Terkena Gigitan

107 18 14
                                    

Aaaaaaaaauuuuuuuuuu

Tiba-tiba Galang tersentak. Menyadari malam ini adalah malam bulan purnama, Galang mengerang kesakitan. Ia menutup mulutnya agar mamsky nya tak mendengar suara erangannya. Alhasil, Galang lekas melesat pergi. Tentunya lewat Balkon Kamarnya.

Ceklek...

Baru saja Galang pergi, Dewi memasuki Kamarnya dengan membawa nampan yang terisi segelas susu hangat, minuman rutin Galang setiap malam. Wanita paruh baya itu masih tak menyadari ketidakberadaan sang anak dalam Kamar.

"Good Night, My Handsome Boy. Waktunya Drinking-drinking Milk." Ucap Dewi dengan ceria. Wanita itu lekas menaruh nampannya diatas nakas. Begitu Dewi berbalik, ia terkejut ketika tak mendapati sang anak disini.

"Galang?" Bingung Dewi.

Melihat pintu Balkon yang terbuka lebar, seketika Dewi mendengus.

"Mentang-mentang mamsky udah tau kalo You itu serigala, main seenak jidatnya You kabur-kaburan. Udah gitu, pulangnya tengah malem mulu, lagi! Liat aja! Mamsky kunciin, baru tau rasa, You!" Omel Dewi.

***

Sambil mengerang kesakitan, Galang melesat pada satu arah tujuan. Yakni Hutan serigala. Dengan ia berada disana, maka dirinya akan jauh dari manusia.

Namun di tengah perjalanan, ia malah bertabrakan dengan Tino yang juga sedang mengerang kesakitan. Kelihatannya, Tino lebih tak bisa mengendalikan dirinya.

"Tino! Lo ikut gue." Ucap Galang yang diambang kesadarannya untuk mengendalikan gen serigala. Tanpa seizin si empu, Galang pun membawa Tino melesat.

Tanpa perlu waktu yang lama, Galang dan Tino tiba di Hutan serigala. Disana juga sudah ada keluarga Hara.

"Apa yang harus kita lakukan untuk menahan gen serigala ini? Kita harus segera mengikat diri." Tanya Kirana sambil mengerang kesakitan.

"Gue tau, tempat aman di sekitar sini. Ikut gue." Galang memberi aba-aba.

Namun, sebelum mereka melesat, ada dua manusia serigala lainnya yang menghampiri mereka. Keduanya berasal dari arah yang berbeda. Melihat keduanya datang, keluarga Hara terbelalak.

"Kalian?" Heran Ken seraya mengerang kesakitan.

Ya, keduanya adalah Aurel dan Ray. Semua manusia serigala yang Galang kenali berkumpul disini.

"Gue ikut. Gue juga harus menahan diri." Ucap Aurel yang langsung diangguki Ray.

"Ayo!" Ajak Galang. Semua manusia serigala itu ikut melesat mengikuti Galang.

***

Di kediaman Agra, Tristan dan saudara-saudaranya tengah dilanda kekhawatiran. Pasalnya, Digo belum juga pulang malam ini. Mereka khawatir, karna malam ini adalah bulan purnama. Dimana bangsa serigala akan menjadi liar semua. Bukan apa-apa! Mereka takut Digo bertemu dengan bangsa serigala.

Apalagi, Thea bilang Aurel sedang dendam pada mereka. Namun Yasha sudah meyakinkan, kalau mereka sudah aman dari Aurel. Karna Aurel memilih melepaskan mereka asalkan ia tak mengganggu gadis itu lagi. Untuk sekarang ini, Yasha memilih menurut demi keamanan saudara-saudaranya.

"Kemana anak itu?" Gumam Tristan gusar.

Tadi, mereka semua sudah memperingati Digo untuk tidak pulang sampai malam hari. Karna mereka tau nanti malam adalah bulan purnama. Namun, Digo yang tak terima karna disangka merasa takut pada bangsa serigala malah menantang. Sepertinya, Digo nekad gak pulang sekalian.

Lalu, tiba-tiba...

Brak...

Digo jatuh tersungkur setelah ia masuk dari pintu. Laki-laki itu terus mengerang kesakitan. Semua terbelalak melihat keadaan Digo yang sudah banjir darah hijau dilehernya.

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang