Chapter 7 - morning after sex

12.9K 1.2K 636
                                    

"Fuck me or leave

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fuck me or leave."

Namun Francisco malah tertawa rendah atas ucapan dingin Lily yang kini terdengar seperti sedang mengancamnya. Dan tawa itu nyatanya malah membuat suasana hati Lily yang sudah sejak kemarin tidak bagus, semakin memburuk saja.

Ia merasa seperti perempuan tolol.

Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Lily lantas menutup pintu. Kepalanya benar-benar sedang tidak bisa diajak untuk berpikir jernih setelah banyak hal yang terjadi. Tidak seharusnya ia bertemu Francisco dalam keadaan seperti itu. Kebiasaan saat mereka masih menikah dulu kini terbawa lagi. Francisco lah orang yang telah mengenalkan padanya cara menghilangkan stress paling ampuh yaitu dengan berhubungan seks.

Lily seharusnya menghubungi Luís.

Atau gigolo lain.

"Lily Rose." panggil Francisco dari balik pintu.

Hermosa yang sedang menghidangkan omelet di meja makan ikut melirik ke arah pintu—seolah sedang bertanya-tanya apakah sang Nyonya akan membukanya atau tidak.

"Do you really want me to fuck you or not?"

"No."

"But now I am the one who want to fuck you."

Bola mata Hermosa seketika membulat terkejut. Lalu cepat-cepat ia membereskan pekerjaannya seolah tahu bahwa dirinya harus cepat-cepat pula meninggalkan ruangan itu.

Lily yang sudah berjalan dua langkah ke kamarnya langsung berhenti dan reflek menoleh ke pintu.

Seharusnya ia membiarkan pintu tetap tertutup namun entah atas dorongan apa, tangannya malah bergerak membukanya. Jantungnya seketika berdegup liar ketika bola matanya melakukan kontak yang intens dan intim dengan dua manik mata gelap Francisco. Pria itu lantas berjalan masuk dengan ekspresi yang tak dapat dibaca, tajam namun datar pada waktu yang bersamaan, seperti predator yang menemukan mangsanya.

Tanpa permisi Francisco langsung melumat bibir Lily.

Ia menjeda ciumannya sejenak hanya untuk membaca raut wajah sang mantan istri sebelum kembali menyatukan bibir mereka.

"You shouldn't ask me to fuck you." kata Francisco pelan di telinga Lily. Tanpa menunggu jawaban, ia kembali membungkam bibir Lily dengan ciumannya.

"Aku sedang tidak bisa berpikir jernih."

"I know."

"Kau seharusnya pergi saat kusuruh dan biarkan aku membayar gigolo untuk menjernihkan pikiranku."

"Shut your mouth."

Tangan Francisco bergerak menurunkan kimono yang dipakai Lily hingga onggokan kain satin tipis itu meluncur jatuh dari pundak perempuan itu dan berakhir di atas meja. Kini hanya lingerie dengan seutas tali kecil yang menutupi keindahan tubuhnya.

TOUCH OF LIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang