BAGIAN 7 : Dendam, Tindak dan Suka?

85 2 0
                                    

Sebelum terlambat, ucapkan terima kasih kepada siapapun yang memberi tindak rasa aman, nyaman dan kasih. Perkataan manis akan selalu kalah oleh perlakuan manis yang lebih mampu di dekap dengan nyata. Bukannya, orang baik dipertemukan dengan orang baik juga? Tidak selalu. Orang-orang yang memilih menjadi baik lah yang kemudian dijodohkan dengan hati yang baik oleh Tuhan. Sampaikan terima kasih untuknya hari ini.

Setelah menatap kepergian lelaki gahar itu, Cleyra berjalan menuju keluar gerbang sekolah. Lalu lalang para murid yang datang ke sekolah sore hari itu sudah beranjak sepi. Cleyra berdiri di gerbang, dia menunggu angkutan umum tapi jam sudah menunjukkan pulul 17.21 WIB, tidak akan ada angkutan umum yang lewat di jam segitu. Cleyra kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi pak Rais. Tiga kali dia menghubungi namun panggilanya tidak kunjung di angkat.

Awan yang tadinya hanya mendung kini menumpahkan tetesan airnya. Cleyra mengangkat tas dan berlari menuju pos satpam untuk berteduh. Pintu pos satpam sudah terkunci, tanda sebentar lagi gerbang akan dikunci juga. Cleyra diam sejenak berteduh walaupun dia tetap basah oleh tetesan air hujan yang terbawa angin karena atap di atasnya terlalu kecil untuk melindunginya dari hujan. Cleyra menatap keluar ke arah jalan raya yang makin sepi. Rambut dan pakaian perempuan cantik itu setengah basah karena hujan yang semakin lebat. Badan Cleyra menggigil mulai kedinginan.

Cleyra menggeser badannya semakin ke belakang agar tidak terlalu basah. Perempuan itu kemudian duduk sambil memeluk dirinya. Dia termenung menatap tetesan di genangan air. Ingatannya berputar pada Arkana dan Adrian. Arkana yang kembali kecewa melihatnya bersama dengan Adrian, dan ucapannya yang ia sesali pada Adrian tadi sehingga lelaki gahar itu kembali menatapnya penuh kebencian. Cleyra serba salah untuk posisinya saat ini. Yang dibutuhkan saat ini adalah tangannya digenggam, badannya di beri hangat peluk, dan rambutnya dibelai penuh kasih. Namun, ingatannya kembali memutar kepada lelaki manis yang selalu memberi hangat kasih padanya.

"Lya, kamu pulang sama Tata aja ya? aku bawa motor, nanti kamu demam" Lelaki itu mengambil penutup tasnya dan mengambil tas Cleyra, dia menutup tas perempuan cantik itu agar tidak basah. Kemudian dia melepas jaketnya dan menutup pundak Cleyra, melindunginya dari hujan.

"Aku pulang sama kamu" Cleyra menggeleng.

"Lya sayangku, nanti demam. Dengerin aku sekali ini aja, ya?"

Cleyra tetap menggeleng, tidak ingin meninggalkannya. Lelaki itu menghembuskan nafas lalu menggambil tangan Cleyra. Dia menggosok kedua tangannya lalu menggenggam tangan Cleyra, menyalurkan rasa hangat. Keduanya sedang berada di parkiran.

"Tunggu disini bentar ya"

"Mau kemana? jangan pergi"

"Bentar aja, ya?"

Lelaki itu merapikan rambut Cleyra yang basah menutupi wajahnya lalu jaketnya yang menempel di pundak Cleyra. Cleyra balas mengangguk. Lelaki manis itu meninggalkan Cleyra, berlari menerobos hujan. Selang beberapa menit dia kembali membawa sebuah daun pisang besar sebagai payung. Cleyra tersenyum melihatnya.

"Lya, lihat? kita pake ini"

Lelaki manis itu melambai menujukkan daun pisang bawaannya. Cleyra tertawa melihat tingkah menggemaskan lelaki manisnya itu. Belum sampai ke tempat Cleyra berdiri, tiba-tiba daun pisang yang dibawa patah dan robek. Dia basah kuyup terkena hujan dan kebingungan menatap Cleyra. Cleyra tertawa melihatnya. Lelaki itu tersenyum menggaruk kepalanya.

"HAHAHA" Cleyra tertawa, hendak mendekat.

"Lya, diam disitu jangan berani maju"

Cleyra tertawa tidak memperdulikannya dan mendekat dengan perlahan.

Detak AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang