Part. 31 {Keinginan Terkabulkan}

1 0 0
                                    

✥══━━━━━━✥◈✥━━━━━━══✥

Beberapa bulan telah berlalu, Sariel sudah seperti orang yang pasrah pada hidupnya.

"Kak, ayo makan." Ucap Haniel.

"Haniel, kau tahu kan kita malaikat, tanpa makan pun kita tetap hidup, kita abadi." Ucap Sariel.

"Iya aku tahu, tapi kita makan untuk stamina kita, supaya kita tidak pucat, coba kakak lihat Halo kakak, itu makin memudar." Ucap Haniel sambil menunjuk lingkaran yang ada diatas Sariel.

Sariel pun langsung menoleh ke atas dan memang Halo nya memudar dengan seiring waktu, tapi Sariel bertindak tidak peduli seolah itu bukan masalah besar.

"Memang kenapa?? Baguslah kalau menghilang, tidak ada gunanya juga." Ucap Sariel.

"Kak, itu adalah tanda kita sebagai seorang malaikat, kalau Halo itu hilang-" Ucapan Haniel terputus.

"Iya dan bla bla bla, aku akan diusir dari surga, memang kenapa?? Aku ingin seperti itu, apakah kau tidak sadar Haniel, karena kebencian 'Sang Ayah', 'Sang Ayah' berani membuang Minerva dan membuatku seperti ini." Ucap Sariel.

"Tapi kak, itu juga salahnya Minerva karena telah mencintai seorang iblis." Ucap Haniel.

"ITU KARENA DIA KEKURANGAN CINTA, 'SANG AYAH' TIDAK PERNAH MENEMPATKAN MINERVA DIHATINYA, SEBALIKNYA PUN MINERVA TIDAK BISA MENEMPATKAN DIRINYA DIHATI 'SANG AYAH'!!!" Ucap Sariel dengan nada tinggi.

"Kak~" Ucap Haniel yang hampir menangis.

Melihat adik nya hampir menangis, Sariel pun sadar dengan perbuatannya, dia pun langsung mendekati Haniel dan memeluknya.

"Sssh-sssh sudah maafkan aku Haniel, aku tidak bermaksud untuk berteriak didepan mu, maaf iya." Ucap Sariel yang menenangkan Haniel.

"Hiks, aku tau perasaannya kakak, aku juga hancur, hiks kehilangan Minerva mengubah segalanya dari kita hiks." Ucap Haniel.

"Huh, sudahlah, tidak apa-apa, maafin kakak." Ucap Sariel.

"Tapi jika kakak memang pergi untuk menemui Minerva, aku akan menyetujuinya, aku tidak akan beritahu siapa-siapa." Ucap Haniel.

"Makasih Haniel, tapi dengan cara jatuh ke neraka itu tidak akan berhasil, karena 'Sang Ayah' tidak akan membiarkan kakak." Ucap Sariel.

"Jadi... Gimana sekarang??" Tanya Haniel.

"Kakak tidak tahu, seandainya Minerva tinggal di dunia manusia, kakak bisa kesana." Ucap Sariel.

"Hmm, untuk sekarang pekerjaan kakak mengawasi dunia manusia kan?? Jadi kakak bisa mencari Minerva jika ada di dunia manusia." Ucap Haniel.

"Wah ide bagus itu, jika kakak bertemu dengan Minerva, kakak akan langsung tinggal di dunia manusia, apakah kamu akan baik-baik saja disini sendirian??" Tanya Sariel.

"Aku akan baik-baik saja, asalkan aku tahu cara untuk pergi ke dunia manusia." Ucap Haniel.

"Hmm, mintalah bantuan kepada Tuan Uriel, dia pasti mau membantu karena merasa bersalah." Ucap Sariel.

"Iya." Ucap Helios.

Tidak lama kemudian ada yang mengetuk rumah Sariel.

*Tok, tok, tok*

"Siapa itu??" Tanya Sariel.

"Ini saya Tuan Sariel, Zacharael." Ucap Zacharael.

"Baiklah tunggu sebentar." Ucap Sariel.

Sariel pun pergi untuk membukakan pintu untuk Zacharael.

"Ada apa Tuan Zacharael??" Tanya Sariel.

"Saya disuruh oleh 'Sang Ayah' untuk menjemput ada, karena rapat akan segera dimulai." Ucap Zacharael.

"Huh, baiklah ayo kita pergi." Ucap Sariel.

"Haniel kakak pergi dulu, selesai rapat kakak akan kembali dan makan." Ucap Sariel.

"Baik kak." Ucap Haniel.

Seketika itu mereka terbang pergi menuju ke ruang pertemuan, sesampainya di ruang pertemuan, sudah banyak orang menunggu.

"Akhirnya Tuan Sariel datang." Ucap 'Sang Ayah'.

"Iya 'Ayah' maaf atas keterlambatan saya, sampai membuat kalian semua menunggu." Ucap Sariel.

"Baiklah, tapi sebelum itu, anda minum dulu Tuan Sariel." Ucap 'Sang Ayah'.

"Mengapa??" Tanya Sariel.

"Halo anda terlihat pudar." Ucap 'Sang Ayah'.

Dia pun langsung pergi minum dan sedikit makan buah untuk membuat halo nya kembali terang.

"Sudah 'Ayah'." Ucap Sariel.

"Iya sudah silahkan duduk di tempat anda, dan sekarang rapat akan segera dimulai." Ucap 'Sang Ayah'.

Sariel pun langsung duduk ditempatnya, rapat pun dimulai dan mendengarkan secara apa yang dikatakan 'Sang Ayah' dalam rapat tersebut.

|Beberapa jam kemudian|

Rapat pun selesai dan Raguel pun membagikan tugas kepada beberapa malaikat.

"Tuan Uriel, Tuan Cassiel, dan Tuan Michael giliran kalian yang bekerja di dunia manusia." Ucap Raguel.

"Baik." Ucap mereka bersamaan.

"Untuk Tuan Sariel, masih sama tidak akan ada tugas di Dunia Manusia, tugas anda bersama Tuan Zacharael, mengawasi manusia." Ucap Raguel.

"Baik saya mengerti Tuan Raguel." Ucap Sariel.

Mereka semua pun bubar untuk mengerjakan tugas mereka masing-masing, sedangkan Sariel dan Zacharael pergi ke markas untuk mengawasi.

Sesampainya disana mereka pun mulai bekerja, Zacharael mengawas ditempat lain, Sariel pun juga.

"Tuan Sariel, saya pergi mengawas dari tempat lain." Ucap Zacharael.

"Iya-iya hati." Ucap Sariel.

Sariel pun fokus mengawasi sampai dimana dia terpaku oleh seorang gadis.

"Tunggu sebentar, gadis itu mirip Minerva, tidak-tidak, coba lihat lebih teliti dulu Sariel jangan langsung menyimpulkan." Batin Sariel.

Dia pun mulai melihat gadis tersebut dengan teliti dan benar itu adalah Minerva, karena dari anting yang Minerva pakaian.

"I-itu satu-satunya anting dari Ibu sebelum dia mati, hah benar itu Minerva." Batin Sariel yang hampir menangis.

"Aku harus pergi ke dunia manusia sekarang." Batin Sariel.

Dia pun melihat sekitar dan Zacharael sepertinya mengawasi dari tempat yang sangat jauh, dia pun langsung pergi ke gerbang menuju dunia manusia.

|Gerbang Dunia Manusia|

Dia pun sudah berada disana, saat itu dia melihat pintu gerbang terbuka karena Uriel, Cassiel dan Michael di tugaskan ke dunia manusia.

"Huh, aku harus cepat sebelum mereka turun, aku duluan yang harus turun." Ucap Sariel.

Dengan cepat pun Sariel langsung melewati gerbang tersebut, mereka pun tidak menyadari bahwa Sariel keluar terlebih dahulu.

✥══━━━━━━✥◈✥━━━━━━══✥
Part 31 The End

The Agony of the Angel MinervaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang