02. Pengkhianatan

128 18 7
                                    


Hari-hari Nadhifa berjalan seperti biasanya, tidak ada yang berubah. Saat ini ia sedang berjalan menuju komplek perumahannya.

Seperti biasanya, Sandy terlambat menjemputnya. Tidak mau terlalu lama menunggu, Nadhifa memutuskan untuk pulang sendiri menggunakan angkot saja karna kebetulan hp nya sudah mati habis baterai.

Saat ini Nadhifa tengah berjalan menuju komplek perumahannya karna angkot yang ia tumpangi tidak melewati komplek perumahannya. Nadhifa juga akan berniat membeli nasi goreng yang ada di depan komplek perumahannya. Pekerjaan yang melelahkan, perjalanan dengan angkot dan mengharuskan dia berjalan kaki membuat perutnya juga kini kelaparan.

Saat tengah berjalan entah mengapa Nadhifa mengingat hari dimana terkahir Fariz mengganggunya, sejak saat itu hingga sampai saat ini Fariz sudah tidak lagi mengganggu dirinya. Mungkin Fariz sudah sadar dan merasa lelah karena sikap Nadhifa yang begitu tidak ramah padanya.

Sejak saat itu juga Nadhifa sering melihat Fariz memboncengi beberapa wanita yang berbeda.

Walaupun tidak mau terlalu memikirkannya tapi tetap saja, dia masih kepikiran apa yang dilakukan Fariz saat itu.

Nadhifa dikagetkan oleh suara klakson motor dari arah belakangnya. Seperti bisa membaca pikiran Nadhifa tadi, Ia kini melihat seorang Fariz lewat melewati dirinya tentu saja dengan motor gede kesanyangannya itu.

Tapi Fariz tidak sendirian lagi, ia sedang membonceng seorang wanita yang Nadhifa sendiri tidak mengenalnya dan lagi-lagi dengan wanita yang berbeda dari minggu lalu. Mereka berlalu begitu saja meninggalkan Nadhifa.

'Ngapain sih klakson segala, mau buktiin bawa cewek baru lagi apa gimana. Dikira gue peduli apa, dasar buaya.' Nadhifa bermonolog dengan dirinya sendiri.

Tidak terlalu mau memikirkan tingkah laku Fariz, Nadhifa terus melangkahkan kakinya hingga sampai di depan gerbang komplek perumahannya dan dengan segera menghampiri abang nasi goreng yang memang selalu mangkal disana.

Saat hendak memesan, Nadhifa baru menyadari bahwa disana juga sudah ada Fariz dan wanita yang tadi ia lihat.

Tidak mau memperdulikan, Nadhifa segera memesan nasi goreng untuk ayah, ibu dan dirinya "Bang, aku pesen 3 seperti biasa yah."

"Siap, yang 2 gak pedes terus yang 1 pedes banget kan neng?" Tanya si abang nasi goreng dan dijawab anggukan kepala oleh Nadhifa.

Selesai memesan, Nadhifa memutuskan untuk duduk di salah satu bangku kosong yang disediakan dan berpura-pura tidak melihat Fariz walaupun tahu saat dia datang pun mata mereka sudah bertemu.

"Jam segini baru pulang Nad? Pacar lu telat jemput lagi?" Tiba-tiba Fariz melemparkan pertanyaan yang membuat Nadhifa menatap kearahnya kesal.

"Engga tuh, dia gak bisa jemput jadi gue naik angkot aja."

"Kenapa? Lupa lagi dia?"

"Sok tau banget."

Fariz hanya mengaggukan kepalanya, dan kemudian bersuara lagi."oh ya Nad, kenalin nih cewek yang lagi deket sama gue. Cantik kan?" Katanya sambil merangkul wanita yang ada didekatnya.

Nadhifa menoleh ke arah Fariz dan berkata "Cantik. terus? Gue harus apa?"

"Gak ada, cuma mau bilang aja."

Percakapan antara Fariz dan Nadhifa membuat wanita yang ada disamping Fariz kebingungan. Perasaan wanita itu merasa tidak nyaman dan tidak tenang. Ada hubungan apa mereka? Kenapa tiba-tiba wanita itu merasa seperti digunakan Fariz hanya untuk membuat gadis yang bernama Nadhifa itu cemburu.

Ditambah saat Nadhifa meninggalkan tempat ini, Fariz segera melepaskan rangkulannya. Dan bertidak seperti biasa saja. Wanita manapun pasti akan langsung menyadari jika hanya dijadikan alasan untuk membuat wanita lain cemburu, apalagi dengan perlakuan terang-terangan yang dilakukan oleh Fariz.

One LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang