirik malas dengan perbuatan istrinya. Dia peduli terhadap anaknya? Ohh kalian salah pasangan suami istri itu jelas tidak pernah peduli terhadap anaknya.
Sang anak menatap sendu dengan pembicaraan keduanya, apakah dia salah? Apa kesalahannya? Jika di tanya dia lelah atau tidak? Ohh sudah tentu dia lelah secara batin maupun mental.
Rumah yang seharusnya jadi tempat dia berteduh ini seakan rumah itu adalah tempat penyiksaan untuk dirinya.Bersambung ....
Apa yang ingin kalian ucapkan untuk Avana??
Salam hangat
author_zhee
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Movie Player [Segera Terbit]
TerrorAntara Impian, keluarga dan cita cita Dalam sekejap berakhir tanpa tersisa Meninggalkan bekas dendam yang tak kunjung reda. Mereka akan mati!! Peringatan: DI LARANG PLAYGIAT