31. Closure

738 131 31
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤAkandra terus berhitung, adakah kesempatan untuknya kembali bersama Haima atau lebih baik melanjutkan hidupnya dengan Tania

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Akandra terus berhitung, adakah kesempatan untuknya kembali bersama Haima atau lebih baik melanjutkan hidupnya dengan Tania. Dan jawaban Akandra semakin jelas setiap harinya, apalagi sekarang, dia melihat jelas satu poin tang membuatnya untuk mundur.

Akandra dan Tania sedang jalan-jalan akhir pekan ini. Tania mengajak untuk menonton film romansa keluaran terbaru, Akandra hanya mengiyakan karena memang sudah janjinya. Tania juga meminta untuk makan dan belanja, pun Akandra iyakan.

Tapi, saat mereka sedang berada di salah satu toko pakaian, Akandra melihat Haima, dengan seorang pria yang Akandra yakin adalah pacar Haima.

Tania menoleh menatap Akandra kemudian mengusap pelan lengannya. Akandra menunduk.

"Mau keluar atau mau disapa?" tanya Tania.

Akandra kembali berhitung. Mana yang lebih baik? Menghampiri Haima dan bertanya kabarnya, atau menghindar dan seolah tidak melihat apa-apa?

"Kita ke toko lain aja, nggak masalah, kan?" tanya Akandra diiyakan oleh Tania.

Mereka berpindah toko, tapi Tania sudah kehilangan kesenangannya dan meminta untuk pulang. Sebenarnya Akandra juga sama, tapi dia lebih merasa kasihan kepada Tania.

"Akandra," panggil Tania pelan saat mereka sudah sampai di rumah.

Akandra menoleh, menghampiri Tania yang sudah duduk di sofa.

"Sekarang aku menyerah, Akandra. Aku ..."

"Maksudnya apa, Tania?" tanya Akandra bingung.

"Kamu dan Haima butuh closure, kalian harus ngobrol," ucap Tania dengan wajah tersenyum sendu. "Sebelum Haima benar-benar menikah, kalau dia udah terlanjur menikah, susah nantinya. Tapi kalau sekarang, semisal kalian mau kembali bersama, kamu cuma perlu ceraikan aku."

"Tania ..."

Tania masih tersenyum dan menggeleng pelan. "Keputusan apa pun yang kamu ambil setelah kamu mengobrol sama Haima nanti, aku pasti terima."

"Tania ..."

Tania memajukan wajahnya, mengusap pipi Akandra yang terasa kasar karena bulu halus yang baru tumbuh. Tanpa ragu Tania memajukan lebih dekat wajahnya dan mengecup bibir Akandra singkat. Ciuman pertama mereka.

Tania tersenyum setelah melepaskan kecupannya. "Aku cinta sama kamu. Keinginan aku memang hidup sama kamu, tapi apa nikmatnya kalau ternyata kamu nggak bahagia, kan? Jadi, aku memilih untuk bahagia kalau kamu juga bahagia."

Tania bangkit dari duduknya dan meninggalkan Akandra sendirian. Pria itu dibuat semakin bingung dengan apa yang harus dilakukan.

Apa benar Akandra butuh closure? Bukankah kepergian Haima sudah cukup jelas menjawab semuanya?

Tanpa Akandra dan Tania sadari, tadi di dalam mall itu, Haima juga melihat mereka. Haima berusaha mati-matian untuk tidak berlari dan memeluk Akandra, menunpahkan semua rasa rindunya, tapi tentu tidak bisa. Jika Akandra masih berhitung, Haima sudah memutuskan.

Friend's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang