7. Ayo, jadi kekasihku!

27 4 0
                                    

Hari yang masih cukup pagi, hawa dingin yang masih menyelimuti pun masih terasa. Namun hal tersebut tidak membuat seorang laki-laki menjadi ragu untuk berangkat ke sekolahnya. Lebih tepatnya ia ingin menenangkan dirinya dari pikiran-pikiran yang membuatnya bahkan sulit untuk memejamkan matanya untuk tidur.

Ia tidak tahu apakah berangkat lebih awal dari biasanya adalah pilihan yang tepat. Karena ia tahu bahwa orang yang membuatnya kepikiran tersebut biasanya datang sangat pagi dan biasanya ialah orang pertama yang ada di kelas. Namun baginya berdiam diri di rumah juga tidak memberinya solusi untuk menghilangkan pikiran-pikiran tentang orang tersebut.

Terlalu hanyut dalam pikirannya sendiri, tanpa terasa kaki laki-laki itu telah sampai di depan kelasnya. Ia menghela nafas sebentar lalu memberanikan diri untuk membuka pintu kelas tersebut.

Benar saja, gadis itu ternyata sudah sampai di kelas.

"Selamat pagi, Itachi!" sapa gadis berambut coklat dengan ramah dan senyum lebar di wajahnya.

Itachi terdiam sejenak melihat gadis tersebut. Padahal ia pergi lebih awal untuk menenangkan dirinya, tapi nyatanya malah bertemu gadis itu. Sepertinya ia memang harus menghadapinya.

"Pagi, Izumi" balas Itachi, sambil tersenyum tipis pada gadis itu. Lalu ia melangkah masuk dan mendudukkan diri di samping gadis itu.

Ya, ia dan Izumi adalah teman sebangku. Dan  juga sudah berteman dari kecil. Tapi Itachi sudah tidak bisa lagi melihat gadis itu hanya sebatas teman atau sahabat. Ia melihatnya sebagai perempuan, dan ia menaruh hati pada gadis itu. Karena perasaan inilah yang membuatnya kepikiran bahkan sampai sulit untuk memejamkan mata. Apalagi akhir-akhir ini ia melihat Izumi dekat dengan laki-laki lain.

Tidak ingin terlalu hanyut dengan pikirannya tentang Izumi dan kakak kelas itu. Itachi pun menyiapkan perkakas untuk belajar nanti. Tapi panggilan Izumi membuatnya menghentikan kegiatannya dan ia pun menengok ke arah gadis itu.

"Itachi, aku ingin bertanya padamu boleh?" ucap Izumi dengan lembut namun juga terkesan menggemaskan.

"Tentu"

"Walaupun itu tidak terlalu penting. Apa kau mau menjawab pertanyaanku?" tanya Izumi lagi memastikan.

"Tanyakan saja, Izumi"

Izumi menatap Itachi dengan lekat, ia terdiam sejenak dengan ekspresi tegang di wajahnya entah apa yang akan ia tanyakan pada Itachi.

"Izumi terllihat gugup. Biasanya kalau ia begitu ada hal yang serius"

Menghela nafas sejenak lalu ia memberanikan diri untuk menyampaikan rasa penasarannya terhadap pendapat Itachi.

"Itachi, menurutmu apakah wajar jika seorang teman memiliki perasaan romantis pada temannya?"

Itachi sedikit terkejut mendengar pertanyaan Izumi namun ia berusaha untuk tetap terlihat tenang di hadapan gadis itu.

"Wajar saja, jika perasaan romantis terhadap orang asing saja bisa terjadi, harusnya jika dengan orang yang sudah kenal itu semakin mungkin"

"Begitu, ya. Lalu bagaimana jika perasaan romantis itu dimiliki seorang sahabat?

"Siapa yang Izumi maksud sebenarnya? Apa Izumi sudah sedekat itu dengan kakak kelas itu?" batin Itachi dengan perasaan yang mulai campur aduk.

"Apa menurutmu itu juga wajar, Itachi?

"Seperti yang kubilang sebelumnya Izumi. Menurutku semakin dekat seseorang maka semakin besar kemungkinan untuk menaruh perasaan seperti itu" jawab Itachi sambil menatap Izumi, namun ada tatapan yang sulit diartikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang