Chapter 8 - victim

8.4K 1.2K 582
                                    

"Ini resep dan surat kepulangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini resep dan surat kepulangannya."

"Terima kasih." jawab Lily pada perawat yang duduk dibagian administrasi.

"Sama-sama."

Sambil berjalan menuju ruangan tempat Kashi dirawat, ia membaca sekilas surat tersebut. Dokter sudah menandatangi persetujuan untuk melakukan transfer pasien ke rumah sakit jiwa. Meski tampak acuh, namun bukan berarti Lily tidak mendengar bisik-bisik orang sekitar tentang dirinya.

Bahkan ada yang coba memotretnya.

Langkahnya tiba-tiba berhenti di depan pintu saat memandang ke dalam ruangan Kashi lewat kaca. Tampak wanita itu sedang bergelung tidur di dalam pelukan sang ayah yang sedang membacakan buku. Sesekali mereka berbicara dan Kashi tertawa. Lily menghembuskan napas berat sebelum bersandar di dinding sebelah pintu, tak ingin mengganggu mereka. Biarkan ayah dan ibunya menikmati detik-detik terakhir melakukan kegiatan sedekat itu.

Kepalanya menengadah, membayangkan akan seperti apa hidup ayahnya di Cali nanti. Dia pasti akan kesepian.

Namun inilah keputusan terbaik untuk mereka berdua.

"Dasar perempuan tidak tahu malu," Seorang wanita paruh baya tiba-tiba saja melemparkan telur ke wajah Lily sambil mengumpat. "Masih berani kau menunjukkan wajah jalangmu itu di tempat umum?"

Orang-orang yang ada disana langsung memperhatikan mereka. Seorang pria dengan sigap segera menjauhkan perempuan paruh baya tersebut.

"Semenjak berdiri, partai Sayap Kiri telah menjadi partai terhormat. Penuh pejuang keadilan yang punya moral dan etika tinggi di dalamnya. Dan perempuan nakal ini dengan tidak tahu malu, telah mencoreng nama mereka. Kini mereka jadi bahan olok-olokan! Kau sudah tidur dengan siapa saja, Lily Rose? Apa jangan-jangan kau juga jadi jalangnya sang Presiden?"

"Tolong jangan buat keributan disini, ini rumah sakit—"

"Perempuan ini harus diberi sanksi sosial!"

Pada saat itu, Kiev yang menyadari ada keributan diluar langsung membuka pintu ruangan namun pada saat yang bersamaan pula Lily segera mendorong ayahnya kembali masuk ke dalam. Di belakangnya si perempuan paruh baya masih mengumpat-umpat sampai perlahan-lahan dia berhasil diamankan oleh para petugas keamanan rumah sakit.

"Dasar wanita brengsek." umpat Lily sambil menyentuh pipinya yang berlumuran telur ayam.

"Biar Papa bereskan—"

"Biarkan saja. Tak perlu memperpanjang masalah sepele ini."

"Ini bukan masalah sepele lagi."

TOUCH OF LIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang