"Gue kira lo berubah, atau semakin menghargai diri. Gue salah, Lo malah makin murah."
Ucapan itu terus membuat rasya mengingatnya. Telinga serta otaknya seolah memutar kalimat itu berulang ulang.
Demian, cowok yang ia tunggu bertahun tahun. Doa yang ia ucapkan sebelum tidur agar bertemu dengan sosok Demian . Untuk pertemuan kembali setelah lama ternyata makin parah.
Rasya terus menatap Demian nanar, sedangkan seolah cowok itu tidak merespon apapun. Cowok itu hanya tersenyum miring seolah meremehkan.
Demian emng bangsat heheh (autor)
Sesekali Demian meneguk minumannya dengan santai, tak terkecoh sedikit pun dengan kehadiran rasya.
"Demian, aku rindu. " Lirihnya, sangat lirih. Hanya dia yang mendengar kalimat itu.
Setelah sekian detik, remaja itupun tersadar. Temanya sudah berjalan keluar dari ruangan itu bersama rio. Cowok yang terkenal fakboi pada masanya.
"Rani! Rani!" Panggil rasya terus menatap kepergian sahabatnya, dengan tergesa remaja itu pun sangat khawatir.
"Rani!", emng sahabat nya itu emang anj tapi rasya sayang unchhhh muachhh
"Rani, Lo ga boleh pergi sama rio, dia cowok ga bener!" Kesalnya menggebu nggebu. Pikiran buruk langsung memenuhi otak rasya, pasalnya bukan sekali dua kali rio merusak perempuan. Dulu dari jaman SMA terhitung lebih dari 5 gadis yang dia pakai lalu di buang sia sia. Bahkan ada sebagian yang sampai depresi karena vidio nya tersebar.
Bayangkan betapa ketakutannya rasya saat rani sahabatnya yang terkenal lugu tiba tiba dibawa oleh rio. Kan ga lucu kalau rani nanti disikipapap sama rio, arghhhh rasya rasanya pengen bunuh tu cowok playboy, ia ga bakalan biarin rani jadi korban nya rio
Dengan frustasinya, rasya bangkit dan membenarkan bajunya yang sedikit kusut. "Lo bisa nyesel Ran," lirihnya sejenak memejamkan mata. sangat teleihat dia khawatir dengan tatapannya itu. "Raaani," panggilnya melirih. lagi pula tidak akan terdengar mengingat ruangan itu sangat berisik.
Seperti usahanya sia sia, rasya pun menoleh melirik cowok yang ada di depannya dengan tatapan tajam.
"Temen lo beraninya bawa sahabat gue kabur. Kalian pikir semua cewek sama aja!" Serunya sebelum meninggalkan cowok yang terpaku menatapnya serius.
Baru beberapa langkah, rasya pun berhenti, ia pun berbalik lagi menatap Demian yang duduk dengan santai.
Cowok itu pun langsung membusungkan dadanya dengan sombong. "CK, Lo masih sama."
"Apa maksudnya masih sama." Sentak rasya dengan tegas, "Kasih tau alamatnya temen kamu yang biasa buat bawa cewek!"
"Bukan urusan gue,"
"Apa?" Rasya langsung mendekati Demian, "rio bakal ngerusak temen aku! Rio cowok brengsek. Temen kamu brengsek!" Teriak rasya meluapkan amarahnya. " Brengseknya sama kayak kamu demian lanjut batinnya
Demian terbungkam, tatapan rasya dulu sangat berbinar saat menatapnya. Bibirnya selalu tersenyum usai berbicara dengannya, kepalanya menunduk tanpa pernah mendongak, suaranya sangat lembut dan manis, lalu sekarang apa? Tatapan rasya begitu garang, matanya nya seperti menatap kebencian yang teramat di pendam. Suaranya sangat dingin ditambah lagi dengan nada tinggi.
Dimana suara lembutnya yg selalu merengek meminta sesuatu, dimana sikap lembut nya yg selalu buat demian jatuh cinta, ahh demian bingung ia harus gimana saat ini
Demian berdecih, "Kalo gue nggak ngasih, Lo mau apa?" Tanyanya dengan nada meremehkan
Rasya tak peduli. Ia menarik napas sejenak lalu dengan hati hati ia menghembuskan.
"Seorang yang egois tidak akan pernah sadar." Ucapnya lalu kembali membalikan tubuhnya, remaja itu tahu Demian yang tidak punya jiwa peduli itu pasti tidak akan pernah memberikan alamat kepada dirinya. Apa lagi hanya sebuah alamat temannya, ia hamil aja demian tak peduli apalagi soal alamat doang, dasar manusia egois
"Bagus kalo Lo benci gue."
"YA!" Seru rasya sebelum pergi mengejar sahabatnya.
Votee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvino (BL)
أدب المراهقينMenceritakan seorang pria yang tengah hamil, tetapi ayah biologis nya tidak mau mengakaui anak itu terpaksa ia membesarkan anak itu sendiri langsung pencett aja gesss